Mazmur 76 "Allah yang mengubah" Seri Mazmur by Febrian

22 Februari 2025

Image by Alexander Roy from Pixabay

Mazmur 76 "Allah yang mengubah" Seri Mazmur

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai Allah Yang Maha Kuasa, sebagai Hakim dari segala bangsa di dunia. 

Mazmur 76

Allah, Hakim segala bangsa

76:1 Untuk pemimpin biduan. 
Dengan permainan kecapi. 
Mazmur Asaf. 
Nyanyian. 

Allah terkenal di Yehuda, nama-Nya masyhur di Israel! 
Di Salem sudah ada pondok-Nya, dan kediaman-Nya di Sion! 
Di sanalah dipatahkan-Nya panah yang berkilat, perisai dan pedang dan alat perang. 

TUHAN, Allah Yang Maha Kuasa masyhur di Yehuda dan Israel. Allah mengalahkan seluruh musuh Israel. 

Sela 

Cemerlang Engkau, lebih mulia dari pada pegunungan yang ada sejak purba. 
Orang-orang yang berani telah dijarah, mereka terlelap dalam tidurnya, 
dan semua orang yang gagah perkasa kehilangan kekuatannya. 
Oleh sebab hardik-Mu, ya Allah Yakub, 
tertidur lelap baik pengendara maupun kuda. 
Dahsyat Engkau! 
Siapakah yang tahan berdiri di hadapan-Mu pada saat Engkau murka? 

Dari langit Engkau memperdengarkan keputusan-Mu; bumi takut dan tertegun, 
pada waktu Allah bangkit untuk memberi penghukuman, 
untuk menyelamatkan semua yang tertindas di bumi. 

Sela 

TUHAN, Allah Maha Kuasa terhadap seluruh umat manusia. Tidak ada orang yang gagah perkasa sekalipun bisa tahan berdiri di hadapan--Nya. 

Allah adalah Hakim Yang Agung, yang memberikan keputusan-Nya sehingga seluruh bumi takut dan tertegun. Pada waktu Allah bangkit menghukum seluruh manusia yang jahat yang menindas orang lemah di seluruh bumi.

Sesungguhnya panas hati manusia akan menjadi syukur bagi-Mu, 
dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan
Bernazarlah dan bayarlah nazarmu itu kepada TUHAN, Allahmu! 
Biarlah semua orang yang di sekeliling-Nya 
menyampaikan persembahan kepada Dia yang ditakuti, 
Dia yang mematahkan semangat para pemimpin, 
Dia yang dahsyat bagi raja-raja di bumi.

Istilah panas hati dalam bahasa aslinya bisa memiliki beberapa arti; di satu sisi dapat menunjukkan kemarahan atau emosi, akibat kedurhakaan dan penindasan, namun di sisi lain juga bisa berarti semangat atau gairah. 

Menurut Para ahli, konteks dari ayat ini, panas hati yang awalnya merupakan respons negatif yang misalnya adalah kemarahan orang fasik atau mereka yang menindas umat Allah, dan telah diubah oleh tindakan penyelamatan Allah, menjadi suatu bentuk syukur. Dengan demikian, apa yang awalnya merupakan ungkapan perlawanan atau pemberontakan akhirnya diubah menjadi pengakuan atas keagungan dan keadilan Tuhan. Perubahan emosi tersebut menunjukkan bahwa tidak ada emosi manusia yang sepenuhnya sia-sia di mata Allah. Bahkan, kemarahan bisa diubah Allah menjadi ungkapan syukur. 

Jadi ketika Tuhan turun tangan dengan penuh kuasa untuk menyelamatkan umat-Nya, bukan hanya keselamatan yang terjadi, tetapi Damai Sejahtera-Nya juga terjadi di hati orang. Hal ini menekankan bahwa keadilan Allah tidak hanya menghukum, tetapi juga merubah hati yang keras menjadi lembut dan penuh syukur. Inilah yang berbeda dari cara kerja Allah dengan kuasa kegelapan.

Bagian kedua dari ayat di atas, adalah "dan sisa panas hati itu akan Kauperikatpinggangkan", menggunakan perumpamaan yang kuat. Pada zaman Mazmur ditulis, pengikatan di sekitar pinggang merupakan tanda kesiapan, kehormatan, dan kedekatan. Dalam konteks ini, gambaran tersebut melambangkan bahwa mereka yang tersisa, yaitu umat yang telah diselamatkan Allah akan dipersatukan secara erat dengan Tuhan. Mereka seolah-olah "diikat" sebagai tanda pengesahan, menunjukkan bahwa hubungan mereka dengan Allah telah diperbaharui dan diperkuat secara kekal.

Ayat tentang "diperikatpinggangkan" ini juga mengisyaratkan, bahwa setelah melalui proses pertobatan dan penyelamatan, umat Allah akan selalu berada dalam hadirat-Nya. Seperti ikat pinggang yang melekat erat, mereka akan senantiasa diingatkan akan kebenaran, keadilan, dan rahmat Allah. Ini mengingatkan kita pada maksud lain dalam Alkitab yang menandakan kedekatan istimewa antara Allah dan umat-Nya.

Pembahasan ayat ini menegaskan bahwa tidak ada aspek kehidupan manusia—termasuk emosi dan semangat yang menyala-nyala—yang berada di luar kuasa Allah. Tuhan mampu mengambil segala "panas hati" yang timbul dari kejatuhan dan kesalahan manusia, lalu mengubahnya menjadi bentuk syukur dan penghormatan kepada-Nya. Ini menunjukkan bahwa dalam penyelamatan dan penghakiman Allah, bertujuan untuk mendekatkan kembali bangsa dan umat kesayangannya, kembali pada-Nya.

Ayat ini mengajak kita untuk senantiasa menyerahkan segala semangat, termasuk kemarahan atau kekecewaan, kepada Allah. Di tengah pergumulan hidup dan ketidakadilan yang mungkin kita saksikan, kita diundang untuk percaya bahwa Allah dapat mengubah setiap emosi yang tidak terarah menjadi pernyataan syukur yang tulus. Ini juga merupakan panggilan untuk menjaga hati agar tetap lembut dan siap menerima firman-Nya, sebagaimana gambaran pengikatan yang menandakan kedekatan yang kekal dengan Allah.

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! 

Yakobus 4:8

Amin

Komentar

Postingan Populer