Raja Salomo: Hikmat, Kemuliaan, dan Kejatuhan by Febrian

01 Februari 2025



Raja Salomo: Hikmat, Kemuliaan, dan Kejatuhan

1. Latar Belakang dan Janji Daud kepada Batsyeba

Salomo adalah anak dari Raja Daud dan Batsyeba. Kisahnya bermula dari hubungan Daud dan Batsyeba yang berawal dalam dosa (2 Samuel 11). Setelah anak pertama mereka meninggal sebagai hukuman dari Tuhan (2 Samuel 12:14-18), Batsyeba kemudian melahirkan seorang anak yang diberi nama Salomo, yang berarti “damai” (2 Samuel 12:24-25). Tuhan mengasihi anak ini dan melalui nabi Natan, Salomo juga diberi nama "Yedija," yang berarti "dikasihi oleh Tuhan."

Ketika Daud bertambah tua, terjadi perebutan takhta di antara anak-anaknya. Adonia, anak Daud dari Hagit, mencoba merebut takhta meskipun Daud belum menentukannya (1 Raja-raja 1:5-10). Namun, Daud telah bersumpah kepada Batsyeba bahwa Salomo yang akan menjadi raja (1 Raja-raja 1:13). Atas campur tangan nabi Natan dan Batsyeba, Daud menegaskan bahwa Salomo akan menggantikannya sebagai raja Israel (1 Raja-raja 1:28-30).

2. Salomo Menjadi Raja

Salomo diurapi sebagai raja saat Daud masih hidup. Upacara ini dilakukan dengan pengurapan oleh Imam Zadok dan nabi Natan di Gihon (1 Raja-raja 1:38-40). Adonia yang sebelumnya mencoba merebut takhta akhirnya tunduk kepada Salomo (1 Raja-raja 1:50-53).

3. Hikmat yang Diberikan oleh Tuhan

Setelah Daud wafat, Salomo meminta hikmat kepada Tuhan dalam suatu perjumpaan di Gibeon. Dalam mimpi, Tuhan menawarkannya apapun yang diinginkannya, dan Salomo memilih hikmat untuk memimpin umat Israel dengan adil (1 Raja-raja 3:5-9). Tuhan berkenan atas permintaannya dan memberinya hikmat yang tiada bandingnya, serta kekayaan dan kehormatan (1 Raja-raja 3:10-14).

Salah satu contoh hikmat Salomo yang terkenal adalah kisah dua perempuan yang memperjuangkan seorang bayi (1 Raja-raja 3:16-28). Salomo dengan kebijaksanaannya memutuskan untuk "membelah" bayi itu, sehingga ibu yang sesungguhnya terungkap.

4. Kejayaan Salomo

Salomo memerintah selama 40 tahun (1 Raja-raja 11:42). Pada masa pemerintahannya, Israel mencapai puncak kejayaannya dalam kekayaan, perdamaian, dan pembangunan. Salomo membangun Bait Suci yang megah di Yerusalem, yang menjadi pusat ibadah bagi bangsa Israel (1 Raja-raja 6). Ia juga mendirikan banyak proyek besar, termasuk istananya sendiri yang megah (1 Raja-raja 7).

5. Kejatuhan dalam Dosa Penyembahan Berhala

Meski Salomo memiliki hikmat luar biasa, ia jatuh dalam dosa karena cinta yang berlebihan kepada perempuan-perempuan asing. Ia memiliki 700 istri dan 300 gundik, kebanyakan dari mereka berasal dari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah (1 Raja-raja 11:1-3). Istri-istri ini membelokkan hatinya sehingga ia menyembah dewa-dewa asing seperti Asytoret, Kamos, dan Milkom (1 Raja-raja 11:4-8).

Tuhan murka kepada Salomo dan bernubuat bahwa kerajaan akan terpecah setelah kematiannya, kecuali satu suku yang tetap diberikan kepada keturunan Daud demi perjanjian-Nya dengan Daud (1 Raja-raja 11:9-13).

6. Akhir Hidup Salomo

Alkitab tidak memberikan banyak detail mengenai pertobatan Salomo di akhir hidupnya, tetapi kitab Pengkhotbah diyakini ditulis olehnya sebagai refleksi dari hidupnya yang telah menjauh dari Tuhan. Dalam kitab ini, ia menyimpulkan bahwa segala sesuatu di dunia adalah kesia-siaan jika tanpa takut akan Tuhan (Pengkhotbah 12:13-14).

Kesimpulan dan Pelajaran Teologis

Kehidupan Salomo memberikan kita banyak pelajaran berharga:

  • Hikmat adalah anugerah Tuhan, tetapi harus disertai dengan ketaatan. Salomo memiliki hikmat, tetapi tetap jatuh dalam dosa karena tidak menjaga hatinya.
  • Keberhasilan dan kekayaan bukan jaminan kesetiaan kepada Tuhan. Salomo memiliki segalanya, tetapi akhirnya berpaling dari Tuhan.
  • Pernikahan dengan pasangan yang tidak seiman dapat membawa kehancuran rohani. Istri-istri Salomo membuatnya berkompromi dalam imannya.
  • Akhir hidup seseorang lebih penting dari awalnya. Salomo memulai dengan baik, tetapi mengakhiri dengan kehancuran spiritual.

"Takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang."

Pengkhotbah 12:13 

Amin.

Komentar

Postingan Populer