16 Juli 2024

16 Juni 2024



Nyanyian pujian Maria  - Seri Imanuel (God With Us) - Part 4 

Lukas 1:39-56

Maria dan Elisabet

1:39 Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring: 

"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu.

Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 

Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana."

1:46 Lalu kata Maria: 

"Jiwaku memuliakan Tuhan, 
dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku 
sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. 
Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 
karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku 
dan nama-Nya adalah kudus. 
Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 
Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya 
dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya 
Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya 
dan meninggikan orang-orang yang rendah 
Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, 
dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa 
 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 
seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, 
kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya. 
 
Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya. 
 

Magnificat (juga disebut Nyanyian pujian Maria atau Kidung Maria) adalah sebuah kantata (himne atau kidung dari teks Kitab Suci selain Mazmur) yang sering dinyanyikan atau didaraskan secara liturgis dalam ibadat-ibadat Kristiani. Kidung ini diambil dari Injil Lukas di atas, yang tersisip di tengah naskah prosa.

Nyanyian Pujian Maria merupakan lagu yang sangat terkenal karena dijadikan pujian ritual oleh gereja katolik di seluruh dunia.

Seperti nyanyian-nyanyian lain dalam Luk 1-2, nama dari nyanyian pujian Maria ini (Luk 1:46-55) ('Magnificat') diambil dari Alkitab terjemahan Latin, yaitu kata pertama, yg berbunyi: 'Magnificat anima mea Dominum'. 

Para ahli beda pendapat dalam hal isi nyanyian ini, apakah lebih cocok berasal dari Maria atau Elisabet. Tapi peristiwa yg merupakan kerangka nyanyian ini, sudah dalam peralihan dari cerita pemberitahuan ke cerita kelahiran. Dan nyanyian ini berhubungan erat dengan cerita pemberitahuan dan tema Mesiasnya dilanjutkan. Maka sangat mungkin, bahwa Lukas memandang nyanyian ini sebagai nyanyian Maria mengenai Kristus.

Syair perasaan ini dibentuk mengikuti pola mazmur-mazmur, dan secara khusus mengandung jiwa yg serupa dengan nyanyian pujian Hana, sebagai berikut:

Puji-pujian Hana

2:1 Lalu berdoalah Hana, katanya: 

"Hatiku bersukaria karena TUHAN, 
tanduk kekuatanku ditinggikan oleh TUHAN; 
mulutku mencemoohkan musuhku, sebab aku bersukacita karena pertolongan-Mu. 
Tidak ada yang kudus seperti TUHAN, sebab tidak ada yang lain kecuali Engkau dan tidak ada gunung batu seperti Allah kita. 
Janganlah kamu selalu berkata sombong, janganlah caci maki keluar dari mulutmu.
 Karena TUHAN itu Allah yang mahatahu, dan oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji. 
Busur pada pahlawan telah patah, tetapi orang-orang yang terhuyung-huyung, pinggangnya berikatkan kekuatan. 
Siapa yang kenyang dahulu, sekarang menyewakan dirinya karena makanan, 
tetapi orang yang lapar dahulu, sekarang boleh beristirahat. 
Bahkan orang yang mandul melahirkan tujuh anak, 
tetapi orang yang banyak anaknya, menjadi layu. 
TUHAN mematikan dan menghidupkan, 
Ia menurunkan ke dalam dunia orang mati dan mengangkat dari sana. 
TUHAN membuat miskin dan membuat kaya; 
Ia merendahkan, dan meninggikan juga. 
Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu, 
dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, 
untuk mendudukkan dia bersama-sama dengan para bangsawan, 
dan membuat dia memiliki kursi kehormatan. 
Sebab TUHAN mempunyai alas bumi; 
dan di atasnya Ia menaruh daratan. 
Langkah kaki orang-orang yang dikasihi-Nya dilindungi-Nya, 
tetapi orang-orang fasik akan mati binasa dalam kegelapan, 
sebab bukan oleh karena kekuatannya sendiri seseorang berkuasa. 
Orang yang berbantah dengan TUHAN akan dihancurkan; 
atas mereka Ia mengguntur di langit. 
TUHAN mengadili bumi sampai ke ujung-ujungnya; 
Ia memberi kekuatan kepada raja yang diangkat-Nya 
dan meninggikan tanduk kekuatan orang yang diurapi-Nya."

1 Samuel 2:1-10

Nyanyian Pujian Maria tersebut, dibagi dalam empat bait yg menerangkan: 

  1. Dengan sukacita Maria memuliakan Tuhan, mengucapkan syukur dan memuji karena berkat yg diterimanya; 
  2. sifat dan sikap Allah dalam kasih-Nya bagi semua orang, yg takut akan Dia; 
  3. kedaulatan-Nya dan kasih-Nya yg khusus terhadap orang-orang yg rendah di dunia ini; dan 
  4. rahmat-Nya yg khusus terhadap bangsa Israel. 

Yang mendorong Maria menaikkan pujian ialah, bahwa Allah sudi memilih dia, perempuan desa dari golongan rendah untuk menggenapi impian dari setiap perempuan Yahudi. Sebab kelihatannya dalam ke-Yahudi-an, hal yg memberi makna paling mendalam dan paling menggembirakan bagi keibuan, ialah kemungkinan, bahwa anak itu mungkin menjadi Juruselamat.

Bagian akhir syair ini melukiskan penyelamatan Allah melalui Mesias, dan ini merupakan ulasan mengenai nubuat-nubuat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama.

Kelepasan dinubuatkan dalam pengertian kebebasan nasional dari penindas. Inilah bentuk ungkapan khusus dari zaman Mesianisme pra-kekristenan. Perjanjian Baru tidak menentang hal ini, tapi menempatkannya pada parousia (penyataan) Mesias pada masa eskatologi, yaitu 'masa yg akan datang'. 

Sama seperti sering terjadi dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, perbuatan Allah mengenai Mesias dipandang seolah-olah sudah digenapi, sebab janji Allah senilai dengan pelaksanaannya (Kejadian 1:3); firman-Nya ialah firman yg berkuasa. 

Tujuan istimewa dari rahmat Allah ialah 'Israel, hamba-Nya' (Luk 1:54; Kis 3:13, 26; 4:27, 30). Apakah ada digambarkan di sini perbedaan yg terdapat dalam kitab-kitab Perjanjian Lama, antara keseluruhan bangsa Israel dengan sisa yg saleh, tak dapat dipastikan; pengertian itu sering dibiarkan dalam suatu keseluruhan yg tidak diperinci, dan pertentangan yg ada dalam Luk 1:51-53 mungkin hanya mengenai bangsa Yahudi dan penguasa non-Yahudi.

KEPUSTAKAAN 
J. M Creed, The Gospel according to St. Luke, 1942, hlm 21-24; C Neil dan J. M Willoughby, The Tutorial Prayer-Book, 1959, hlm 117-118; R Laurentin, 'Les Evangiles de l'enfance', Lumiere et Vie 23, 1974, hlm 84-105. EEE/MHS/HAO

0 comments:

Posting Komentar