Mazmur 88, tentang "Doa dalam bayang-bayang maut" Seri Mazmur by Febrian
08 Maret 2025
Mazmur 88, tentang "Doa dalam bayang-bayang maut" Seri Mazmur
Mazmur 88 <-- Klik di sini untuk membaca keseluruhan pasal
Mazmur 88
Pemazmur menuliskan Mazmur ini dalam keadaan yang sangat mengenaskan, atau bisa juga ia melihat penderitaan raja Daud dan menuliskan biografi kesedihannya menjadi Mazmur.
Mungkin saat ini di antara para pembaca ada yang sedang merasakan kondisi seperti ini. Merasakan kepedihan dan penderitaan hidup yang menguasai sedemikian rupa, hingga merasa seperti jalan keluar satu-satunya dari masalah, adalah kematian.
Akan tetapi, sama seperti Pemazmur yang menuliskan lagu pengajaran tersebut di atas, bahwa berada di dalam penderitaan yang paling tinggi dalam kehidupan kita, jangan sampai membuat kita kehilangan iman dan percaya kita kepada Tuhan.
Mazmur 88:11
Tetapi aku ini, ya TUHAN, aku berseru kepada-Mu, pada waktu pagi doaku datang ke hadapan-Mu.
Kesedihan dan ketakutan boleh saja menguasai kita, tetapi jangan sampai membuat kita lari dari pada Tuhan, melainkan justru berlari kepada Tuhan. Mari kita belajar dari seorang raja Yehuda yang mengalami ketakutan, namun ditolong Allah karena imannya kepada Allah.
Yosafat, raja Yehuda, merasa takut karena ancaman besar dari koalisi musuh, yaitu bani Moab, bani Amon, dan orang-orang Meunim yang datang untuk menyerangnya. Mereka adalah pasukan besar yang bersatu melawan Yehuda, dan secara manusiawi, Yosafat serta rakyatnya tidak memiliki kekuatan untuk melawan mereka.
Yosafat menjadi takut, lalu mengambil keputusan untuk mencari TUHAN. Ia menyerukan kepada seluruh Yehuda supaya berpuasa.
Bagaimana Tuhan Menolong Yosafat?
Yosafat merespons ketakutannya dengan mencari Tuhan. Ia mengumpulkan seluruh Yehuda untuk berpuasa dan berdoa, menyerahkan seluruh masalah ini ke dalam tangan Tuhan (2 Tawarikh 20:3-4).
Dalam doa Yosafat, ia mengakui ketidakmampuannya dan berseru kepada Tuhan agar menolong mereka (2 Tawarikh 20:12). Kemudian, Tuhan berbicara melalui nabi Yahaziel, menyatakan bahwa pertempuran ini bukan milik Yosafat, tetapi milik Tuhan (2 Tawarikh 20:15). Tuhan memberi perintah agar mereka tidak takut, hanya berdiri teguh, dan melihat keselamatan dari Tuhan (2 Tawarikh 20:17).
Ketika pasukan Yehuda menaikkan puji-pujian, Tuhan mengacaukan pasukan musuh hingga mereka saling menyerang dan akhirnya binasa tanpa Yehuda harus mengangkat senjata (2 Tawarikh 20:22-24).
2 Tawarikh 20:22 –
"Ketika mereka mulai bersorak-sorai dan menyanyikan nyanyian pujian, dibuatlah TUHAN penghadangan terhadap bani Amon dan Moab serta orang-orang dari pegunungan Seir, yang hendak menyerang Yehuda, sehingga mereka terpukul kalah."
Kesimpulan:
Yosafat mengajarkan bahwa ketika kita menghadapi masalah besar yang menakutkan, kita harus mencari Tuhan lebih lagi, berdoa, dan percaya bahwa Dia akan berperang bagi kita. Kemenangan Yosafat terjadi bukan karena kekuatannya sendiri, tetapi karena ketaatannya untuk berserah kepada Tuhan dan percaya kepada firman-Nya.
Komentar
Posting Komentar