25 September 2024

25 September 2024

Image by freepik

Tetaplah kerjakan keselamatanmu - Seri Doktrin Keselamatan Part 11

Filipi 2:12-18

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu 

tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 

karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. 

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, 

supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, 

sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 

sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. 

Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. 

Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.

Sejarah Filipi

Kota Filipi dulunya bernama Krenides, dalam bahasa Yunani adalah krene yang artinya mata air. 

Kota ini terletak di daerah pedalaman Yunani tepatnya di Via Egnatia yakni satu jalan yang menjadi penghubung antara daerah timur dan barat Romawi. 

Nama Filipi berasal dari nama seorang raja Makedonia, Filipus II, yang melakukan penyerangan antara tahun 360-356 SM dan berhasil menaklukkan kota ini.

Banyak penduduk kota Filipi yang merupakan budak dan veteran perang, disebabkan oleh karena pada tahun 42 SM telah terjadi peperangan antara Brutus dan Cassius melawan Antonius dan Augustus yang dimenangkan Antonius dan Augustus. Perang terulang kembali pada tahun 31 SM kali ini Augustus mengalahkan Antonius dan diangkat menjadi kaisar. Orang-orang yang mendukung Antonius pun dibuang ke Filipi. Tidak mengherankan bila para budak, veteran perang, penduduk pribumi dan para pemimpin kota berbaur di kota ini.

Sementara itu, kelompok orang-orang Yahudi ditemukan sangat sedikit jumlahnya di Filipi. Terbukti dengan tidak ditemukannya rumah ibadah Yahudi kecuali sebuah rumah sembahyang yang terletak di luar kota. Keterangan ini berdasarkan laporan Paulus tentang perjalanannya di Filipi sebagaimana yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 16:13. Kota Filipi adalah kota yang pertama kali dikunjungi Paulus dalam perjalanannya di Eropa.

Keadaan Jemaat

Jemaat Filipi didirikan Rasul Paulus sekitar tahun 49-50 Masehi, yang terdiri dari orang-orang Kristen bukan Yahudi (Kis 16:33b), orang -orang Yahudi yang sudah menjadi Kristen (Kisah Para Rasul 16:13) dan disebutkan pula orang-orang yang takut akan Tuhan (Kisah Para Rasul 16:14). 

Hubungan Paulus dengan jemaat ini terjalin dengan baik, bahkan jemaat Filipi menyatakan kesediaan mereka untuk memberikan dukungan finansial terhadap pelayanan Paulus melalui perantaraan Epafroditus. Namun, di dalam kehidupan berjemaat di Filipi rupanya ada sekelompok orang yang menentang Paulus seperti tertulis dalam Filipi 1:27–30; 2:21. Paulus menyatakan kritikannya kepada orang-orang ini secara tajam dalam Filipi 3:2. Cukup banyak wanita menjadi anggota jemaat di Filipi. Di antara mereka adalah Sintikhe dan Euodia yang sering kali tidak sehati dan sepikiran dalam pelayanannya.

Waktu dan Tempat Penulisan Surat Filipi

Penulis surat ini adalah Rasul Paulus sendiri, pada waktu berada di dalam penjara (Filipi 1:7,14,17). Lokasi penjaranya tidak diketahui dengan pasti, namun beberapa dugaan di penjara Roma, Kaisarea atau Efesus. Akan tetapi, jika mengacu pada Filipi 1:22, yang menyebutkan tentang 'Istana Kaisar', maka kemungkinan besar, penjara yang dimaksud adalah penjara di kota Roma.

Bersukacita di tengah Penderitaan

Di tengah penderitaan yang dialami jemaat Kristen di Filipi, Rasul Paulus meminta mereka tetap bersukacita. Paulus mengangkat pengalaman pribadinya sebagai seorang pemberita Injil yang harus dipenjara oleh karena Injil yang disampaikannya. Akan tetapi, dalam penderitaannya, ia tetap dapat bersukacita karena Pemberitaan Injil mendapatkan kemajuan. Banyak orang dalam penjara yang kemudian menjadi percaya setelah mendengarkan Injil yang Paulus beritakan.

Tetap Mengerjakan Keselamatan

Seseorang yang berjalan bersama Tuhan Yesus, wajib menjaga hatinya dengan tidak merasa hebat, karena ia  sudah diselamatkan dan pasti masuk ke surga, karena jalan di depan kita tidaklah mudah. Serangan Iblis, tantangan kehidupan, keinginan daging, kemalasan, kejenuhan, ketersinggungan, harta dunia, kesombongan dan lain sebagainya, dapat menjadi penyebab seseorang akhirnya meninggalkan imannya.

Baru-baru ini ada berita di dalam Detik.com (baca di sini), seorang Pendeta yang sudah melayani selama 45 tahun, akhirnya memutuskan untuk memeluk agama lain. Ini sudah berita yang mengejutkan mengingat pelayanannya yang sudah begitu lama.

Sebelumnya juga ada kabar (baca di sini) 5 orang Pendeta yang akhirnya memutuskan pindah agama karena bingung tentang konsep ketuhanan.

Itu hanya beberapa contoh dari orang Kristen yang sudah menjadi Imam, akhirnya meninggalkan kekristenan. Jadi inilah yang dimaksud Tuhan "tetaplah mengerjakan keselamatanmu, dengan takut dan gentar", yaitu jangan sampai kita berhenti di tengah jalan, kehilangan fokus kita dari Kristus, dan akhirnya tidak lagi mengingat pengorbanan Kristus di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Arti dari "takut dan gentar" adalah bahwa seseorang dapat terbujuk dan meninggalkan imannya, jika tidak takut dan gentar terhadap Allah Tuhan Penciptanya. 

Kesimpulan:

Seseorang yang mau mengiring Tuhan, wajib menjalankan tugasnya sebagai orang percaya, yaitu menjadi Terang dan menjadi Garam dunia ini. 

1. Menjadi Terang, artinya adalah bahwa di mana ada kegelapan, kita membuatnya sirna dengan terang yang ada di dalam kita. 

2. Menjadi Garam,  artinya adalah bahwa jika kita melihat di sekeliling kita banyak hal yang membuat orang menjadi "tawar hati", atau membuat iman kita serasa hambar, mulai jenuh, mulai tidak percaya pada kuasa Tuhan, mulai ragu akan janji Tuhan, di situlah tugas kita, membawa rasa yang nikmat dan enak dirasakan. Kristus adalah "rasa nikmat" yang sejati, yaitu dengan membawa Damai Sejahtera, Sukacita, Kesegaran rohani, Pengharapan, yang diberikan-Nya melalui Roh Kudus Allah yang diberikan bagi kita, sebagai Penghibur sekaligus Penuntun, Penasihat kepada Kebenaran.

Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. 

Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan. Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."

Matius 11:28-30

Amin.

0 comments:

Posting Komentar