02 Agustus 2024

01 Agustus 2024



Berpuasa - Pencobaan di padang gurun (bagian 2) - Seri Imanuel Part 11

Setelah dibaptis Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun

Matius 4:2

4:2 Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus. 

Lukas 4:2

4:2 Di situ Ia tinggal empat puluh hari lamanya dan dicobai Iblis. Selama di situ Ia tidak makan apa-apa dan sesudah waktu itu Ia  lapar.

Tuhan Yesus memulai pelayanannya, setelah dibaptis, dan kemudian dibawa Roh Kudus untuk pergi ke padang gurun. Di sana Tuhan Yesus berpuasa selama 40 hari 40 malam.

Pada kesempatan ini, kita akan mempelajari kehendak TUHAN mengenai berpuasa. Mengapa kita berpuasa? Apa saja aturan berpuasa? 

Berikut adalah beberapa hal yang dapat kita pelajari mengenai berpuasa menurut Alkitab:

1. Allah sendiri yang mengajar berpuasa

Imamat 16:29-31 (TB)

29 Inilah yang harus menjadi ketetapan untuk selama-lamanya bagi kamu, yakni pada bulan yang ketujuh, pada tanggal sepuluh bulan itu kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa dan janganlah kamu melakukan sesuatu pekerjaan, baik orang Israel asli maupun orang asing yang tinggal di tengah-tengahmu. 

30 Karena pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN. 

31 Hari itu harus menjadi sabat, hari perhentian penuh, bagimu dan kamu harus merendahkan diri dengan berpuasa. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya.

Jadi berpuasa yang diajarkan TUHAN sendiri, tujuannya adalah merendahkan diri di hadapan-Nya, supaya didamaikan dengan Allah dan ditahirkan dari segala dosa kita di hadapan TUHAN. Itulah tujuan berpuasa yang diajarkan TUHAN.

2. Syarat dan Janji TUHAN tentang Berpuasa

Yesaya 58:2-12 (TB)

Memang setiap hari mereka mencari Aku dan suka untuk mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang tidak meninggalkan hukum Allahnya mereka menanyakan Aku tentang hukum-hukum yang benar, mereka suka mendekat menghadap Allah, tanyanya: "Mengapa kami berpuasa dan Engkau tidak memperhatikannya juga? Mengapa kami merendahkan diri dan Engkau tidak mengindahkannya juga?" 

Sesungguhnya, pada hari puasamu engkau: 

  1. masih tetap mengurus urusanmu, dan kamu 
  2. mendesak-desak semua buruhmuSesungguhnya, kamu berpuasa sambil 
  3. berbantah dan 
  4. berkelahi serta 
  5. memukul dengan tinju dengan tidak semena-mena. 
Dengan caramu berpuasa seperti sekarang ini suaramu tidak akan didengar di tempat tinggi. 

Sungguh-sungguh inikah berpuasa yang Kukehendaki, dan mengadakan hari merendahkan diri, jika engkau menundukkan kepala seperti gelagah dan membentangkan kain karung dan abu sebagai lapik tidur? Sungguh-sungguh itukah yang kausebutkan berpuasa, mengadakan hari yang berkenan pada TUHAN

Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau:

  1. membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan 
  2. melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau 
  3. memerdekakan orang yang teraniaya dan 
  4. mematahkan setiap kuk,7 supaya engkau 
  5. memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan 
  6. membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau 
  7. memberi dia pakaian dan 
  8. tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri

Pada waktu itulah: 

  1. terangmu akan merekah seperti fajar dan 
  2. lukamu akan pulih dengan segera; 
  3. kebenaran menjadi barisan depanmu dan 
  4. kemuliaan TUHAN barisan belakangmu. 
  5. Pada waktu itulah engkau akan memanggil dan TUHAN akan menjawab, engkau akan berteriak minta tolong dan Ia akan berkata: Ini Aku! 

Apabila engkau: 

  1. tidak lagi mengenakan kuk kepada sesamamu dan 
  2. tidak lagi menunjuk-nunjuk orang dengan jari dan memfitnah, apabila engkau 
  3. menyerahkan kepada orang lapar apa yang kauinginkan sendiri dan
  4. memuaskan hati orang yang tertindas 
maka:

  1. terangmu akan terbit dalam gelap dan 
  2. kegelapanmu akan seperti rembang tengah hari.
  3. TUHAN akan menuntun engkau senantiasa dan akan 
  4. memuaskan hatimu di tanah yang kering, dan akan 
  5. membaharui kekuatanmu; 
  6. engkau akan seperti taman yang diairi dengan baik dan 
  7. seperti mata air yang tidak pernah mengecewakan. 
  8. Engkau akan membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan
  9. memperbaiki dasar yang diletakkan oleh banyak keturunan. 
  10. Engkau akan disebutkan "yang memperbaiki tembok yang tembus", "yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni". 

Tuhan Yesus sendiri mengajar kita cara berpuasa: 

Matius 6:16 

"Dan apabila kamu berpuasa, 

  • janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. 
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. 

Tetapi apabila engkau berpuasa, 

  • minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." 

Dalam pengajarannya, Tuhan Yesus sendiri juga pernah mengajarkan:

Lukas 18:9-14

Perumpamaan tentang orang Farisi dengan pemungut cukai

Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini: 

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai.

Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; 18:12 aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. 

Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."

Sungguh aneh tapi nyata, Tuhan Yesus membenarkan pemungut cukai itu dan menyalahkan orang Farisi. Mengapa? Kuncinya adalah merendahkan diri dan menyadari dosanya. Berarti berpuasa juga tidak menjamin bahwa pasti doanya didengarkan TUHAN, tetapi sikap hati orang yang berpuasa itu, harus dengan merendahkan diri dan bertobat dari segala dosanya.

3. Doa dan puasa besar kuasanya

Matius 17:14-21

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya kembali kepada orang banyak itu, datanglah seorang mendapatkan Yesus dan menyembah, katanya: 

"Tuhan, kasihanilah anakku. Ia sakit ayan dan sangat menderita. Ia sering jatuh ke dalam api dan juga sering ke dalam air. Aku sudah membawanya kepada murid-murid-Mu, tetapi mereka tidak dapat menyembuhkannya." 

Maka kata Yesus: 

"Hai kamu angkatan yang tidak percaya dan yang sesat, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 

Dengan keras Yesus menegor dia, lalu keluarlah setan itu dari padanya dan anak itupun sembuh seketika itu juga

Kemudian murid-murid Yesus datang dan ketika mereka sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: 

"Mengapa kami tidak dapat mengusir setan itu?" 

Ia berkata kepada mereka: 

"Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu.

(Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa dan berpuasa.)" 

Dalam kejadian di atas, terlihat jelas Tuhan Yesus marah karena banyak orang yang tidak percaya dan sesat, terkait dengan kejadian anak yang dirasuk setan itu. 

Sekilas, orang banyak menyangka anak itu kena penyakit ayan saja. Tetapi Tuhan Yesus mengetahui itu bukan sekedar penyakit, tetapi kerasukan setan. Ternyata belakangan diketahui, bahwa murid-murid Tuhan Yesus sudah mengusir setan itu dan tidak bisa.

Tuhan Yesus mengajar murid-murid-Nya untuk senantiasa beriman dan percaya kepada kuasa Allah Yang Maha Kuasa, yaitu dengan iman yang hanya sebesar biji sesawi yang kecil sekali, mereka bisa memindahkan gunung yang besar. Walaupun di akhir tulisannya, rasul Matius menuliskan catatan, bahwa setan yang merasuk orang, tidak bisa serta merta diusir begitu saja, tetapi harus melewati suatu proses pergumulan dalam doa puasa.

Demikianlah petunjuk TUHAN mengenai berpuasa yang dikehendaki-Nya, serta janji-Nya jika kita menjalankan segala kehendak-Nya tersebut. 

Amin. 

0 comments:

Posting Komentar