13 November 2024
Mazmur 1: Jalan Orang Benar dan Jalan Orang Fasik
- Seri Kitab Mazmur
Penulis Kitab Mazmur tidak diketahui secara jelas, tetapi banyak teolog yang menyebutkan bahwa ini ditulis oleh Raja Daud sejak tahun 1.000 SM. Gaya bahasanya mirip dengan kitab Amsal.
Kitab Mazmur terdiri dari 150 pasal yang menyajikan berbagai pujian, doa, renungan, dan ratapan dari umat Allah. Berikut adalah rangkuman singkat dan ulasan tentang beberapa Mazmur yang berisi pesan-pesan utama dari ayat-ayat tersebut:
Mazmur 1:1-6
Ayat-ayat dalam Mazmur 1 menggambarkan perbedaan nyata antara kehidupan orang benar dan orang fasik, serta hasil akhir dari masing-masing jalan hidup mereka. Ini adalah Mazmur yang mendasar dalam memahami ajaran Alkitab tentang berkat dan kutuk berdasarkan pilihan hidup manusia.
Setiap penggalan ayat memberi panduan tentang cara hidup yang sesuai dengan kehendak Tuhan dan akibat dari penyimpangan.
1. "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh,"
Penjelasan dan Alasan Teologis:
Ayat ini menekankan pentingnya menjauhi pengaruh negatif yang dapat menjerumuskan seseorang ke dalam dosa.
"Berjalan," "berdiri," dan "duduk" menggambarkan tahapan keterikatan dengan dosa: berjalan berarti mendengarkan atau mulai mengikuti, berdiri berarti semakin terlibat, dan duduk berarti menetap atau menjadi bagian.
Secara Teologisnya, ayat ini mengajarkan, bahwa orang benar harus berhati-hati dalam memilih pergaulan, karena kedekatan dengan dosa dapat merusak hubungan dengan Tuhan.
Contoh Keseharian:
Ada seseorang karyawan yang bekerja di lingkungan di mana banyak yang korupsi, dan memungkinkan untuk melakukan itu. Jika ia mengikuti arus yang banyak, dan mengikuti nasihat dari orang yang korupsi juga, maka ia akan terjerumus dan akhirnya tenggelam dalam kebiasaan yang bertentangan dengan firman Tuhan.
Menghindari pergaulan yang sesat, adalah langkah tepat yang menghasilkan ketaatan yang berujung pada janji Tuhan, yaitu kebahagiaan sejati.
2. "tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam."
Penjelasan dan Alasan Teologis:
"Orang yang benar" artinya, adalah seseorang bukan hanya menjauhi kejahatan, tetapi juga mencintai dan merenungkan Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh. Digambarkan dengan merenungkan siang dan malam. Artinya setiap ada kesempatan orang tersebut akan menikmati firman Tuhan.
Kesukaan kepada Taurat Tuhan atau membaca Alkitab, mencerminkan hati yang mencari hikmat dan arahan dari Tuhan. Dalam kaitan teologia, ini adalah cara hidup yang rindu melaksanakan kehendak Allah dan menempatkan-Nya sebagai pusat kehidupan, yang mengarahkan segala keputusan dan perbuatan kepada arah yang benar.
Contoh Keseharian:
Seorang pekerja rutin membaca Alkitab setiap pagi sebelum memulai hari. Kebiasaan ini memperkuat komitmennya untuk hidup dalam kebenaran sepanjang hari, sehingga ia bisa terlepas dari godaan dan tipuan iblis, di lingkungan kerja atau pergaulan keseharian yang bisa memengaruhinya berbuat kejahatan.
3. "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air: yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."
Penjelasan dan Alasan Teologis:
"Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air". Ini menggambarkan orang yang benar, digambarkan seperti pohon di tepi aliran air, yang selalu subur dan senantiasa kuat, karena selalu tercukupi dengan nutrisi yang dibutuhkannya.
Secara Teologis, hal tersebut mengajarkan, bahwa hidup yang selalu mendekat kepada Tuhan, selalu akan mendapat kekuatan, selalu bertumbuh, dan mendapat berkat berlimpah dari-Nya.
"Menghasilkan buah pada musimnya" menunjukkan hidup yang bermanfaat dan berbuah pada waktu yang tepat, sementara "tidak layu daunnya" menggambarkan keteguhan dan kestabilan dalam Tuhan.
Secara Teologis, gambaran ini berkaitan dengan buah kehidupan yang selalu dihasilkan seseorang buat Tuhan dan sesamanya. Di sisi lain, dalam setiap fragmen kehidupan, baik itu dalam kedamaian maupun di tengah badai sekalipun, ia tetap dapat bertahan menghadapinya, karena Tuhan memberikan kekuatan.
Contoh Keseharian:
Seorang ibu yang mendedikasikan waktu untuk berdoa dan mempelajari Firman Allah secara konsisten, dijanjikan Tuhan akan melihat keluarganya bertumbuh dalam iman dan kasih. Walaupun ada kesulitan, masalah dan mungkin badai kehidupan, keteguhan dalam iman membuat keluarganya tetap kuat dan berbuah bagi sesama.
4. "Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin."
Penjelasan dan Alasan Teologis:
Orang fasik digambarkan seperti sekam (kulit padi/gandum yang ringan), yaitu bagian bulir padi/gandum yang tidak bernilai dan mudah diterbangkan angin.
Ini mengajarkan bahwa jika seseorang hidup tanpa Tuhan dan menjauh dari kebenaran, pada akhirnya akan rapuh dan kehilangan kemuliaan Allah.
Dalam pandangan teologisnya, orang fasik yang memilih jalan penuh dosa, akan mengalami ketidakpastian dan hilang arah, tanpa jaminan atau keteguhan dalam kehidupan rohani maupun moral.
Contoh Keseharian:
Seseorang yang terus mengejar keuntungan dengan cara-cara tidak benar, mungkin tampak berhasil sesaat di awal, tetapi ketika krisis dan masalah datang, ia dengan mudahnya akan kehilangan segalanya, karena tidak memiliki akar kehidupan yang kuat. Hidupnya bagaikan sekam, tidak berbobot, mudah goyah dan kehilangan pegangan, saat ujian kehidupan datang.
5. "Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar;"
Penjelasan dan Alasan Teologis:
Ayat ini menekankan, bahwa pada akhirnya orang fasik tidak akan bisa bertahan di hadapan penghakiman Tuhan.
Secara Teologisnya, Tuhan mengajarkan, bahwa dosa memiliki konsekuensi kekal, yaitu hukuman. Di hadapan Tuhan yang kudus, kehidupan yang berdosa tidak akan mendapatkan tempat atau dukungan; keadilan Tuhan akan berlaku.
Demikian pula orang fasik yang berada di dalam perkumpulan orang yang takut akan Tuhan dan mencintai-Nya, pasti tidak akan tahan. Ia akan pergi atau bertobat. Itulah impartasi kekuatan kemuliaan Tuhan, yang memancar dari setiap orang benar.
Contoh Keseharian:
Orang yang selalu berbuat jahat mungkin dapat menghindari jeratan hukum duniawi, tetapi berbeda pada saat ia menghadapi penghakiman Tuhan, tidak ada tempat baginya untuk menghindar. Pada saat Penghakiman Akhir kelak, semua bukti dan saksi akan dihadirkan untuk mendakwa orang fasik yang tidak bertobat.
6. "sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan."
Penjelasan dan Alasan Teologis:
Tuhan "mengenal" jalan orang benar, artinya adalah Tuhan memperhatikan dan menjaga kehidupan orang yang hidup dalam ketaatan. Sebaliknya, orang fasik akan berjalan menuju kebinasaan, artinya akan berakhir dalam kehancuran, baik di dunia ini maupun di akhirat.
Secara teologis, ayat ini mengajarkan sifat Tuhan yang penuh kasih bagi orang benar dan adil, dan mengajar orang fasik demi menghindarkannya masuk dalam hukuman penghakiman akhir-Nya.
Contoh Keseharian:
Seorang yang hidup jujur dan taat, pasti juga akan menghadapi banyak tantangan dalam kehidupannya, namun pada akhirnya hidupnya dipenuhi kedamaian dan berkat, sementara mereka yang hidup dalam kejahatan akan mengalami dampak buruk akibat tindakan mereka sendiri.
Kesimpulan:
Mazmur 1 menegaskan pilihan antara dua jalan: hidup dalam kebenaran yang membawa berkat, atau hidup dalam dosa yang berakhir dalam kehancuran. Setiap tindakan dan keputusan membawa konsekuensi, dan orang benar dipanggil untuk hidup sesuai dengan Firman Tuhan yang penuh hikmat.
Demikianlah pembahasan kita mengenai kitab Mazmur, semoga menjadi berkat buat kita semua.
Amin.
0 comments:
Posting Komentar