03 Maret 2024

03 Maret 2024



Image by freepik

Tuhan Yesus mengajar kita menghadapi cobaan Iblis

Markus 11:27-33 (TB)

27 Lalu Yesus dan murid-murid-Nya tiba pula di Yerusalem. Ketika Yesus berjalan di halaman Bait Allah, datanglah kepada-Nya imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua, 28 dan bertanya kepada-Nya: "Dengan kuasa manakah Engkau melakukan hal-hal itu? Dan siapakah yang memberikan kuasa itu kepada-Mu, sehingga Engkau melakukan hal-hal itu?" 29 Jawab Yesus kepada mereka: "Aku akan mengajukan satu pertanyaan kepadamu. Berikanlah Aku jawabnya, maka Aku akan mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu.

30 Baptisan Yohanes itu, dari sorga atau dari manusia? Berikanlah Aku jawabnya!"

31 Mereka memperbincangkannya di antara mereka, dan berkata: "Jikalau kita katakan: Dari sorga, Ia akan berkata: Kalau begitu, mengapakah kamu tidak percaya kepadanya? 32 Tetapi, masakan kita katakan: Dari manusia!" Sebab mereka takut kepada orang banyak, karena semua orang menganggap bahwa Yohanes betul-betul seorang Nabi. 33 Lalu mereka menjawab Yesus: "Kami tidak tahu." Maka kata Yesus kepada mereka: "Jika demikian, Aku juga tidak mengatakan kepadamu dengan kuasa manakah Aku melakukan hal-hal itu." 

Dari ayat bacaan di atas dapat kita pelajari sebagai berikut:

1. Waspada dan berjaga-jaga setiap saat 

  • Adakalanya kita bersukacita dan sangat ingin mendekat dengan Allah. Di saat itulah Iblis justru sangat tidak senang. Ia akan berusaha mencobai orang yang berniat mulia seperti itu. 
  • Iblis secara Terstruktur, Sistemik dan Masif (TSM) berusaha keras menjatuhkan setiap orang percaya yang memiliki niat suci ingin mendekat kepada Tuhan Yesus Kristus. Ia akan mencari cara yang menyenangkan, hingga mengerikan, hingga orang itu jatuh. Tujuan akhirnya, adalah hingga orang percaya itu menjadi lelah dan merasa bahwa ikut Tuhan itu salah.
  • Oleh karena itu Tuhan Yesus sudah memberikan jalan keluar: 

Efesus 6:10-18

Perlengkapan rohani

6:10 Akhirnya, hendaklah kamu kuat di dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasa-Nya. 6:11 Kenakanlah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis; 6:12 karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. 6:13 Sebab itu ambillah seluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat itu dan tetap berdiri, sesudah kamu menyelesaikan segala sesuatu. 6:14 Jadi berdirilah tegap, berikatpinggangkan kebenaran dan berbajuzirahkan keadilan, 6:15 kakimu berkasutkan kerelaan untuk memberitakan Injil damai sejahtera; 6:16 dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat, 6:17 dan terimalah ketopong keselamatan dan pedang Roh, yaitu firman Allah, 6:18 dalam segala doa dan permohonan. Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang Kudus ,

Tuhan Yesus mengajarkan dalam Surat Efesus, bahwa setiap orang harus 'kuat' didalam Tuhan, yaitu di dalam Kuasa Allah. Ia memberikan perlengkapan 'perang', supaya kita dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis. 

Perhatikan kata "Tipu Muslihat", menurut KBBI:  

             tipu » tipu muslihat

                ⇢ Tesaurus: siasat; ilmu (perang dan sebagainya)

Ada suatu pengertian bahwa dari Iblis yang harus kita lawan adalah "Ilmu perang" nya. Oleh karena itu kita perlu diajar dan harus belajar dari Guru Yang benar, yaitu Roh Kudus.

Yohanes 14:26 

tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.

  •  Berarti kita sebagai makhluk yang lemah, harus memakai seluruh perlengkapan senjata perang Allah, setelah itu mengikuti pelatihan perang dari Roh Kudus. Niscaya kita akan bisa memenangkan segala perang melawan "Tipu Muslihat", yang dilancarkan oleh Iblis.

2. Cerdik seperti ular, namun tetap tulus seperti merpati

  • Dari ayat bacaan di atas, terlihat bahwa Tuhan Yesus menang terhadap pencobaan dari tipu muslihat dari imam-imam kepala, ahli-ahli Taurat dan tua-tua yang diutus oleh Iblis. Bagaimana Ia bersikap? Tuhan Yesus memakai akal budi dan hikmat yang dari Surga, agar bisa mengalahkan tipu muslihat iblis.
  • Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, kita harus sadar akan selalu dicobai oleh Iblis yang siap setiap saat 'menelan' kita.

1 Petrus 5:8

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.

  • Untuk mengetahui dan mengantisipasi hal tersebut, Tuhan Yesus sudah berfirman:

Matius 10:16

"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

  • Jadi, bagaimana sesungguhnya sikap kita dalam kehidupan keseharian kita, dalam rangka menyikapi tipu daya iblis? Kita harus sadar bahwa kita seperti domba di tengah kawanan Serigala, si makhluk lemah di antara para makhluk kuat. Apakah seperti itu situasi kita? Tidak!!
Ular: 
    • Ada suatu video dokumenter alam, tentang seekor elang yang gagah, berdiri tegak, sementara di kakinya ia menginjak ular yang kelihatan tidak berdaya lagi. Burung elang itu terlihat pongah dan arogan, sesekali ia menengong ke kanan ke kiri, kemudian mematuk kepala Ular di kakinya. Akan tetapi keadaan berubah. Ular yang kelihatan sudah tidak ada harapan dan tidak berdaya itu, secara perlahan namun pasti, mengarahkan ekor dan badannya ke arah atas, kemudian melilitkannya pada leher elang tersebut. Dengan perlahan namun pasti ekor ular itu melilit ke seluruh tubuh elang itu, sementara ototnya semakin lama semakin melilit leher dan tubuh elang yang tidak sadar akan hal itu. Tidak diduga-duga karena kesakitan dan sulit bernafas, akhirnya elang tersebut melepas kepala ular, yang kemudian menggigit elang itu dan pada akhirnya memakan elang yang besar itu.
    • Artinya, belajar dari gambaran ular yang mempunyai bergerak perlahan, halus, tanpa diketahui musuhnya, ternyata ia sudah berada dalam posisi yang mematikan. Ular yang sudah dalam posisi menjadi "mangsa" di awal, bisa membalikkan keadaan menjadi "pemangsa". Ular itu sabar, namun penuh strategi. Ia memperhatikan, apa kelemahan musuhnya, dan kapan musuhnya itu menjadi lengah. Di situlah letak kunci kemenangan ular.
    • Apa implementasinya bagi kita? Dalam perintahnya, Tuhan Yesus mengharuskan murid-murid-Nya cerdik seperti ular.  Jadilah orang Percaya yang selalu berjaga-jaga akan serangan iblis. Ia tahu segala kelemahan kita. Ia tahu juga kapan biasanya kita lemah dan tak berdaya. Itulah yang harus kita juga sadari, segala kelemahan kita dan kapan biasanya kita lemah. Tandai itu dan Fokus lah pada hal tersebut. Sementara dalam mode menyerang, kita harus belajar sabar menghadapi cobaan dan serangan iblis. Kita harus bertahan, hingga kita juga mengetahui kelemahan musuh kita itu, hingga tepat pada waktunya, kita bisa berbalik menyerang musuh kita.
        Merpati  

    • Tidak ada yang tidak tahu, bahwa merpati adalah unggas yang sangat jinak, tidak pernah curiga pada yang mendekatinya, mengambil biji jagung dari tangan orang pun ia tidak takut. Ia adalah burung yang menurut jika dilatih. Ia bisa terbang ribuan mil, untuk kembali pulang ke rumahnya. Oleh karena itulah ia dipergunakan sebagai sarana komunikasi di zaman dahulu kala. Merpati juga selalu hidup berkelompok dan mereka tidak pernah berkelahi dengan siapapun. Itulah ciri utama yang diketahui dari merpati.
    • Di dalam Alkitab, sewaktu dibaptis Roh Kudus turun dalam bentuk merpati. Artinya burung merpati menggambarkan kesucian.

  • Jadi jika kita bisa simpulkan di sini, "Cerdik seperti Ular dan Tulus seperti Merpati", maksudnya adalah  Hidup orang percaya dalam menghadapi cobaan dan serangan iblis, menjadi seperti Ular, selalu waspada akan segala serangan, namun jika diserang, tetap bisa bertahan dan tidak putus asa, selagi mencari celah dan waktu yang tepat untuk balik menyerang. Konteks menyerang di sini, ternyata sudah dibatasi oleh Kristus, bukan dengan emosi atau superioritas, namun tetapi terkendali dengan ketulusan seperti burung merpati yang tulus. 
  • Contoh nyata dari hal ini, terlihat sekali pada bacaan Markus 11 di atas, yaitu sikap Tuhan Yesus yang begitu tenang menghadapi imam kepala, ahli Taurat dan tua-tua. Ia berhasil menyerang balik, tetapi tidak dengan kesombongan atau arogansi. Ia tetap mengasihi dan menghargai mereka.
Demikianlah firman Tuhan, semoga kita bisa bertahan melawan segala serangan dan cobaan dari si jahat.

Amin

0 comments:

Posting Komentar