Mazmur 51 Tentang "Pemulihan melalui pertobatan sejati" Seri Mazmur by Febrian
26 Januari 2025
Mazmur 51 Tentang "Pemulihan melalui pertobatan sejati" Seri Mazmur
Mazmur 51
Pengakuan dosa
Untuk pemimpin biduan.
Mazmur dari Daud, ketika nabi Natan datang kepadanya setelah ia menghampiri Batsyeba.
Mari kita baca kejadian sesungguhnya terkait Mazmur di atas:
2 Samuel 11:1-12:25 <-- Klik di sini untuk membaca ayat
Dari ayat ayat bacaan tersebut, dapat kita pelajari tentang kejatuhan raja Daud dalam dosa. Kejadian itu dimulai saat ia mulai tidak lagi mau memimpin pasukannya dalam peperangan, sebagaimana yang dilakukan sebelumnya. Waktu itu Daud malahan tinggal saja dalam Istananya di Yerusalem dan tidak melakukan apa-apa yang berarti.
Raja Daud mulai menjadi lembek, dan ternyata akibat sikapnya tersebut, secara rohani dan moralnya menjadi lemah pula. Hidupnya yang serba nyaman dan hidup dalam kemewahan sebagai raja, membuatnya mulai menuruti keinginan hatinya sendiri. Ia mulai lupa akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
Inilah saatnya raja Daud berhenti menjadi orang yang berkenan di hati Allah, dan menjadi serupa seperti Saul yang kuasanya diambil kembali oleh Allah. Ia lupa mengapa Allah memilihnya menjadi raja menggantikan Saul. Berikut adalah Firman TUHAN, Allah kepada Saul melalui nabi Samuel:
1 Samuel 13:14
Tetapi sekarang kerajaanmu tidak akan tetap. TUHAN telah memilih seorang yang berkenan di hati-Nya dan TUHAN telah menunjuk dia menjadi raja atas umat-Nya, karena engkau tidak mengikuti apa yang diperintahkan TUHAN kepadamu."
Kejatuhan Daud ini adalah sama seperti yang difirmankan Tuhan, tentang seseorang yang lepas dari dari kasih karunia:
Galatia 5:4
Kamu lepas dari Kristus, jikalau kamu mengharapkan kebenaran oleh hukum Taurat; kamu hidup di luar kasih karunia.
Firman itu merupakan peringatan bagi semua orang percaya:
1 Korintus 10:12
"Sebab itu siapa yang menyangka bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!".
Kegagalan rohani yang serius dari raja Daud dan hukuman Allah atasnya untuk seumur hidupnya, menjadi pelajaran buat kita:
- 1) Kehidupan yang sulit akibat dosa: Kisah dosa-dosa dan aneka tragedi yang menyusul dalam kehidupan pribadi dan keluarga Daud menjadi suatu peringatan dan contoh yang serius untuk setiap orang percaya PB, bukan hanya untuk bangsa Israel. Mengenai aneka peristiwa yang mirip pada masa keluaran, Roh Kudus melalui Paulus menekankan, "Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana zaman akhir telah tiba" (1Kor 10:11); oleh karena itu kita harus berhati-hati supaya tidak menginginkan hal-hal jahat, bertindak mesum, dan mencobai Tuhan (bd. 1Kor 10:6-9).
- 2) Hancur jika berbalik dari Allah: Pengalaman Daud menunjukkan bagaimana jauhnya seorang dapat jatuh apabila dia berbalik dari Allah dan pimpinan Roh Kudus. Ketika Allah mula-mula memanggilnya untuk menjadi raja, Daud menjadi orang yang berkenan di hati Allah (1Sam 13:14; Kis 13:22); akan tetapi dengan membunuh Uria dan mengambil istrinya, Daud telah menghina Allah dan firman-Nya (2Sam 12:9-10; bd. 1Kor 10:12).
- 3) Hukuman Allah tetap berlaku, walaupun sudah bertobat: Sekalipun Daud bertobat dari dosa-dosanya dan menerima pengampunan Allah, Allah tidak meniadakan akibat dosanya. Demikian pula, seorang percaya mungkin melakukan dosa-dosa yang hebat, dan kemudian melalui dukacita menurut kehendak Allah dan pertobatan yang sungguh-sungguh menerima kasih karunia dan pengampunan Allah. Sekalipun demikian, pulihnya hubungan seorang dengan Allah tidaklah berarti bahwa orang itu akan lolos dari hukuman jasmani atau dibebaskan dari dampak-dampak dosa tertentu (ayat 2Sam 11:10-11,14).
- 4) Allah tidak pandang bulu: Allah tidak memaafkan dan mengampuni dosa-dosa Daud dengan alasan bahwa Daud itu manusia biasa, bahwa dosa-dosanya hanyalah sekedar kelemahan atau kegagalan manusiawi, atau bahwa dapatlah dimaklumi sebagai raja ia bisa mengambil jalan kejahatan dan kekejaman. Peristiwa-peristiwa yang tercatat menunjukkan bahwa Daud tidak perlu melakukan semuanya itu. Bahkan dengan penebusan perjanjian yang lama yang belum sempurna, orang seperti nabi Samuel menunjukkan suatu kesetiaan dan iman yang tekun kepada Allah dengan kasih karunia yang tersedia bagi mereka (bd. 1Sam 12:1-5,23; Penulis kitab ini dengan jelas menyalahkan dan bukan memaafkan semua pelanggaran besar Daud.
- 5) Segera bertobat dengan sungguh-sungguh setelah sadar akan dosa: Reaksi yang benar terhadap dosa ialah bertobat dengan sungguh-sungguh, menghampiri Allah untuk menerima pengampunan, kasih karunia, dan kemurahan-Nya (Mazm 51:1-21; Ibr 4:16; 7:25), serta bersedia menerima hukuman Allah tanpa dendam atau pemberontakan. Daud menyadari dan mengakui dosa-dosanya yang hebat, mengarahkan kembali hatinya kepada Allah dan menerima teguran Allah dengan kerendahan hati (2Sam 12:9-13,20; 16:5-12; 24:10-25; Mazm 51:1-21).
Dari pengalaman buruk yang dialami raja Daud tersebut, kita wajib introspeksi dan bertobat, jika kita menjadi serupa itu. Berbaliklah dari jalan kita yang salah, mulailah suatu hubungan yang indah bersama Allah dalam keseharian kita. Tinggalkan segala kenyamanan dan mulailah bekerja keras untuk kemuliaan Allah.
Komentar
Posting Komentar