10 November 2024
Roh Kudus Sang Pengajar dan Penghibur Yang Agung
Shaloom Bapa/Ibu Saudara/i yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus. Pada kesempatan yang indah ini, marilah kita bersama merenungkan firman Tuhan yang berthemakan Roh Kudus. Kiranya hikmat dan pengetahuan dari Allah turun atas kita, sehingga kita bisa memperoleh berkat dari firman Tuhan yang akan kita baca berikut ini.
Tuhan Yesus memberkati.
Perlu kita pahami dulu tentang Roh Kudus itu siapa dan bagaimana sikap kita kepada Roh Kudus.
Dalam ajaran Kristen ortodoks, Roh Kudus dipandang sebagai pribadi ketiga dari Tritunggal yang setara dan sehakikat dengan Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Doktrin Tritunggal mengajarkan bahwa Allah adalah satu hakikat, tetapi terdiri dari tiga pribadi yang berbeda: Allah Bapa, Allah Putra (Yesus Kristus), dan Allah Roh Kudus. Ketiganya dianggap memiliki esensi atau hakikat ilahi yang sama, dan masing-masing memiliki peran unik tetapi tetap satu kesatuan.
I. Kesetaraan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Yesus Kristus
1. Kesetaraan Hakikat:
Menurut pandangan Tritunggal, Roh Kudus bukan hanya sekadar kuasa atau kekuatan, tetapi adalah pribadi yang sama-sama kekal, mahakuasa, dan mahatahu seperti Allah Bapa dan Putra. Dalam banyak ayat, Roh Kudus diperlakukan setara dengan Bapa dan Putra, seperti dalam Amanat Agung (Matius 28:19), di mana Yesus memerintahkan para murid untuk membaptis "dalam nama Bapa, Putra, dan Roh Kudus." Penggunaan frasa ini menunjukkan adanya kesetaraan antara ketiga pribadi.
2. Sifat-Sifat Ilahi Roh Kudus:
Alkitab memberikan bukti bahwa Roh Kudus memiliki atribut ilahi. Misalnya, Roh Kudus disebut mahatahu dalam 1 Korintus 2:10-11, dan hadir di mana-mana dalam Mazmur 139:7-10. Hal ini mendukung bahwa Roh Kudus bukan sekadar aspek atau bagian dari Allah tetapi adalah Allah itu sendiri.
II. Pandangan yang Membantah Kesetaraan Roh Kudus
1. Arianisme:
Salah satu pandangan kuno yang menentang kesetaraan Roh Kudus dengan Allah Bapa dan Putra adalah Arianisme, yang menganggap bahwa Yesus dan Roh Kudus adalah ciptaan Allah Bapa dan, oleh karena itu, lebih rendah daripada Bapa. Para Arian percaya bahwa hanya Allah Bapa yang benar-benar kekal, sementara Putra dan Roh Kudus diciptakan pada suatu waktu.
2. Saksi-Saksi Yehuwa:
Saksi-Saksi Yehuwa saat ini juga berpendapat bahwa Roh Kudus bukan pribadi tetapi adalah “tenaga aktif” Allah yang dipakai untuk mencapai kehendak-Nya. Mereka menolak konsep bahwa Roh Kudus adalah pribadi ilahi dan setara dengan Allah.
3. Bukti yang Mereka Ajukan:
Para penentang kesetaraan Roh Kudus sering kali menggunakan ayat-ayat yang menunjukkan subordinasi Putra dan Roh Kudus kepada Bapa. Misalnya, mereka merujuk pada ayat-ayat di mana Yesus berdoa kepada Bapa atau berbicara tentang Bapa sebagai yang lebih besar daripada diri-Nya (Yohanes 14:28). Mereka juga menafsirkan Roh Kudus sebagai "kuasa" yang diberikan oleh Allah, bukan sebagai pribadi dengan kehendak atau kesadaran sendiri.
III. Penjelasan Alkitabiah dan Teologis tentang Kesetaraan Roh Kudus
1. Yohanes 14:16-17:
Tuhan Yesus menyebut Roh Kudus sebagai "Penolong yang lain," yang berarti bahwa Roh Kudus akan berfungsi sebagai pribadi yang hadir secara langsung dan personal bagi para murid, seperti Yesus hadir bersama mereka. Jika Yesus adalah Allah, maka “Penolong lain” ini juga harus memiliki esensi ilahi.
2. Yohanes 16:13-14:
Yesus menjelaskan bahwa Roh Kudus akan memimpin para murid “ke dalam seluruh kebenaran,” dan tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri tetapi menyampaikan apa yang didengar-Nya dari Bapa dan Anak. Hal ini menunjukkan kesatuan tujuan, kehendak, dan esensi antara ketiga pribadi Tritunggal.
3. Kisah Para Rasul 5:3-4:
Ketika Petrus berbicara kepada Ananias, ia berkata bahwa Ananias telah berbohong kepada Roh Kudus, dan kemudian ia menambahkan bahwa Ananias tidak hanya berbohong kepada manusia, tetapi kepada Allah. Ini adalah bukti eksplisit dalam Alkitab yang menunjukkan bahwa Roh Kudus adalah Allah.
4. 2 Korintus 3:17:
Paulus menyatakan, “Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Tuhan, di situ ada kebebasan.” Ayat ini mengonfirmasi bahwa Roh Kudus bukan sekadar kuasa, tetapi adalah Tuhan itu sendiri yang hadir dalam kehidupan orang percaya.
IV. Penerapan Praktis dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Menghormati Kehadiran Roh Kudus:
Menyadari bahwa Roh Kudus adalah Allah yang tinggal di dalam kita harus menumbuhkan penghormatan dan penghargaan kita terhadap kehadiran-Nya. Ini berarti kita seharusnya memperhatikan bimbingan-Nya dan hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
2. Bergantung pada Kuasa Roh Kudus:
Sebagai Penolong yang setara dengan Allah, Roh Kudus memberi kita kekuatan untuk menjalani hidup Kristen yang kudus dan berbuah. Kita dipanggil untuk mengandalkan-Nya dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pengambilan keputusan, melawan godaan, maupun dalam pelayanan.
3. Mengenal dan Menyembah Roh Kudus:
Sebagai pribadi ilahi, Roh Kudus layak untuk disembah dan dihormati sama seperti Allah Bapa dan Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat berdoa kepada Roh Kudus, memohon pertolongan dan hikmat-Nya, serta mengizinkan Dia memimpin kita dalam hubungan yang dekat dengan Allah.
Secara keseluruhan, bukti alkitabiah dan teologis yang ada mendukung pandangan bahwa Roh Kudus adalah Allah dan setara dengan Bapa dan Putra dalam Tritunggal. Pengakuan akan kesetaraan ini memperdalam pemahaman dan hubungan kita dengan Allah yang hadir melalui Roh Kudus yang menghibur, membimbing, dan memperlengkapi kita dalam kehidupan sehari-hari.
Berikut ini adalah ayat-ayat terkenal terkait dengan Roh Kudus:
Yohanes 14:16-17
Yohanes 14:26
14:26 tetapi Penghibur,
Yohanes 16:7
16:7 Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur
Yohanes 16:13-14
16:13 Tetapi apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran,
Lukas 24:49
24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan
Kisah Para Rasul 2:33
2:33 Dan sesudah Ia ditinggikan
Masing-masing ayat menyajikan konteks dan tujuan yang saling melengkapi dalam mengungkapkan peran Roh Kudus dalam kehidupan orang percaya.
I. Latar Belakang dan Konteks Penulisan
1. Injil Yohanes:
Dalam Yohanes 14, 16, Yesus berbicara kepada murid-murid-Nya pada malam sebelum penyaliban-Nya. Dalam bagian ini, Yesus menghibur mereka dengan menjanjikan kehadiran seorang Penolong lain, yaitu Roh Kudus. Janji ini adalah untuk memberikan bimbingan, penghiburan, dan pengajaran setelah Yesus tidak lagi secara fisik hadir di tengah mereka.
2. Injil Lukas dan Kisah Para Rasul:
Lukas, yang menulis kedua kitab ini, memberikan konteks bagi penggenapan janji Yesus. Dalam Lukas 24:49, Yesus menginstruksikan para murid untuk tinggal di Yerusalem sampai mereka diperlengkapi dengan kuasa dari tempat tinggi (Roh Kudus). Peristiwa ini kemudian dijelaskan dalam Kisah Para Rasul 2:33, ketika Roh Kudus dicurahkan kepada para murid pada hari Pentakosta. Peristiwa ini menandai awal pelayanan Roh Kudus yang memampukan dan memimpin gereja.
II. Analisis Teologis
1. Peran Roh Kudus sebagai Penolong dan Penghibur:
Ayat-ayat ini menyoroti bahwa Roh Kudus berfungsi sebagai Penolong atau Penghibur (dalam bahasa Yunani, “Parakletos”), yang berarti seseorang yang dipanggil untuk mendampingi, menghibur, dan memberikan bimbingan. Dalam Yohanes 14:16-17 dan 14:26, Yesus menegaskan bahwa Roh Kudus akan menyertai para murid dan mengajarkan mereka segala sesuatu, serta mengingatkan mereka akan ajaran-Nya. Roh Kudus bertindak sebagai penghubung antara Yesus dan para murid, memastikan bahwa mereka tetap terhubung dengan kebenaran.
2. Roh Kebenaran yang Memimpin ke Dalam Seluruh Kebenaran:
Yohanes 16:13-14 menegaskan bahwa Roh Kudus, sebagai Roh Kebenaran, akan memimpin orang percaya ke dalam seluruh kebenaran. Ini berarti bahwa Roh Kudus mengungkapkan kehendak Allah secara bertahap, memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Yesus, serta membuka wawasan tentang masa depan yang akan datang. Roh Kudus tidak berkata-kata dari diri-Nya sendiri, tetapi menyampaikan apa yang didengar dari Yesus, sehingga segala sesuatu yang dikatakan-Nya memuliakan Yesus.
3. Kuasa dari Tempat Tinggi untuk Memperlengkapi Gereja:
Dalam Lukas 24:49 dan Kisah Para Rasul 2:33, Roh Kudus juga digambarkan sebagai kuasa yang memperlengkapi gereja. Ketika Yesus ditinggikan di sebelah kanan Allah, Roh Kudus dicurahkan untuk menguatkan dan memperlengkapi para murid, memungkinkan mereka untuk melanjutkan pekerjaan yang telah dimulai oleh Yesus.
III. Penjelasan Sederhana dan Penerapan dalam Kehidupan Sehari-Hari
1. Menjalani Kehidupan yang Dipimpin Roh:
Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk membangun hubungan yang erat dengan Roh Kudus. Ini berarti berdoa, membaca Firman, dan peka terhadap bimbingan Roh Kudus dalam keputusan dan tindakan kita sehari-hari.
2. Mengandalkan Roh Kudus untuk Penghiburan dan Bimbingan:
Dalam masa sulit, kita dapat bersandar pada Roh Kudus sebagai penghibur kita. Dia menyertai kita secara pribadi dan siap memberikan kekuatan, penghiburan, dan hikmat.
3. Mempelajari Firman dan Mengingat Ajaran Yesus:
Roh Kudus berperan dalam mengajarkan kita tentang ajaran Yesus dan mengingatkan kita akan prinsip-prinsip Firman. Oleh karena itu, kita perlu mengisi pikiran kita dengan Firman agar Roh Kudus dapat bekerja secara efektif dalam mengingatkan kita akan kebenaran di saat yang tepat.
4. Menjadi Saksi dan Menyebarkan Injil:
Sama seperti para murid yang dipenuhi Roh Kudus di hari Pentakosta untuk memberitakan Injil, kita pun dipanggil untuk menjadi saksi Kristus. Dengan pertolongan Roh Kudus, kita dapat menyampaikan kabar baik dan menunjukkan kasih Kristus kepada orang lain dalam sikap, perkataan, dan perbuatan kita sehari-hari.
Dengan mengikuti tuntunan Roh Kudus, kita dapat hidup sesuai kehendak Allah, bertumbuh dalam iman, dan menjadi saksi yang efektif bagi Kristus dalam segala aspek kehidupan kita.
Demikianlah firman Tuhan, semoga menjadi berkat buat kita semuanya.
Amin.
0 comments:
Posting Komentar