25 Mei 2024

25 Mei 2024



Image by ThankYouFantasyPictures from Pixabay

Nyanyian atas jatuhnya Babel

Wahyu 19 <--Klik di sini untuk membaca ayat utuh

Wahyu 19 terbagi menjadi 4 bagian besar:

  1. Nyanyian atas jatuhnya Babel (Part 1)
  2. Perjamuan kawin Anak Domba (Part 2)
  3. Firman Allah (Part 3)
  4. Binatang serta nabinya dikalahkan (Part 4)

1. Nyanyian atas jatuhnya Babel

Wahyu 19:1-2

19:1 Kemudian dari pada itu aku mendengar seperti suara yang nyaring dari himpunan besar orang banyak di sorga, katanya: "Haleluya! Keselamatan dan kemuliaan dan kekuasaan adalah pada Allah kita, 19:2 sebab benar dan adil segala penghakiman-Nya, karena Ialah yang telah menghakimi pelacur besar itu, yang merusakkan bumi dengan percabulannya; dan Ialah yang telah membalaskan darah hamba-hamba-Nya atas pelacur itu." 

  • Suara pujian di Surga dinaikkan atas penghakiman Allah terhadap Pelacur besar, yaitu kota Babel. Seperti yang sudah kita ketahui di ayat-ayat bacaan sebelumnya, Babel digambarkan sebagai kota yang penduduknya sangat jahat, sarat dengan perzinahan, kekejian dan pembunuhan atas orang Kudus Allah. 

  • Babel sudah dihakimi Allah dan dihancurkan, sebagai pembalasan kematian orang Kudus Allah.

19:3 Dan untuk kedua kalinya mereka berkata: "Haleluya! Ya, asapnya naik sampai selama-lamanya." 19:4 Dan kedua puluh empat tua-tua dan keempat makhluk itu tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta itu, dan mereka berkata: "Amin, Haleluya." 19:5 Maka kedengaranlah suatu suara dari takhta itu: "Pujilah Allah kita, hai kamu semua hamba-Nya, kamu yang takut akan Dia, baik kecil maupun besar!"

  • Pujian dinaikkan kedua kali, 24 tua-tua dan 4 makhluk di hadapan Allah tersungkur dan menyembah Allah yang duduk di atas takhta. 

  • Terdengar suara ajakan bagi seluruh hamba Allah yang takut akan Dia, untuk meninggikan Allah.
Mazmur 56:8

(56-9) Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?

  • Allah tidak pernah mengabaikan penderitaan hamba-hamba-Nya yang sudah menjadi Martir bagi-Nya sebagai orang yang setia dan taat hingga akhir hayatnya. Tangisan mereka didengar Allah dan dibalaskan-Nya.

Yohanes 16:1-3; 20-21

16:1 "Semuanya ini Kukatakan kepadamu, supaya kamu jangan kecewa dan menolak Aku. 16:2 Kamu akan dikucilkan, bahkan akan datang saatnya bahwa setiap orang yang membunuh kamu akan menyangka bahwa ia berbuat bakti bagi Allah. 16:3 Mereka akan berbuat demikian, karena mereka tidak mengenal baik Bapa maupun Aku.

16:20 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya kamu akan menangis dan meratap, tetapi dunia akan bergembira; kamu akan berdukacita, tetapi dukacitamu akan berubah menjadi sukacita. 16:21 Seorang perempuan berdukacita pada saat ia melahirkan, tetapi sesudah ia melahirkan anaknya, ia tidak ingat lagi akan penderitaannya, karena kegembiraan bahwa seorang manusia telah dilahirkan ke dunia.

  • Tuhan Yesus memberi kekuatan pada pengikut-Nya yang setia, bahwa bisa jadi mereka akan menderita bagi-Nya, tetapi Ia telah menang dan dalam Wahyu 19:1-2 adalah Pembuktian dari firman-Nya ini.

Illustrasi:

  • Di Suatu pagi hari, saya bangun tidur seperti biasa, selesai persekutuan pribadi, saya ingin masak makanan untuk sarapan. Saya melihat satu kantong cabai yang penuh di lemari es.
  • Saya keluarkan seluruh isinya ke dalam baskom, ternyata sebagian besar isinya sudah busuk. Rupanya karena terlalu lama tidak dikeluarkan dari lemari es, berembun dan busuk.
  • Akan tetapi saya berinisiatif untuk memilih satu persatu cabai yang masih baik dari sana. Dengan perjuangan akhirnya terkumpullah satu genggam cabai yang masih tergolong baik. Saya keringkan dengan tissue dan saya letakkan di suatu wadah dan siap saya simpan kembali.
  • Akan tetapi, apa yang terjadi? Saya teledor dan wadah itu terjungkal dan hampir semua cabai itu jatuh ke lantai yang kotor. Saya kesal sama diri saya sendiri, mengapa begitu teledor?
  • Akhirnya saya pungut satu persatu lagi cabai itu dan saya cuci lagi dengan perasaan jengkel, tetapi tetap berharap cabai-cabai itu masih bisa dipergunakan istri saya untuk memasak. 
  • Kali yang kedua saya jauh lebih berhati-hati dalam memegang wadah dan menutupnya secara perlahan, hingga masuk ke lemari es lagi.
  • Pelajaran apa yang bisa diambil? Kita manusia bumi ini awalnya bagaikan cabai yang berkumpul dengan cabai busuk. Allah memilih kita dan memisahkan kita dari seluruh kotoran dosa dan cabai-cabai lain yang membusuk. Ia mati di atas Kayu salib mencurahkan Darah-Nya demi menyucikan kita dari seluruh dosa kita.
  • Kita dipisahkan dan dimasukkan ke dalam wadah, harapan untuk dipakai demi tujuan Mulia Allah, yaitu melayani-Nya selamanya.
  • Akan tetapi apa yang terjadi, karena keinginan daging, keinginan mata, tipu daya iblis, akhirnya kita justru meninggalkan lagi kedekatan kita dengan Allah, jatuh lagi ke dosa kotoran yang lama sudah kita tinggalkan. Kita menjadi satu lagi dan tercerai berai menjauh dari Allah.
  • Namun apakah Allah membuang kita? Tidak!! Dengan Kasih-Nya yang Luar Biasa, kita dikumpulkan lagi perlahan, satu-persatu dibawanya ke tempat penyucian lagi, dicuci bersih dengan firman--Nya dan ditempatkan lagi dalam wadah bersih.
  • Inilah kehidupan kita, seringkali kita membuat jengkel Allah dalam kehidupan ini, tetapi kita selalu diberi kesempatan kedua, ketiga dan seterusnya, hingga kita sadar dan berlaku tidak bercacat cela di hadapan-Nya.

Amin.

0 comments:

Posting Komentar