01 September 2024

1 September 2024



Kuduskanlah dirimu menyembah Allah

Sumber: Illustrasi Khotbah Alkitab Sabda 

Mazmur 99

TUHAN, Raja yang kudus

TUHAN itu Raja, maka bangsa-bangsa gemetar. 

Ia duduk di atas kerub-kerub, maka bumi goyang. 

TUHAN itu maha besar di Sion, dan Ia tinggi mengatasi segala bangsa. Biarlah mereka menyanyikan syukur bagi nama-Mu yang besar dan dahsyat; Kuduslah Ia! 

Raja yang kuat, yang mencintai hukum, Engkaulah yang menegakkan kebenaran; hukum dan keadilan di antara keturunan Yakub, Engkaulah yang melakukannya. 

Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia! 

Musa dan Harun di antara imam-imam-Nya, dan Samuel di antara orang-orang yang menyerukan nama-Nya. Mereka berseru kepada TUHAN dan Ia menjawab mereka. Dalam tiang awan Ia berbicara kepada mereka; mereka telah berpegang pada peringatan-peringatan-Nya dan ketetapan yang diberikan-Nya kepada mereka. 

TUHAN, Allah kami, Engkau telah menjawab mereka, Engkau Allah yang mengampuni bagi mereka, tetapi yang membalas perbuatan-perbuatan mereka.

Tinggikanlah TUHAN, Allah kita, dan sujudlah menyembah di hadapan gunung-Nya yang kudus! Sebab kuduslah TUHAN, Allah kita!

Pada suatu hari, ketika Musa sedang menggembalakan domba-domba mertuanya di padang gurun, tiba-tiba perhatiannya tertuju pada suatu pemandangan yang aneh. Ada semak duri yang terbakar, namun semak tersebut tidak dimakan api. Ketika Musa mencoba untuk melihat dari dekat, Allah berkata kepadanya,  

Keluaran 3:5

“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus” 



Yosua pun mengalami hal yang sama dengan Musa ketika ia mendekati seorang Panglima Balatentara Tuhan. Ketika Yosua semakin dekat, tiba-tiba ia mendengar perintah: 

Yosua 5:15

“Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat engkau berdiri itu kudus”

Pengalaman Musa dan Yosua ini mengajarkan bahwa Allah yang kudus menuntut penghormatan dan penghargaan dari kita. Memang benar bahwa kita diperbolehkan “dengan penuh keberanian menghampiri takhta kasih karunia” (Ibrani 4:16). 

Kita dapat memasuki hadirat Allah dengan berani karena Yesus telah membuka jalan bagi kita melalui kematian- Nya di kayu salib. Sekalipun demikian, kita tidak boleh datang kepada Allah dengan sembrono. Kita tidak boleh mencemarkan nama-Nya.

Bapa surgawi kita bukanlah “orang biasa yang ada di atas”. Dia adalah Allah, Pribadi yang agung dan dijunjung tinggi. 

Karena kemuliaan dan kekudusan-Nya, kita perlu meninggikan dan menyembah Dia. Sebagai satu-satunya Allah yang benar, Dia layak menerima pujian kita. 

Penyembahan Yang Benar Adalah Penyembahan Kepada Allah Yang Layak Disembah. 

Marilah kita memberikan pujian tertinggi bagi-Nya — Richard De Haan

 

Tinggikanlah Tuhan, Allah kita, dan sujudlah menyembah kepada tumpuan kaki-Nya! Kuduslah Ia!

Mazmur 99:5 

Amin.

0 comments:

Posting Komentar