28 Juli 2024

26 Juli 2024



Hari Natal - Seri Imanuel Part 9

1. Manusia perlu Mesias

Setelah Iblis jatuh ke dalam dosa, manusia jatuh juga ke dalam dosa, maka semua bayi yang baru lahir pun, sudah berdosa, yaitu karena dosa turunan. Artinya kedagingan manusia, menyebabkan setiap manusia, dari bayi pun sudah mampu menunjukkan kemampuannya berbuat keburukan. 

Seorang bayi kecil, di mana sang ibu yang kelelahan menjaganya, masih saja dibuat tambah kelelahan dengan tidak mau tidur, maunya bermain hingga larut malam. Tentu saja itu bukan tergolong perbuatan yang berniat jahat, karena ia tidak mungkin bisa tahu itu menyusahkan atau tidak. Ia hanya tahu itu menyenangkan baginya. 

Semakin besar, di kala anak itu sudah mulai memahami perbuatannya itu membuat susah ibu atau ayahnya, semakin ia malah memilih apa yang hanya menyenangkan hatinya. Disuruh belajar malah maunya main. Ia tahu itu tidak benar, tapi karena menyenangkan maka ia memilih itu. Orangtuanya dibuat marah. 

Seorang anak yang terbiasa memilih apa yang menyenangkan baginya saja, maka hingga dewasa ia akan selalu memikirkan hanya dirinya sendiri. Akhirnya ia terbentuk menjadi orang yang egois dan pragmatis. Dalam dunia bisnis atau pekerjaannya, maka ia akan cenderung memanfaatkan orang lain atau tempatnya bekerja, hanya untuk mencari keuntungan diri sendiri. Cara-cara yang dipergunakan tidak dipikirkan atau dikhawatirkannya.

Setiap manusia yang berdosa, hukumannya jelas, yaitu maut. Akan tetapi masalahnya, tidak semua orang sadar perbuatannya itu berdosa. Tidak semua orangtua mengajarkan dengan tepat mengenai perbuatan yang diharamkan oleh firman TUHAN. Misalnya seorang anak kecil yang berniat untuk memakan es krim, tetapi dilarang oleh orangtuanya, akan berusaha mencuri-curi kesempatan mengambil es krim itu di lemari es. Hal itu akan menjadi sumber kemarahan dari orangtuanya. Dasar kemarahan orangtua itu tidak menjadikan anak itu kapok atau bertobat, melainkan lebih berhati-hati lagi dalam mencuri. Inilah kesalahan fatal itu. Setiap manusia akan berusaha semakin 'canggih' dan 'rapi' setiap kali gagal berbuat dosa. 

Sepanjang sejarah manusia, sejak diciptakan hingga saat ini, beberapa kali TUHAN Allah murka karena tindakan manusia yang jahat dan tidak mau bertobat. Para Nabi sudah dikirim berkali-kali untuk mempertobatkan manusia, tetapi semuanya tidak digubris. Manusia hanya semakin 'canggih' dan 'rapi' dalam berbuat dosa. 

Tercatat beberapa kali TUHAN ingin me 'reset' manusia menjadi ciptaan yang baru. Zaman Nuh, Allah me'reset' manusia dengan air bah, dan menyisakan keluarganya saja. Zaman Babel yang mau mendirikan Menara ke langit, Allah me'reset' bahasa manusia hingga mempunyai ribuan bahasa seperti zaman sekarang ini. Zaman umat Israel yang tegar tengkuk, Allah me'reset' dengan berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun, hingga seluruh angkatan generasi yang keluar dari Mesir sudah meninggal, yaitu tersisa Yosua Kaleb dan pasukannya yang taat. 

Yesaya 59:1-2

Dosa adalah penghambat keselamatan

Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

TUHAN Allah begitu mengasihi umat-Nya di dunia ini, hingga memberi 'solusi' untuk 'menutupi' dosa manusia dengan menyembelih ternak/unggas dan mencurahkan darahnya sebagai tanda pertobatan. Manusia yang menyadari dosanya, akan bertobat dan menyesal serta berbalik dari jalannya yang salah. 

Akan tetapi, semakin lama semakin sedikit jumlah manusia yang bertobat, menyesal dan berbalik arah dari dosanya,  dibanding dengan yang semakin jahat dan hidup dalam kejahatan. Manusia begitu mudahnya menyembelih ternak dan mempersembahkannya hingga bukan lagi dengan penyesalan, tetapi hanya suatu ritual belaka. Manusia tidak sadar sudah dibelenggu oleh dosa kedagingannya. Allah Maha Kudus, tidak bisa bersatu dengan umat-Nya yang berdosa.

Inilah yang membuat TUHAN murka dan menjanjikan pembebasan bagi umat manusia, yaitu lahirnya Sang Mesias, yang akan membebaskan umat-Nya dari belenggu dosa dan kejahatan mereka. 

Mesias itu haruslah orang yang suci dan tidak terikat pada kedagingan itu sendiri. Sedangkan manusia itu semuanya berdosa. Jadi apakah memang mungkin akan ada manusia yang seperti itu? 

Mari kita lihat syarat dari Mesias itu,  

Pertama ia harus adalah "Manusia sejati", artinya bukan malaikat, bukan pula setengah dewa, dan bukan makhluk lainnya, harus manusia sejati yang masih punya keinginan sifat-sifat kedagingan. Ia harus masih punya opsi untuk memilih antara keinginan daging dengan keinginan Allah. Jika pribadi itu tidak punya opsi memilih, berarti itu tidak fair, atau hanya seperti "robot" belaka. Suatu kekudusan bisa muncul, jika seseorang itu berada pada persimpangan jalan, di mana ia harus memilih antar keinginan daging dan keinginan Allah, kemudian ia memilih mengalahkan kedagingannya dan mengerjakan kehendak Allah. Itulah namanya kekudusan sejati yang dikehendaki Allah.

Syarat ke dua, Ia tidak boleh terikat pada dosa. Termasuk dosa turunan. Nah inilah yang rasanya tidak mungkin bagi manusia. Karena setiap orang tua yang melahirkan anaknya, tidak ada yang tidak berdosa. Semuanya melahirkan anaknya dalam keadaan berdosa, pada zaman itu. Otomatis syarat kedua ini gugur. 

Syarat ke tiga ia harus rela menjadi "domba sembelihan" yang akan menjadi penebusan bagi dosa seluruh umat manusia. Syarat ini yang rasanya juga sulit, karena setiap orang mempunyai "hierarki penyelamatan diri", yang berakhir pada mempertahankan nyawanya. 

Kalau kita menonton film, jika ada adegan perampokan, maka sang perampok pasti memaksa orang itu menyerahkan hartanya, kalau tidak ia ditembak atau ditusuk. Sang korban akhirnya menyerahkan seluruh harta yang dibawanya kepada sang perampok. Artinya harta itu seberapa mahalnya pun, akan diserahkan ganti nyawanya. 

Akan tetapi ada kemungkinan bagi seseorang yang rela mengorbankan dirinya, adalah jika anaknya yang ia sangat  kasihi, nyawanya sedang terancam bahaya. Ia akan rela menggantikan anaknya, demi menyelamatkan nyawanya. Misalnya seorang ayah yang akan terjun ke laut untuk menyelamatkan anaknya yang terjatuh ke laut, sekalipun ia sadar bahwa ia sendiri tidak bisa berenang. Atau misalnya, seseorang miskin yang rela menjual ginjal miliknya demi menebus anaknya yang dipenjara. 

Hal ini juga dirasakan oleh TUHAN Allah Yang Maha Kuasa di Surga, melihat umat manusia ciptaan-Nya, terancam masuk ke dalam maut. 

Mikha 7:18

Siapakah Allah seperti Engkau yang mengampuni dosa, dan yang memaafkan pelanggaran dari sisa-sisa milik-Nya sendiri; yang tidak bertahan dalam murka-Nya untuk seterusnya, melainkan berkenan kepada kasih setia?

Yesaya 43:25

Aku, Akulah Dia yang menghapus dosa pemberontakanmu oleh karena Aku sendiri, dan Aku tidak mengingat-ingat dosamu.

Yesaya 1:15-20

1:15 Apabila kamu menadahkan tanganmu untuk berdoa, Aku akan memalingkan muka-Ku, bahkan sekalipun kamu berkali-kali berdoa, Aku tidak akan mendengarkannya, sebab tanganmu penuh dengan darah. 1:16 Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat, 1:17 belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda! 1:18 Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba. 1:19 Jika kamu menurut dan mau mendengar, maka kamu akan memakan hasil baik dari negeri itu. 1:20 Tetapi jika kamu melawan dan memberontak, maka kamu akan dimakan oleh pedang." Sungguh, TUHAN yang mengucapkannya.

Dari ayat di atas,  kita ketahui bahwa TUHAN Allah, sangat menginginkan pertobatan, bukan kematian umat-Nya, Ia bahkan menjanjikan menyucikan segala dosanya, jika bertobat. Akan tetapi firman TUHAN tetap tidak bisa dipenuhi oleh manusia kebanyakan. Semuanya karena dosa yang mengikat dan membelenggu manusia, tidak mengizinkan hidupnya benar.

Berarti satu-satunya jalan adalah Mesias harus lahir di bumi untuk membebaskan umat Allah, dari segala belenggu dosa dan mengubah sifat dasar manusia dari selalu ingin berbuat dosa, menjadi memilih untuk menjalankan kehendak Allah. 

2. Natal adalah jawaban Allah

Yesaya 9:1-7

Kelahiran Raja Damai

9:1 (8-23) Tetapi tidak selamanya akan ada kesuraman untuk negeri yang terimpit itu. Kalau dahulu TUHAN merendahkan tanah Zebulon dan tanah Naftali, maka di kemudian hari Ia akan memuliakan jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, wilayah bangsa-bangsa lain. 9:2 (9-1) Bangsa yang berjalan di dalam kegelapan telah melihat terang yang besar; mereka yang diam di negeri kekelaman, atasnya terang telah bersinar. 9:3 (9-2) Engkau telah menimbulkan banyak sorak-sorak, dan sukacita yang besar; mereka telah bersukacita di hadapan-Mu, seperti sukacita di waktu panen, seperti orang bersorak-sorak di waktu membagi-bagi jarahan. 9:4 (9-3) Sebab kuk yang menekannya dan gandar yang di atas bahunya serta tongkat si penindas telah Kaupatahkan seperti pada hari kekalahan Midian. 9:5 (9-4) Sebab setiap sepatu tentara yang berderap-derap dan setiap jubah yang berlumuran darah akan menjadi umpan api. 9:6 (9-5) Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai. 9:7 (9-6) Besar kekuasaannya, dan damai sejahtera tidak akan berkesudahan di atas takhta Daud dan di dalam kerajaannya, karena ia mendasarkan dan mengokohkannya dengan keadilan dan kebenaran dari sekarang sampai selama-lamanya. Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

TUHAN Allah telah berkorban bagi umat manusia, Ia merelakan Anak-Nya yang tunggal, Sang Pencipta Langit dan Bumi, untuk turun ke dunia, mengosongkan diri-Nya, sama seperti manusia, hanya ia tidak berdosa sedikitpun. Ia menjadi Mesias yang dijanjikan TUHAN Allah. Ia menjadi pembebas dan Raja umat manusia, yang akan memimpin kita menjadi umat Pilihan Allah yang kudus dan mulia.

Dasarnya adalah: Kecemburuan TUHAN semesta alam akan melakukan hal ini.

TUHAN Allah begitu "cemburu" akan umat manusia miliknya yang tidak boleh dimiliki oleh siapapun juga. Ia begitu sayang dan mengasihi umat-Nya. Dosa dan kejahatan manusia menghalangi-Nya untuk bisa selalu bersama dengan mereka. 

Kristus Yesus Tuhan kita, telah lahir di dunia, merendahkan diri-Nya, bahkan memilih lahir di kandang hewan, dibaringkan di palungan, tanpa kemewahan sama sekali. Ia bisa merasakan betapa sulitnya hidup sebagai orang sederhana, hidup di bawah pemerintah jajahan, hidup dalam kedagingan.

Matius 1:18--2:23

Kelahiran Yesus Kristus adalah seperti berikut: 

Pada waktu Maria, ibu-Nya, bertunangan dengan Yusuf, ternyata ia mengandung dari Roh Kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri.

Karena Yusuf suaminya, seorang yang tulus hati dan tidak mau mencemarkan nama isterinya di muka umum, ia bermaksud menceraikannya dengan diam-diam.

Tetapi ketika ia mempertimbangkan maksud itu, malaikat Tuhan nampak kepadanya dalam mimpi dan berkata: "Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai isterimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus. Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka."

Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Sesungguhnya, anak dara itu akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan mereka akan menamakan Dia Imanuel" --yang berarti: Allah menyertai kita.

Sesudah bangun dari tidurnya, Yusuf berbuat seperti yang diperintahkan malaikat Tuhan itu kepadanya.

Ia mengambil Maria sebagai isterinya, tetapi tidak bersetubuh dengan dia sampai ia melahirkan anaknya laki-laki dan Yusuf menamakan Dia Yesus.

Yohanes 3:16

Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

Demikianlah TUHAN Allah mengaruniakan anak-Nya yang demikian Ia kasihi, demi menyelamatkan kita umat manusia yang berdosa ini. Betapa besar dan agung kasih Allah pada kita.

Jadi saat ini, terimalah Tuhan Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat mu. Bertobatlah dan jangan berbuat dosa lagi. 

Amin.

0 comments:

Posting Komentar