20 Agustus 2024

19 Agustus 2024




Image by freepik

Percaya dulu baru melihat - Seri Iman Part 3

Dalam Kesempatan yang lalu kita mempelajari bagaimana kita mengetahui posisi iman dalam kehidupan kita, kali ini kita akan merenungkan bagaimana kita memiliki iman tanpa ada bukti apa-apa, yaitu tanpa melihat.

Dari ayat bacaan berikut ini, akan kita pelajari bersama bagaimana seseorang harus dapat tetap beriman sekalipun tanpa melihat bukti, atau sekalipun apa yang dilihatnya dengan mata kepalanya, semuanya tidak masuk di akalnya.

Yohanes 11:1-44

Lazarus dibangkitkan

Ada seorang yang sedang sakit, namanya Lazarus. Ia tinggal di Betania, kampung Maria dan adiknya Marta. Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya.

  • Lihat Lukas 7:36-50  bagaimana Maria mengurapi Tuhan Yesus dengan minyak mur atau minyak narwastu yang mahal dan menyekanya dengan rambutnya. Itu adalah perbuatan yang dicatat oleh Injil selamanya. 
  • Perbuatan itu juga melambangkan pertobatan Maria. Ia sudah diampuni dosanya, dan ia menjadi orang yang berbeda. Akan tetapi apakah ia sudah mempunyai iman yang sempurna. Mari kita lihat di bagian akhir, mengenai iman Maria.

Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit."

  • Dalam saat-saat awal kita menghadapi persoalan, masalah, penyakit, bencana, musibah dan segala sesuatu yang tidak baik, seringkali kita berfikir untuk mencari jalan keluar dari masalah tersebut. Mungkin kita pergi ke dokter, atau mencari pertolongan saudara, pergi ke jalur hukum, mencari Penasihat keuangan, perbankan dan lain sebagainya. Jika semua upaya kita menjadi gagal, maka baru kita pergi ke Tuhan, bertobat, menangis dan minta ampun. Seringkali ini sudah terlambat.
  • Jika melihat Lazarus sakit dan tidak lama mati, maka sesungguhnya pada saat Marta dan Maria mengabari Tuhan Yesus, bisa jadi penyakitnya sudah sangat parah dan kritis. Maka seperti pola di atas yang terjadi, saat sudah parah, mereka baru teringat akan Tuhan Yesus.
  • Jadi pada saat Maria dan Marta meminta pertolongan Tuhan Yesus, mereka mempunyai harapan dan keyakinan bahwa Tuhan Yesus pasti sanggup menyembuhkan  penyakit Lazarus. Harapan mereka adalah bahwa Tuhan Yesus bergegas datang dan menyembuhkan Lazarus, dan semuanya selesai.
  • Apakah pemikiran mereka salah atau keliru? Itu adalah pemikiran manusia yang natural dan normal. Mereka sudah kehilangan harapan dengan berobat ke Tabib manapun, maka mereka berharap kepada Tuhan Yesus. Tetapi pandangan Tuhan Yesus jauh berbeda dengan pandangan kita sebagai manusia.

Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: 

"Penyakit itu tidak akan membawa kematian, tetapi akan menyatakan kemuliaan Allah, sebab oleh penyakit itu Anak Allah akan dimuliakan."

  • Jadi Maria dan Marta berfikir untuk dirinya sendiri, tetapi Tuhan Yesus memikirkan Kemuliaan Allah. Inilah dasar berpijak iman yang sempurna. Jika kita meminta sesuatu kepada Allah, segera cek dan ricek, apakah itu untuk kemuliaan Allah, atau sekedar untuk kemuliaan manusia, atau diri kita sendiri?
  • Pelajaran ini sangat berat, mengingat pada saat kita terlarut dalam penderitaan kita, sulit sekali untuk memikirkan hal lain, selain keluar dari persoalan kita. Inilah saatnya, di kala kita masih diberi keadaan yang Damai Sejahtera, Kelimpahan dan Kesehatan, kita harus mulai melatih diri kita untuk selalu memikirkan segala hal yang tujuannya adalah memuliakan Allah, bukan mencari kesenangan atau keuntungan diri sendiri.

Yesus memang mengasihi Marta dan kakaknya dan Lazarus. Namun setelah didengar-Nya, bahwa Lazarus sakit, Ia sengaja tinggal dua hari lagi di tempat, di mana Ia berada; 

  • Setelah kita mengetahui pemikiran Tuhan Yesus mengenai kemuliaan Allah, maka kita bisa mulai sedikit banyak memahami arti tindakan Tuhan Yesus yang "sengaja" tidak segera bergegas menuju tempat di mana Lazarus berada. Ia membiarkan Lazarus mati terlebih dahulu, demi menjalankan misi besar dari TUHAN Allah.

tetapi sesudah itu Ia berkata kepada murid-murid-Nya: 

"Mari kita kembali lagi ke Yudea." 

  • Jadi begitu tiba waktunya Lazarus sudah mati, maka Ia mengajak murid-murid-Nya menuju tempat di mana Lazarus berada. Tunggu...! Bagaimana Tuhan Yesus tahu bahwa Lazarus mati? Apakah ia diberitahu orang? Tidak. Ia adalah Allah. Jangan pernah lupa sekalipun akan hal ini. Sekalipun Ia 100% manusia dengan daging dan darah serupa manusia, tetapi Roh-Nya adalah Roh Allah Yang Maha Kuasa.
  • Mereka pergi ke Yudea padahal sebelumnya baru saja ada kejadian yang kurang menyenangkan.

Murid-murid itu berkata kepada-Nya: "Rabi, baru-baru ini orang-orang Yahudi mencoba melempari Engkau, masih maukah Engkau kembali ke sana?" 

  • Mari lihatlah bagaimana trauma para murid Tuhan Yesus tentang  kejadian sebelumnya. Baca: Yohanes 10:22-36
  • Itulah pemikiran orang-orang yang sudah sekian lamanya mengiring Tuhan Yesus, mereka masih memiliki cara berfikir yang sama dengan manusia yang belum mengenal Allah. Bahwa sangat berisiko untuk kembali ke daerah di mana baru saja orang berusaha membunuh Tuhan Yesus. Jadi sepertinya mereka sebelumnya menyangka bahwa Tuhan Yesus diam saja, sewaktu mendengar kabar sakitnya Lazarus, sebagai sikap "mencari aman" terhadap risiko yang bisa terjadi di daerah tersebut. Akan tetapi mereka terkejut, karena ternyata bukan itu pemikiran Tuhan Yesus.

Jawab Yesus: 

"Bukankah ada dua belas jam dalam satu hari? Siapa yang berjalan pada siang hari, kakinya tidak terantuk, karena ia melihat terang dunia ini. Tetapi jikalau seorang berjalan pada malam hari, kakinya terantuk, karena terang tidak ada di dalam dirinya."

  • Bandingkan dengan ayat ini: 

Yohanes 9:4-5

Kita harus mengerjakan pekerjaan Dia yang mengutus Aku, selama masih siang; akan datang malam, di mana tidak ada seorangpun yang dapat bekerja. Selama Aku di dalam dunia, Akulah terang dunia."

  • Jadi kita ini sebelumnya adalah manusia berdosa, maka kita akan selalu berada dalam kondisi yang gelap. Tuhan Yesus datang di dunia ini untuk menjadi Penerang Dunia yang gelap. Artinya Tuhan Yesus mengajar kita bahwa orang-orang yang berusaha membunuh-Nya itu, adalah orang yang tidak mau melihat Terang dan menerima-Nya, melainkan orang yang mau melihat Terang itu dan menerima-Nya, kakinya tidak akan terantuk.
  • Makna bagi kita, adalah bahwa selama kita masih diterangi oleh Sinar Wajah Tuhan kita, maka kita tidak akan perlu takut soal apapun juga. Ia akan membuat semua kuasa kegelapan menyingkir dan tidak berkuasa. Jadi kita bisa memiliki iman akan hal ini. Jangan pernah khawatir, jangan pernah takut, Sinar Terang Allah akan menjaga kita. Itulah yang Tuhan Yesus sampaikan.  

Demikianlah perkataan-Nya, dan sesudah itu Ia berkata kepada mereka: 

"Lazarus, saudara kita, telah tertidur, tetapi Aku pergi ke sana untuk membangunkan dia dari tidurnya." 

Maka kata murid-murid itu kepada-Nya: "Tuhan, jikalau ia tertidur, ia akan sembuh." 

Tetapi maksud Yesus ialah tertidur dalam arti mati, sedangkan sangka mereka Yesus berkata tentang tertidur dalam arti biasa. 

Karena itu Yesus berkata dengan terus terang: 

"Lazarus sudah mati; tetapi syukurlah Aku tidak hadir pada waktu itu, sebab demikian lebih baik bagimu, supaya kamu dapat belajar percaya. Marilah kita pergi sekarang kepadanya." 

  • Perbincangan antara Tuhan Yesus dan murid-murid-Nya ini cukup menarik, mengingat ada dua dimensi sudut pandang yang berbeda. Tuhan Yesus berbicara mengenai kematian Lazarus yang di Mata Tuhan adalah "Tertidur", sedangkan muridnya menganggap itu adalah tidur sesungguhnya. 
  • Di zaman modern ini pun, kita pernah beberapa kali mendengar ada orang yang mempunyai pengalaman "Near Death Experience" atau Mati Suri, artinya secara medis sudah dinyatakan meninggal dunia, tetapi beberapa saat kemudian, ia bangkit hidup kembali. Orang-orang itu ada yang mengalami pergi ke suatu tempat yang jauh lebih indah dari tempat mana pun di Bumi ini, ada pula yang bertemu langsung dengan Tuhan Yesus dan lain sebagainya. 
  • Perhatikan di sini firman Tuhan Yesus, bahwa waktu kematian Lazarus tidak dihadiri-Nya, justru membawa kebaikan bagi murid-murid-Nya, untuk belajar percaya. 
  • Jadi kita tahu sekarang, bahwa sesungguhnya kematian itu bukanlah suatu yang menakutkan atau mengerikan seperti yang digambarkan di film-film. Kematian ada di dalam kuasa Allah, di mana Ia berkenan mengambil dan memberikannya kembali sesuai kehendak-Nya. Sehingga kita yang sudah berada di dalam Kristus, tidak lagi perlu ketakutan menghadapi kematian, sebab kematian itu ada dalam kendali Tuhan kita Yesus Kristus. 
  • Jika kehidupan kita selama di bumi ini adalah baik menurut Allah, maka kita bisa bermegah, bahwa Ia kita hidup sampai kapan, itu ada dalam timing-nya Tuhan semata. Tugas kita hanya berbuat kebaikan sesuai yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. 

Lalu Tomas, yang disebut Didimus, berkata kepada teman-temannya, yaitu murid-murid yang lain: 

"Marilah kita pergi juga untuk mati bersama-sama dengan Dia." 

  • Ini sangat menarik, bahwa Rasul Tomas mengatakan ini dengan penuh keberanian bahwa jika kembali ke sana, mereka harus siap untuk dirajam batu bersama dengan Tuhan Yesus. Mungkin memang sikap hati ini lah yang perlu dimiliki oleh setiap orang yang diperintahkan oleh Tuhan melayani-Nya di tengah-tengah dunia yang gelap dan jahat ini. Setiap anak Tuhan yang mengatakan mencintai-Nya, wajib memiliki keteguhan hati seperti ini. 

Maka ketika Yesus tiba, didapati-Nya Lazarus telah empat hari berbaring di dalam kubur. Betania terletak dekat Yerusalem, kira-kira dua mil jauhnya. Di situ banyak orang Yahudi telah datang kepada Marta dan Maria untuk menghibur mereka berhubung dengan kematian saudaranya. 

Ketika Marta mendengar, bahwa Yesus datang, ia pergi mendapatkan-Nya. Tetapi Maria tinggal di rumah. Maka kata Marta kepada Yesus: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati. Tetapi sekarangpun aku tahu, bahwa Allah akan memberikan kepada-Mu segala sesuatu yang Engkau minta kepada-Nya." 

  • Tuhan Yesus datang ke tempat di mana Lazarus dibaringkan, yaitu di Betania sekitar 3,2 Km dari Yerusalem. Marta bertemu dengan Tuhan Yesus dan menyayangkan bahwa Tuhan Yesus tidak bersegera datang, sehingga saudaranya sudah keburu meninggal dunia.
  • Akan tetapi di akhir perkataannya, Marta mengatakan harapannya mengenai kemungkinan Tuhan Yesus berkehendak memohon kepada Allah, terkait kesembuhan Lazarus.

Kata Yesus kepada Marta: 

"Saudaramu akan bangkit." 

Kata Marta kepada-Nya: "Aku tahu bahwa ia akan bangkit pada waktu orang-orang bangkit pada akhir zaman."

Jawab Yesus: 

"Akulah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati, dan setiap orang yang hidup dan yang percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya. Percayakah engkau akan hal ini?" 

Jawab Marta: "Ya, Tuhan, aku percaya, bahwa Engkaulah Mesias, Anak Allah, Dia yang akan datang ke dalam dunia." 

  • Percakapan ini unik, mengingat  Tuhan Yesus yang sedang mengasah iman Marta kepada Allah. Marta sesungguhnya masih belum percaya bahwa Lazarus bisa bangkit lagi dari kematian, sebab kenyataannya sudah 4 hari ia mati.
  • Banyak orang Kristen pun seperti ini. Mereka mengatakan bahwa mereka percaya Allah sanggup mengadakan Mukjizat yang ajaib. Allah sanggup mengadakan suatu hal dari yang tidak ada. Akan tetapi pada kenyataannya tidaklah demikian. Pada saat menghadapi kenyataan hidup yang menyakitkan, seringkali mereka kehilangan kepercayaan iman mereka kepada Allah. Mereka cuma percaya bahwa Tuhan Yesus adalah Allah Yang Maha Kuasa, tetapi masih "meragukan" Apakah Ia sanggup menolongnya. Atau lebih tepatnya apakah Ia "mau" mengabulkan permintaan doanya. 
  • Inilah keraguan yang Tuhan Yesus tegur pada murid-murid-Nya, pada waktu di tengah badai, ia menegur mereka semua karena meragukan kuasa Tuhan, padahal mereka setiap hari melihat keajaiban yang diperbuat-Nya.

Dan sesudah berkata demikian ia pergi memanggil saudaranya Maria dan berbisik kepadanya: "Guru ada di sana dan Ia memanggil engkau." 

Mendengar itu Maria segera bangkit lalu pergi mendapatkan Yesus. Tetapi waktu itu Yesus belum sampai ke dalam kampung itu. Ia masih berada di tempat Marta menjumpai Dia. Ketika orang-orang Yahudi yang bersama-sama dengan Maria di rumah itu untuk menghiburnya, melihat bahwa Maria segera bangkit dan pergi ke luar, mereka mengikutinya, karena mereka menyangka bahwa ia pergi ke kubur untuk meratap di situ. 

Setibanya Maria di tempat Yesus berada dan melihat Dia, tersungkurlah ia di depan kaki-Nya dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, sekiranya Engkau ada di sini, saudaraku pasti tidak mati." 

  • Demikianlah tidak berbeda dari Marta, Maria pun juga menyesalkan ketidakhadiran Tuhan Yesus pada saat kematian Lazarus. Ia percaya Tuhan Yesus sanggup menyembuhkan penyakit Lazarus, tetapi tidak membangkitkannya dari kematian. Mungkin pikirnya, itu terlalu berat buat Tuhan Yesus.

Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu dan berkata: 

"Di manakah dia kamu baringkan?" 

Jawab mereka: "Tuhan, marilah dan lihatlah!" 

Maka menangislah Yesus. 

  • Inilah hal yang paling membuat saya terkagum-kagum pada Tuhan Yesus yang betul-betul menjadi manusia seutuhnya, bukan manusia palsu atau bermain peran. Tuhan Yesus turun ke dunia ini, sungguh-sungguh menjadi manusia yang utuh, termasuk juga dapat merasakan kesedihan yang dirasakan oleh kita. 
  • Jadi, janganlah takut, Tuhan Yesus yang adalah Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta Langit dan Bumi saja, pernah ikut merasakan kesedihan kita, maka pasti Ia juga akan menolong  kita yang sedang dalam kesedihan. 
  • Ia turut bersedih bersama Maria, bahkan menangis. Itulah Kelemahlembutan Tuhan Yesus yang kita cintai. Ia sangat mengasihi kita manusia yang lemah dan tidak berdaya ini. Ia bukan Allah yang jauh dari kita, Ia  sangat dekat dengan kita, Ia mengerti hati kita, Ia mengerti tetesan air mata kita. 

Pro: Kata orang-orang Yahudi: "Lihatlah, betapa kasih-Nya kepadanya!" 

Kontra: Tetapi beberapa orang di antaranya berkata: "Ia yang memelekkan mata orang buta, tidak sanggupkah Ia bertindak, sehingga orang ini tidak mati?" 

  • Lihatlah reaksi orang Yahudi yang berada di sekitar Marta dan Maria, ada orang yang bersikap Pro dan ada yang bersikap Kontra. Demikianlah juga setiap orang di sepanjang  masa, pasti ada orang-orang seperti itu. Jadi jangan kita pedulikan omongan orang lain yang berkata-kata di sekeliling kita. Fokus lah pada Tuhan Yesus saja, jangan pedulikan perkataan yang tidak membangun itu.

Maka masygullah pula hati Yesus, lalu Ia pergi ke kubur itu. Kubur itu adalah sebuah gua yang ditutup dengan batu. 

Kata Yesus: 

"Angkat batu itu!" 

Marta, saudara orang yang meninggal itu, berkata kepada-Nya: "Tuhan, ia sudah berbau, sebab sudah empat hari ia mati." 

  • Perkataan ini adalah mewakili kita semua sebagai manusia, bahkan anak Tuhan yang sudah lama mengikut-Nya. Banyak kali kita di Gereja mendengarkan khotbah, kita berkata, "Amin!!". Tetapi pada saat Tuhan memerintah kita melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan logika manusia, maka kita menolak. 
  • Banyak kali Mukjizat Allah tidak terjadi dalam kehidupan ini, karena kita meragukan Kuasa Allah, mengingat itu bertentangan dengan hukum alam atau logika kita.

Jawab Yesus: 

"Bukankah sudah Kukatakan kepadamu: Jikalau engkau percaya engkau akan melihat kemuliaan Allah?"

  • Lihatlah di sini Tuhan Yesus mengatakan tentang KUNCI IMAN, yaitu PERCAYA pada Tuhan Yesus.
  • Mukjizat tidak akan terjadi jika kita tidak percaya. Allah mau melakukan sesuatu jika kita menyadari kekuasaan-Nya dan mengakuinya. Kuasa-Nya tidak terbatas oleh suatu apapun. Ia adalah Alfa dan Omega, Ia yang Awal dan Yang Akhir. 

Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: 

"Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakannya, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." 

  • Isi doa Tuhan Yesus, tersebut di atas, adalah ucapan syukur bahwa Allah Bapa di Surga telah mendengarkan-Nya, Ia juga selalu mendengarkan-Nya. 
  • Demikianlah Tuhan Yesus mengajar orang di tempat itu, bahwa Tuhan Yesus betul-betul utusan TUHAN Allah Bapa-Nya di Surga. 
  • Tuhan Yesus juga mengajar kita caranya berdoa dengan iman: yaitu kita percaya bahwa segala sesuatu harus terjadi demi Kemuliaan Tuhan semata.
  • Jadi jika kita sakit, kita minta kesembuhan, dasarnya adalah supaya kesembuhan kita itu menjadi kesaksian dan membawa kemuliaan bagi Allah.
  • Jika kita dalam kesusahan karena masalah dalam pekerjaan atau usaha kita, percayalah bahwa Allah akan memberikan jalan keluar yang ajaib. Percayalah Allah memiliki "Pintu Ajaib" yang tidak diketahui oleh siapapun juga selain Allah sendiri. 

Dan sesudah berkata demikian, berserulah Ia dengan suara keras: 

"Lazarus, marilah ke luar!" 

Orang yang telah mati itu datang ke luar, kaki dan tangannya masih terikat dengan kain kapan dan mukanya tertutup dengan kain peluh. 

  • Ini sangat aneh, mayat 4 hari yang sudah berbau, dipanggil namanya. Bagaimana jika tidak ada reaksi? Ini berisiko sekali akan mempermalukan dirinya sendiri. 
  • Itulah yang banyak kali membuat kita takut bertindak dengan iman. Kita takut risiko yang akan terjadi jika kita terlalu "berani bertindak dalam iman". Misalnya kita mengatakan di depan orang banyak, penyakit kita "sembuh Dalam Nama Yesus". Bagaimana jika tidak sembuh? Inilah suatu penghalang iman yang nyata. 
  • Kristus menegaskan bahwa setiap orang wajib percaya penuh akan kuasa Tuhan. Jangan pernah meragukan sedikitpun kuasa Tuhan. 

Kata Yesus kepada mereka: 

"Bukalah kain-kain itu dan biarkan ia pergi."

  • Perkataan terakhir Tuhan Yesus ini sungguh menjadi peneguhan, bahwa Lazarus betul betul manusia yang normal dan tidak bercacat cela, setiap orang bisa melihat seluruh tubuhnya dan melihat bagaimana ia berjalan kembali.
  • Inilah pekerjaan TUHAN Allah yang sempurna. Tidak pernah Ia bekerja Setengah-setengah. Jika Ia menyembuhkan seseorang, maka kesembuhan itu total.
  • Kuncinya adalah iman yang sempurna yang harus kita miliki.

Percayalah kepada TUHAN 1  dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri 

Amsal 3:5
Amin.

0 comments:

Posting Komentar