14 September 2024

14 September 2024




Sumber gambar: https://www.google.com/search?q=People+rejoicing+the+christ&oq=People+rejoicing+the+christ&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUyBggAEEUYOdIBCDc3NjFqMGo5qAIAsAIB&client=tablet-android-samsung-ss&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8#vhid=nnFA_avGom3WJM&vssid=l

Menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil 

Seri Doktrin Keselamatan Part 4

Lukas 18:15-17

Yesus memberkati anak-anak

Maka datanglah orang-orang membawa anak-anaknya yang kecil kepada Yesus, supaya Ia menjamah mereka. 

Melihat itu murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu. 

Tetapi Yesus memanggil mereka dan berkata: 

"Biarkanlah anak-anak itu datang kepada-Ku, dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Allah. 

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya." 

Dari ayat bacaan di atas, dapat kita pelajari bahwa pandangan manusia biasa dengan Allah sangatlah jauh berbeda. 

Murid-murid Tuhan Yesus berlagak menjadi "bodyguard", menghalangi siapa saja yang mendekati dan akan mengganggu Tuhan. Sebetulnya tindakan mereka bisa diterima bahwa wajar mereka melarang mendekat, mengingat memang sifat kanak-kanak yang seringkali bisa mengganggu aktivitas yang orang dewasa lakukan. Akan tetapi Tuhan Yesus memandang orang tua yang membawa anak-anaknya ini, sebagai suatu keindahan. Anak-anak itu pun keindahan di Mata TUHAN.

Tuhan Yesus mengetahui hati anak-anak kecil yang masih polos dan tidak terkontaminasi oleh apapun juga. Mereka hanya bersenang-senang dan bergembira. Sewaktu di bawa kepada Tuhan pun, mereka hanya menurut kepada orangtuanya saja. Oleh sebab itu, Tuhan Yesus mengatakan bahwa orang-orang yang "seperti itulah" yang "empunya Kerajaan Allah". 

Arti dari perkataan Tuhan Yesus tersebut berarti, bahwa hanya orang yang mempunyai jiwa yang tulus dan tidak terkontaminasi oleh perbuatan jahat saja lah, yang akan memiliki Kerajaan Allah. 

Apa itu Kerajaan Allah? Kerajaan Allah, adalah suatu teritori Kerajaan Allah yang tidak berbentuk fisik geografis, tetapi alam kesadaran manusia di mana Allah bertakhta dan memerintah kehidupan orang yang mau hidup taat kepada Allah. Kerajaan Allah itu bisa memerintah setiap orang yang hatinya tulus dan suci di hadapan Allah.

Kristus memerintah di hati kita dengan penuh kasih, namun dengan ketegasan juga. Ia tidak mentolerir segala bentuk ketidak benaran. Apakah seorang anak kecil tidak bisa berbuat kejahatan atau kesalahan? Tentu saja ia bisa. Tetapi apa sifat seorang anak kecil yang terutama? Anak kecil umumnya adalah sederhana dan tidak pendendam. Jika ia berbuat kesalahan dan ditegur, ia mungkin kecewa, tetapi sebentar saja ia sudah tertawa lagi. Inilah sifat yang dikehendaki Allah dalam kita. 

Seorang yang berfikiran sederhana dan tidak memikirkan kesalahan orang lain, memiliki suatu kekuatan, yaitu Penjagaan dari Allah. Seperti seorang anak kecil yang masih lemah dan tidak berdaya melawan segala hal yang jahat, ia memiliki orangtua yang siap siaga 24 jam sehari untuk menjaganya. 

Tuhan Yesus bukan menghendaki kita menjadi orang yang lemah, melainkan justru kuat di dalam ke bergantungan kita kepada Kuasa Allah, bukan mengandalkan diri kita atau orang lain. Bergantung pada kekuatan Allah semata. 

Jadi kita mengerti sekarang, bahwa Doktrin Keselamatan Kristen itu sesungguhnya adalah hal yang sederhana. Allah kita memahami keterbatasan manusia, oleh karena itu Allah tampil dalam hal yang sederhana dan mudah diterima oleh akal manusia. Seringkali Tuhan Yesus menyampaikan khotbah-Nya dalam bentuk perumpamaan agar mudah diterima oleh pemahaman orang dari berbagai lapisan latar belakang dan pendidikan.

Jika seseorang ingin memahami Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka orang itu harus mempunyai sikap hati yang seperti anak kecil, datang kepada Tuhan tanpa agenda apa-apa, datang kepadanya dengan sikap yang rindu kepada-Nya. 

Suatu ketika Paulus dan Silas dalam Kisah Para Rasul 14 (Klik untuk baca pasal), maka dapat kita ketahui, bahwa penduduk di wilayah Listra dan Derbe banyak yang masih menyembah Dewa Yunani. Mereka membayangkan bahwa Tuhan atau Dewa mereka itu sudah datang ke dunia dalam wujud manusia. Mereka menyembah Paulus dan Silas yang banyak menyembuhkan orang sakit dan lumpuh. Paulus dan Silas menolak keras orang-orang itu untuk menyembah mereka, karena mereka merasa tidak layak disembah. Segala kuasa datangnya dari Allah semata.  

Jadi inilah sikap yang dikehendaki Allah dalam kehidupan kita, yaitu jika sekalipun kita diberkati dengan kekuasaan, kekayaan, kehebatan dan lain sebagainya, kita tetap harus mengakui, bahwa segala yang ada itu adalah pemberian dari Allah semata. Inilah Doktrin Sola Gratia, yaitu segalanya adalah anugerah Allah semata.

Kesimpulan:

1 Petrus 2:1-3

Karena itu buanglah: 

  1. segala kejahatan, 
  2. segala tipu muslihat dan 
  3. segala macam kemunafikan, 
  4. kedengkian dan 
  5. fitnah. 
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh Keselamatan, jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.

Amin.

0 comments:

Posting Komentar