18 Juni 2024

18 Juni 2024




Image by master1305 on Freepik

"Berbohong"

Mini seri "Dosa Favorit" Part 3

Itulah dosa yang paling mendominasi orang.

1. Marah

Telah dijelaskan di bagian sebelumnya. Bisa baca di sini 

2. Sombong

Telah dijelaskan di bagian sebelumnya. Bisa baca di sini

3. Bohong

Setiap manusia pernah melakukannya. Sejak masa balita hingga kanak-kanak, berbohong tidak perlu ada yang mengajar, setiap orang bisa melakukannya. Mengapa? Itulah sifat dasar kedagingan manusia. 

Menurut riset yang dimuat dalam the Psychology Today.com ada 10 alasan seseorang melakukan kebohongan:

  1. Untuk menghindari dihakimi atau merasa malu.
  2. Dengan tujuan menghindari hukuman.
  3. Untuk melindungi diri mereka dari pembalasan.
  4. Tanpa “alasan yang baik” (misalnya, dusta kompulsif).
  5. Untuk menampilkan diri mereka secara positif dan mengesankan orang lain.
  6. Untuk mendapatkan hadiah.
  7. Karena kecerobohan dan impulsif.
  8. Untuk mengalami kesenangan dari menipu orang lain.
  9. Dengan tujuan menjaga kerahasiaan informasi pribadi.
  10. Untuk alasan prososial—untuk membuat orang lain (dan diri sendiri) bahagia, seperti memberi tahu anak-anak bahwa Sinterklas itu Nyata. 
  11. Untuk alasan altruistik—untuk melindungi orang lain dari bahaya.

Perhatikan, sembilan motivasi pertama adalah untuk kepentingan diri sendiri; dua yang terakhir, berorientasi pada orang lain.

Sekitar sepertiga peserta yang disurvey, mengatakan tiga hingga tujuh dusta dalam seminggu. Namun, mayoritas mengaku berbohong dua kali atau kurang dalam seminggu. (bisa juga mereka sedang berbohong waktu menjawab ini...)

Mengenai dusta yang diungkapkan dalam enam bulan terakhir, sebagian besar melaporkan berbohong karena alasan altruistik (64%) atau rahasia (60%). Sekitar setengahnya berbohong untuk menghindari penilaian negatif, 43% karena alasan prososial, dan 40% untuk menghindari hukuman.

Sebagian kecil menyatakan bahwa mereka berbohong untuk menampilkan diri mereka secara positif (37%), karena impulsif dan kecerobohan (21%), untuk mendapatkan imbalan (21%), untuk melindungi diri (22%), tanpa alasan yang jelas. dan karena paksaan (11%), dan karena mereka senang menipu orang (9%).

Dalam alkitab, pernah ada kejadian dusta yang dilakukan seseorang:

Yosua 9 <- Klik untuk membaca ayat 

Ada dusta yang spontan dan ada dusta yang terencana. Dalam bacaan Alkitab hari ini, orang-orang Gibeon melakukan berbagai dusta yang sudah direncanakan dengan amat baik, yang membuat mereka berhasil mengikat perjanjian dengan bangsa Israel. Mereka mengirim utusan yang menyamar sebagai rombongan yang datang dari negeri yang jauh (memakai pakaian dan kasut yang buruk, membawa roti yang telah mengeras dan tinggal remah-remah, serta memakai kirbat anggur yang telah robek), padahal sebenarnya mereka tinggal sangat dekat.

Puncak kebohongan mereka adalah perkataan, "Dari negeri yang sangat jauh hamba-hambamu ini datang karena nama TUHAN, Allahmu, sebab kami telah mendengar kabar tentang Dia, yakni segala yang dilakukan-Nya di Mesir, dan segala yang dilakukan-Nya terhadap kedua raja orang Amori itu ..." (9:9b-10a). Perhatikan bahwa mereka menyebut diri mereka sebagai, "hamba-hambamu", padahal mereka adalah suku setempat yang harus dibasmi.

Yohanes 8:44 

Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.

Dusta yang dilakukan oleh orang-orang Gibeon membuat Yosua dan bangsa Israel terjebak oleh logika pemikiran orang-orang Gibeon, sehingga mereka memutuskan untuk mengikat perjanjian dengan orang-orang Gibeon.

Kesalahan Yosua dan bangsa Israel adalah bahwa mereka membuat keputusan untuk mengikat perjanjian hanya berdasarkan apa yang mereka lihat dan apa yang mereka dengar, tanpa bertanya dulu kepada Tuhan. Mereka memutuskan bukan berdasarkan iman! 

Perhatikan adanya dua kontras menarik, yaitu: 

Orang-orang Gibeon memakai nama Tuhan untuk memperdaya Yosua dan bangsa Israel. Yosua dan bangsa Israel tidak melibatkan Tuhan (memutuskan berdasarkan akal saja).

Orang-orang Gibeon mengatakan bahwa mereka diutus oleh para tua-tua mereka dan membawa misi dari para tua-tua tersebut, sedangkan Yosua dan orang-orang Israel lupa bahwa mereka diutus Tuhan dan membawa misi Tuhan, sehingga mereka melanggar firman Tuhan karena tidak bertanya kepada Tuhan. 

Bacaan Alkitab hari ini mengingatkan kita bahwa Iblis dapat memakai berbagai tipu muslihat untuk menjatuhkan kita. Oleh karena itu, kita harus mengandalkan Tuhan dan selalu mewaspadai tipuan dunia ini. Jangan mengandalkan akal Anda yang terbatas!

Amsal 12:22

Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.

Wahyu 22:15

Tetapi anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.

Adapun kebohongan itu merupakan dosa yang sangat mudah berubah menjadi kebiasaan, kebiasaan buruk yang tidak dicegah akan berubah menjadi karakter, artinya seseorang itu menganggap berbohong adalah bukan lagi suatu hal yang buruk.

Kebohongan menjadi suatu ancaman dalam keluarga juga, karena bisa menggerogoti kepercayaan suami atau isteri, bahkan anak-anak. Suami yang sering pulang malam karena pergi ngobrol dsb bersama teman-teman sepulang kantor, seringkali mengatakan ia lembur di kantor. Hingga akhirnya kepergok istrinya dan pecahlah perang dunia.

Demikian pula istri yang suka belanja, karena suami tidak memberinya cukup uang, akhirnya ia meminjam dari orangtuanya, dengan mengatakan untuk mencukupi uang belanja, karena suaminya tidak memberinya cukup uang. Belakangan ketahuan dan membuat malu suaminya di depan mertuanya. 

Juga anak-anak yang sering dijanjikan pergi liburan bersama, atau janji dibelikan mainan, tetapi tidak pernah terwujud, pada akhirnya akan kehilangan kepercayaan mereka terhadap orangtua mereka.

Itulah buah dari kebohongan yang dituai oleh orang itu sendiri. Kebohongan akan selalu berbuahkan kesulitan di kemudian hari.

Jadi bagaimana menurut firman TUHAN agar kita terhindar dari dusta:

Amsal 3

Penulis Amsal mengingatkan bahwa kita harus percaya kepada TUHAN dengan segenap hati kita dan tidak bersandar pada pengertian kita sendiri. 

Kita harus memuliakan TUHAN dengan harta kita, maka kita akan terus dipelihara TUHAN dengan berlimpah-limpah. Allah akan memberikan kita berkat untuk memberkati orang lain.

Jangan menolak didikan dan ajaran TUHAN, karena itu yang akan memelihara kehidupan kita. Itu yang akan membuat sepanjang hidup kita, berbahagia.

DUSTA bukan dilawan dengan tidak berusaha tidak berdusta, melainkan ubah gaya hidup dan pola berfikir kita, dari mencari keuntungan diri sendiri, menjadi mengasihi Tuhan dan memberkati sesama kita, nistaca kasih dan anugerah TUHAN akan melimpahi hidup kita.

Amin.

0 comments:

Posting Komentar