Mazmur 61 Tentang "Nazar kepada Allah" Seri Mazmur by Febrian

07 Februari 2025

Sumber gambar: Freepik.com

Mazmur 61 Tentang "Nazar kepada Allah" Seri Mazmur 

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Kristus Yesus. Dalam Kesempatan ini kita akan merenungkan bersama mengenai ungkapan doa raja Daud yang menginginkan hidupnya bersih, dengan disertai Nazar dan ikrar untuk membayar Nazarnya setiap hari.
Semoga renungan singkat ini bisa menjadi renungan buat kita bersama. Kiranya Tuhan Yesus memberikan hikmat dan pengertian-Nya bagi kita semua. 
Tuhan Yesus memberkati.

Mazmur 61:1-8

Doa untuk raja

61:1 Untuk pemimpin biduan. Dengan permainan kecapi. Dari Daud. 

Dengarkanlah kiranya seruanku, ya Allah, perhatikanlah doaku! 
Dari ujung bumi aku berseru kepada-Mu, karena hatiku lemah lesu; 
tuntunlah aku ke gunung batu yang terlalu tinggi bagiku. 

Sungguh Engkau telah menjadi tempat perlindunganku, 
menara yang kuat terhadap musuh. 
Biarlah aku menumpang di dalam kemah-Mu untuk selama-lamanya, 
biarlah aku berlindung dalam naungan sayap-Mu! 

Sela 

Sungguh, Engkau, ya Allah, telah mendengarkan nazarku, 
telah memenuhi permintaan orang-orang yang takut akan nama-Mu. 
Tambahilah umur raja, tahun-tahun hidupnya kiranya sampai turun-temurun;
kiranya ia bersemayam di hadapan Allah selama-lamanya, 
titahkanlah kasih setia dan kebenaran menjaga dia. 
Maka aku hendak memazmurkan nama-Mu untuk selamanya, 
sedang aku membayar nazarku hari demi hari. 

Dari Mazmur di atas, dapat kita lihat betapa raja Daud memanjatkan doanya kepada TUHAN, Allahnya dalam dengan perasaan yang lemah lesu karena dikejar-kejar musuhnya. Namun dalam keadaannya yang demikian, raja Daud tetap percaya bahwa Allah lah satu-satunya tempat perlindungan dan menara yang kuat terhadap musuhnya. Ia menyadari bahwa hanya dalam naungan sayap Allah saja lah ia dapat berlindung.

Raja Daud mengajar kita untuk menyadari bahwa hidup benar itu harus dilakukan dengan bersungguh-sungguh dan menggambarkannya dalam bentuk bernazar. 
Kata "nazar" yang disebutkan dalam Mazmur 61:9 ("Maka aku hendak memuji nama-Mu selama-lamanya, hendak membayar nazarku hari demi hari.") memiliki makna mendalam dalam konteks Alkitab.

1. Arti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

Menurut KBBI, kata nazar berarti:

Janji (kaul) yang diucapkan kepada Tuhan dan harus ditepati jika permohonannya dikabulkan.

Ikrar untuk melakukan sesuatu sebagai bentuk kesungguhan atau rasa syukur.

2. Arti dalam Konteks Alkitab dan Teologia

Dalam bahasa Ibrani, kata yang diterjemahkan sebagai nazar berasal dari akar kata neder (נֶדֶר), yang berarti suatu janji atau kaul yang diikrarkan kepada Tuhan. Nazar dalam Alkitab adalah komitmen yang serius, sering kali melibatkan pengorbanan atau tindakan khusus sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan.

Dalam Perjanjian Lama, nazar adalah bagian dari kehidupan rohani bangsa Israel. Seseorang dapat bernazar kepada Tuhan dengan berbagai bentuk, seperti menguduskan diri (Bilangan 6:1-21 tentang nazar Nazir), memberikan korban syukur, atau melakukan perbuatan tertentu sebagai tanda komitmen kepada Tuhan.

Mazmur 61:9 mencerminkan sikap hati raja Daud yang ingin setia membayar nazarnya sebagai tanda kesetiaan dan syukur atas perlindungan Tuhan. Ini menunjukkan bahwa nazar bukan hanya janji kosong, tetapi komitmen nyata yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam perspektif Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menekankan bahwa lebih baik seseorang tidak bernazar jika tidak mampu menepatinya (Matius 5:33-37), karena nazar bukan sekadar janji biasa, melainkan komitmen di hadapan Tuhan yang suci.

Nazar adalah janji atau komitmen yang diikrarkan kepada Tuhan, yang harus ditepati sebagai ungkapan syukur dan kesetiaan kepada-Nya. Raja Daud menunjukkan bahwa iman yang sejati bukan hanya dalam doa dan pengakuan, tetapi juga dalam tindakan nyata memenuhi janji kepada Tuhan.

"Apabila engkau bernazar kepada Allah, janganlah menunda untuk menepatinya, karena Ia tidak berkenan kepada orang-orang bodoh. Bayarlah apa yang kau nazarkan. Lebih baik engkau tidak bernazar dari pada bernazar tetapi tidak menepatinya."

Pengkhotbah 5:4-5 

Amin.

Komentar

Postingan Populer