Mazmur 118 tentang "Kedatangan Sang Batu Penjuru Manusia" Seri Mazmur by Febrian
22 April 2025
_ai_generated: holy week photo created by freepik - www.freepik.com
Mazmur 118 tentang "Kedatangan Sang Batu Penjuru Manusia" Seri Mazmur
Kalimat "Yes, his loyal love endures!" berasal dari gaya bahasa pujian dalam Alkitab, khususnya dalam banyak ayat di Mazmur seperti Mazmur 136, yang sering kali menggunakan frasa seperti:
"For His steadfast love endures forever" (ESV)
"Sebab kasih setia-Nya untuk selama-lamanya!" (LAI TB)
Mari kita bahas arti kata-kata dari bahasa aslinya (Ibrani):
1. "His loyal love"
Dalam bahasa Ibrani: חַסְדּוֹ (chasdô)
- Akar kata: חֶסֶד (chesed)
- Arti: kasih setia, kasih yang tidak bersyarat, belas kasihan yang setia, atau covenant love (kasih berdasarkan perjanjian).
- Ini bukan hanya kasih emosional, tapi tindakan kasih yang berakar dalam kesetiaan Allah kepada perjanjian-Nya.
Dalam Ibrani: עוֹלָם (olam) dalam frasa seperti "לְעוֹלָם" (le'olam)
- Artinya: untuk selama-lamanya, kekal, atau tak terbatas waktu.
Jadi, dalam Mazmur 136 dan ayat-ayat sejenis, frasa lengkapnya biasanya:
כִּי לְעוֹלָם חַסְדּוֹ
Ki le'olam chasdô
"Sebab untuk selama-lamanya kasih setia-Nya"
Secara keseluruhan, bisa dimaknai dari teks Ibrani asli sebagai:
"Kasih perjanjian-Nya kekal selama-lamanya!"
Kalimat ini menyatakan pujian dan pengakuan akan kesetiaan Tuhan yang tidak berubah dari zaman ke zaman, berakar pada janji dan perjanjian-Nya dengan umat-Nya.
Mazmur 118:5-28
Mazmur 118:22 mengatakan, "Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru." Ayat ini merupakan salah satu nubuatan paling penting dalam Perjanjian Lama yang digenapi dalam pribadi Yesus Kristus dalam Perjanjian Baru. Dalam Matius 21:42, Yesus sendiri mengutip ayat ini ketika Ia berbicara kepada para imam kepala dan orang Farisi, menunjukkan bahwa diri-Nya adalah batu yang mereka tolak, namun oleh Allah dijadikan batu penjuru. Dalam Kisah Para Rasul 4:11, Petrus menegaskan kepada para pemimpin agama bahwa Yesus adalah batu itu, yang mereka buang, tetapi telah dijadikan dasar keselamatan. Dalam 1 Petrus 2:7, rasul Petrus kembali menekankan bahwa bagi orang percaya, Yesus adalah batu yang sangat berharga, namun bagi mereka yang tidak percaya, Ia tetap adalah batu penjuru yang telah mereka tolak.
Secara historis, batu penjuru adalah elemen utama dalam struktur bangunan kuno, diletakkan pertama kali untuk menentukan arah dan menopang seluruh bangunan. Dalam makna rohani, Yesus adalah dasar yang kokoh dan tak tergantikan bagi kehidupan iman orang percaya. Penolakan terhadap-Nya tidak mengubah rencana Allah—justru melalui penolakan itu, penggenapan keselamatan terjadi. Ayat ini mengajarkan bahwa apa yang dianggap tidak berarti oleh manusia bisa menjadi pusat dari rencana Allah. Kita diajak untuk membangun hidup di atas Kristus, batu penjuru sejati yang ditetapkan oleh Allah sendiri.
Dalam Mazmur di atas, pemazmur bersaksi bahwa dalam kesesakan ia berseru kepada TUHAN, dan Tuhan menjawab dengan memberi kelegaan. Di tengah tekanan dan ancaman, pemazmur mengalami pertolongan ilahi yang nyata.
"TUHAN di pihakku. Aku tidak akan takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?"
(Mazmur 118:6)
Renungan ini mengajak kita untuk percaya penuh kepada Tuhan, bukan kepada kekuatan manusia atau penguasa dunia. Tuhan sanggup menyelamatkan, bahkan ketika kita merasa dikepung dari segala sisi.
Bahkan, batu yang dibuang oleh tukang bangunan pun bisa menjadi batu penjuru—sebuah pernyataan profetik tentang Yesus Kristus, yang ditolak namun menjadi dasar keselamatan bagi umat manusia.
"Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!"
Mazmur 118:24
Amin.
Komentar
Posting Komentar