17 November 2024

17 November 2024



Mazmur 3: "Tuhan adalah Kemuliaan Kita" - Mengandalkan Tuhan di Tengah Kesulitan Seri Mazmur Part 3

Bapak Ibu Saudara/i yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, Mazmur 3:1-22 mengajarkan kita tentang iman dan kepercayaan yang teguh kepada Tuhan, terutama ketika kita berada dalam kesulitan yang tampak mengancam dari segala sisi. 

Ini adalah mazmur dari Raja Daud ketika ia dikejar oleh musuh-musuhnya, bahkan oleh anaknya sendiri, Absalom. Ketika ia terhimpit oleh masalah atau musuh, Mazmur ini ditulisnya untuk menceritakan, bahwa Tuhan Allahnya adalah tempat perlindungan yang kokoh dan sumber keselamatan sejati.

Mari kita perhatikan beberapa pokok penting dari Mazmur ini dan bagaimana setiap ayat dapat menjadi kekuatan bagi kita:

2. Keyakinan akan Perlindungan Tuhan 

Mazmur 3:3-4

"Tetapi Engkau, Tuhan, adalah perisai bagiku, Engkaulah kemuliaanku dan yang mengangkat kepalaku. Dengan nyaring aku berseru kepada Tuhan, dan Ia menjawab aku dari gunung-Nya yang kudus. 

Selah."

B. Tuhan adalah Kemuliaan Kita

Manusia di dunia ini, sering mengukur kemuliaan berdasarkan harta, kekuasaan, atau status sosial. Akan tetapi, raja Daud menyadari bahwa yang sesungguhnya, kemuliaan sejati di alam semesta ini hanya milik Tuhan semata. Jika Allah berkenan, maka Ia bisa memancarkan sinar kemuliaan-Nya bagi kita.

Perhatikan Ayat pendukung berikut ini: 

Yeremia 9:23-24 

"Siapa yang mau bermegah, baiklah ia bermegah karena mengenal Aku."

Keluaran 34:29

Ketika Musa turun dari gunung Sinai--kedua loh hukum Allah ada di tangan Musa ketika ia turun dari gunung itu--tidaklah ia tahu, bahwa kulit mukanya bercahaya oleh karena ia telah berbicara dengan TUHAN

Allah berkehendak, jika seseorang ingin mendapat kemuliaan Allah, bisa mendapatkannya seperti Musa yang menyinarkan kemuliaan Allah di wajahnya. Kemuliaan sejati hanya bisa didapatkan dengan senantiasa hidup dekat dengan Allah.

Cara Hidup Dekat Selalu dengan Allah Menurut Alkitab

Yesaya 43:7

semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan!" 

Jadi sesungguhnya Hidup dekat dengan Allah adalah panggilan utama manusia sebagai makhluk yang diciptakan untuk memuliakan Dia. Kedekatan dengan Allah mencakup hubungan yang akrab, taatan akan firman-Nya, dan hidup mengandalkan Allah semata, dalam setiap aspek kehidupan. 

Alkitab memberikan pedoman yang jelas tentang bagaimana umat Allah dapat hidup dekat dengan-Nya:

I. Berjalan dalam Ketaatan kepada Firman Allah

Ulangan 10:12-13

"Maka sekarang, hai orang Israel, apakah yang diminta dari padamu oleh Tuhan, Allahmu, selain dari takut akan Tuhan, Allahmu, hidup menurut segala jalan yang ditunjukkan-Nya, mengasihi Dia, beribadah kepada Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."

Yohanes 14:15

"Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku."

Dari ayat-ayat di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa berjalan dalam ketaatan itu adalah bukti kasih kita kepada Allah. Bukan dengan terpaksa atau karena paksaan. Melalui ketaatan, kita menunjukkan penghormatan dan penyerahan kepada kehendak-Nya.

Hidup dekat dengan Allah memerlukan sikap tunduk pada firman-Nya. Dalam Perjanjian Lama, bangsa Israel diajak untuk mengasihi Allah dan menaati hukum Taurat sebagai jalan untuk hidup dekat dengan-Nya. Dalam Perjanjian Baru, Tuhan Yesus Kristus menegaskan bahwa kasih kepada-Nya diwujudkan melalui ketaatan kepada perintah-Nya.

Dapat kita ambil pelajaran dari kisah ketaatan Abraham dalam Kejadian 22:1-18, yaitu ketika Allah meminta Ishak untuk dikorbankan, Abraham menunjukkan ketaatan total tanpa protes dan negosiasi. Karena ketaatannya itulah, Allah memberkatinya dan memperbarui janji-Nya. 

Demikianlah ketaatan karena mengasihi Tuhan, dapat membawa kita pada kemuliaan Allah yang memancar dalam kehidupan kita, sehingga dapat disaksikan oleh orang lain.

II. Mencari Allah dengan Sepenuh Hati

Yeremia 29:13

"Apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati."

Ibrani 11:6 

"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Ia memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia."

Kedekatan dengan Allah dimulai dari kerinduan untuk mengenal-Nya. Mencari Allah memerlukan iman dan kesungguhan. Kuncinya adalah tinggalkan zona nyaman kita, untuk berusaha dengan sungguh-sungguh mencari Allah, yang sesungguhnya dekat dengan kita. Hanya kita lah yang seringkali sibuk sendiri dengan urusan kita, hingga melupakan Dia yang setia menyertai kita ke manapun kita pergi.

Allah menghendaki umat-Nya untuk mencari Dia dengan hati yang tulus dan penuh kerinduan. Mencari Tuhan bukan sekadar ritual, ingin mencari sesuatu, ingin mendapatkan sesuatu, tetapi murni mencari Tuhan karena rindu ingin mengalami hadirat-Nya. Iman kepada Kristus dan kerinduan akan hadirat-Nya adalah dasar utama untuk mendekat kepada Allah.

Mazmur 63:2-9

Demikianlah aku memandang kepada-Mu di tempat kudus, sambil melihat kekuatan-Mu dan kemuliaan-Mu

Sebab kasih setia-Mu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau. Demikianlah aku mau memuji Engkau seumur hidupku dan menaikkan tanganku demi nama-Mu. 

Seperti dengan lemak dan sumsum jiwaku dikenyangkan, dan dengan bibir yang bersorak-sorai mulutku memuji-muji. Apabila aku ingat kepada-Mu di tempat tidurku, merenungkan Engkau sepanjang kawal malam, -- sungguh Engkau telah menjadi pertolonganku, dan dalam naungan sayap-Mu aku bersorak-sorai. Jiwaku melekat kepada-Mu, tangan kanan-Mu menopang aku. 

Tetapi orang-orang yang berikhtiar mencabut nyawaku, akan masuk ke bagian-bagian bumi yang paling bawah.

Demikianlah jika seseorang mencari Allah dengan sepenuh hati,  karena mengasihi Tuhan, dapat membawa kita pada kemuliaan Allah yang memancar dalam kehidupan kita, sehingga dapat disaksikan oleh orang lain.

III. Berjalan dalam Kerendahhatian dan Kesucian Hidup

Mikha 6:8 

"Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu apa yang baik. Dan apakah yang dituntut Tuhan dari padamu: selain berlaku adil, mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?"

Yakobus 4:8-10 

"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! Dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati!"

Allah mencintai orang yang datang pada-Nya dengan Rendah hati, dan hidup dalam kesucian hidup. Niscaya itu membuka jalan bagi kedekatan dengan Allah dalam kemuliaan-Nya.

Bahaya terbesar dalam Alam semesta ini adalah Kesombongan, itu menjauhkan siapa pun dari kasih karunia Allah. Tidak pandang itu malaikat, makhluk surgawi, manusia, hewan atau semua yang ada di alam semesta ini, semuanya ada di bawah kuasa Allah. Semua kekuatan, kemampuan, kehebatan, keberhasilan itu adalah pemberian atas anugerah Allah, bukan karena hasil usaha kita. Jadi apa yang perlu kita banggakan? Mari tinggalkan tinggi hati, hiduplah rendah hati dan kuduskan hidup kita. 

Hidup dekat dengan Allah memerlukan pengakuan bahwa kita sepenuhnya bergantung kepada-Nya. Kerendahan hati berarti melepaskan ego dan mengizinkan Allah memimpin hidup kita.

Musa dalam Keluaran 3:1-12, dipilih Allah bukan karena kekuatannya, tetapi karena kerendahan hatinya. Ia dipakai Allah untuk membebaskan Israel karena ia bergantung penuh kepada Tuhan.

IV. Hidup dalam Doa dan Penyembahan

Mazmur 145:18

"Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan."

1 Tesalonika 5:17

"Tetaplah berdoa."

Dari ayat bacaan di atas, kita ketahui, bahwa dalam berdoa saluran komunikasi utama dengan Allah terbuka. Di situlah kita dapat menyampaikan isi hati kita kepada Allah. Kita beruntung memiliki Allah yang rendah hati dan Maha Baik, berkenan mendengarkan seluruh seruan doa kita, bahkan selalu ingin kita berkomunikasi dengan-Nya.

Ingatlah waktu awal dunia ini:

Kejadian 3:8-9

3:8 Ketika mereka mendengar bunyi langkah TUHAN Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap TUHAN Allah di antara pohon-pohonan dalam taman. 3:9 Tetapi TUHAN Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: "Di manakah engkau?" 

Lihatlah bahwa Allah lah yang mencari manusia. Ia senang berbincang-bincang dengan manusia, bahkan Ia mendatanginya. Demikianlah TUHAN Allah kita yang rendah hati dan murah hati. Ia ingin selalu mendengar doa kita yang dilandaskan pada kerinduan dan kekudusan hati. Niscaya kemuliaan Allah akan turun bagi kita, dengan berdoa dan merendahkan diri di hadapan-Nya.

Dalam Penyembahan yang khusyuk dapat membawa kita masuk ke hadirat-Nya. Allah ingin kita berseru kepada-Nya dalam doa, baik dalam suka maupun duka. Penyembahan adalah ungkapan kasih dan penghormatan kepada Allah, yang mempererat hubungan kita dengan-Nya.

Lihatlah teladan dari Daniel, meskipun terancam hukuman jika ia berdoa kepada Allah, Ia tanpa takut dan gentar, tetap setia berdoa tiga kali sehari. Kesetiaan Daniel dalam berdoa tanpa takut dan gentar itu, menunjukkan kesetiaan dan kedekatannya dengan Allah. Ingatlah betapa Tuhan membelanya dan memberikan kemuliaan kepadanya di kemudian hari.

V. Hidup Kudus dan Tidak Serupa dengan Dunia

Imamat 19:2

"Kuduslah kamu, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, kudus."

Roma 12:2

"Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu."

Syarat utama mutlak, bagi setiap umat TUHAN, yaitu hanya dengan Kekudusan  untuk dapat mendekat kepada Allah. Salah satu bentuk kekudusan kita dalam keseharian adalah hidup yang berbeda dari dunia, yaitu menunjukkan bahwa kita milik Allah. Allah adalah Kudus, sehingga umat-Nya dipanggil untuk hidup juga dalam kekudusan. Menolak pola hidup duniawi dan hidup dalam kebenaran menunjukkan bahwa kita berada dalam hubungan yang dekat dengan Allah.

Lihatlah kisah hidup Henokh (Kejadian 5:24), yaitu hidup bergaul dengan Allah, sehingga ia diangkat langsung ke surga tanpa mengalami kematian.

Hiduplah bebas dari dosa, dari segala niat jahat, mengasihi orang lain dengan penuh ikhlas seperti kepada Allah, dan beritakanlah Injil kepada segala makhluk hingga ujung bumi. 

Jadi Hidup dekat dengan Allah membutuhkan ketaatan, kerinduan, kerendahan hati, doa, dan kekudusan. Dengan mengikuti teladan tokoh-tokoh Alkitab seperti Abraham, Daud, Daniel, dan Henokh, kita dapat membangun hubungan yang erat dengan Allah. Allah selalu rindu mendekat kepada kita, tetapi Ia menanti hati yang tulus, setia, dan penuh kasih kepada-Nya. Niscaya kemuliaan Allah akan melingkupi kita. 

Aplikasi Praktis:

  1. Renungkan firman Tuhan setiap hari.
  2. Miliki jadwal doa yang konsisten.
  3. Tinggalkan dosa dan hidup dalam ketaatan kepada Allah.
  4. Cari Allah dalam segala keadaan, baik saat senang maupun susah.

"Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu" 

Yakobus 4:8 

Amin.

0 comments:

Posting Komentar