11 November 2023

10 November 2023



Matius 19:13-15 (TB)

13 Lalu orang membawa anak-anak kecil kepada Yesus, supaya Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan mendoakan mereka; akan tetapi murid-murid-Nya memarahi orang-orang itu.14 Tetapi Yesus berkata: "Biarkanlah anak-anak itu, janganlah menghalang-halangi mereka datang kepada-Ku; sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga."15 Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas mereka dan kemudian Ia berangkat dari situ.

Orangtua yang beriman kepada Yesus, membawa anak-anak mereka kepada-Nya dengan penuh harapan untuk mendoakan dan memberkati mereka. 

Tuhan Yesus dengan senang hati memberkati mereka. Sementara para murid Tuhan Yesus malah memarahi orangtua mereka. Apa reaksi Tuhan Yesus? 

Tuhan Yesus menjawab bahwa tidak boleh melarang anak-anak itu datang kepada Tuhan Yesus, karena apa? Tuhan Yesus memberikan penjelasan, "sebab orang-orang yang seperti itulah yang empunya Kerajaan Sorga".

Masa kanak-kanak seseorang adalah masa di mana seharusnya seorang anak kecil hanya merasakan sukacita, kebebasan, kesejahteraan, namun di sisi lain ia juga harus belajar memberi, belajar berinteraksi dengan orang lain. Masa kanak-kanak adalah masa di mana seseorang itu sepenuhnya bergantung kepada Ayah dan Ibunya.

Demikian pula orang yang bergantung penuh pada Allah, ia tidak akan pernah khawatir soal apapun dalam hidupnya. Allah kita berbeda dengan manusia, ia berjanji dan tidak pernah ingkar. Jika Ia berjanji memelihara dan menyediakan Masa Depan yang indah bagi kita, maka itu akan terjadi. Jadi setiap orang yang berfikir dan bertindak dengan pola seperti anak-anak, maka ia tidak akan pernah merasa khawatir soal perkara apapun juga. Ia percaya Allah akan melakukan sesuatu baginya.

Setiap orang yang bergantung pada Tuhan, tidak akan pernah merasa uang, kekayaan, harta, pangkat, kedudukan, jabatan dsb, adalah hak yang harus dipertahankannya. Ia menyadari semuanya itu hanyalah semu belaka dan semuanya itu disediakan oleh Allah. 

Akan tetapi di satu sisi lainnya, Allah tidak mau kita hidup Bermalas-malasan menunggu berkat jatuh dari langit. Ia juga mau kita tetap bekerja keras, namun bukan bekerja setengah mati. Tuhan pernah berfirman bahwa Ia menyediakan berkat bagi anak-anak-Nya pada waktu tidur. Jadi bekerja bukan buat mencari uang, tetapi bekerja itu adalah tanggungjawab dan pengucapan syukur atas berkat yang sudah kita terima dari Allah.

Lukas 6:20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.

Jadi jelas di sini, Tuhan menyebut seseorang yang miskin itu berbahagia, mengapa? Karena Ia empunya Kerajaan Allah. Persis sama dengan firman Tuhan mengenai anak-anak kecil di atas kan?

Berarti pengertian "Miskin" dengan "Seperti Anak-anak" adalah makna yang serupa, yaitu menyadari bahwa:

1. Segalanya milik Allah

Segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini adalah milik Allah, bukan milik kita. Semuanya pemberian Allah, bukan karena hasil usaha kita. Jika Tuhan mau bisa ambil semua dalam sekejap. 

Ingat kisah Ayub yang kaya raya? Dalam sehari ia kehilangan segala-galanya. Akan tetapi segala sesuatu itu kembali lagi padanya, juga atas Anugerah Allah.

Ingat kisah raja Nebukadnezar dalam Daniel 4? Ia adalah Raja yang tidak takut akan Allah, dihukum-Nya menjadi seperti lembu makan rumput di padang dan minum air hujan. Tuhan bisa mengangkatnya kembali kemudian hari dan mengembalikan segalanya, begitu ia menyadari kesalahannya dan bertobat.

Cobalah kita ingat-ingat dari masa kecil kita, betapa banyaknya kebaikan Tuhan bagi kita? Hitunglah berkat Tuhan yang sudah kita terima. Apakah kita masih berani mengakui semuanya itu adalah hasil karya tangan kita? Sadari semua itu adalah pemberian Allah. 

Akan tetapi jika kita menyadari segala kekayaan kita, kedudukan kita, kita dapatkan dengan cara yang jahat dan menyimpang dari Firman Allah, inilah saatnya kita bertobat dan berbalik dari jalan kita yang jahat itu. 

Jika ada orang yang mengatakan, bahwa ia selama ini tetap biasa-biasa saja tidak pernah mengalami apa-apa, sekalipun jalannya jahat, sadarlah bahwa masa-masa ini Tuhan izinkan masih hidup dan bernafas, itu adalah kesempatan yang Tuhan berikan bagimu.

2. Jika kita dalam keadaan "miskin" secara finansial, bisa jadi itu kehendak Allah

Jangan memberi penilaian atau judgment terkait keadaan kita. Mungkin kita miskin atau bahkan berutang. Cobalah untuk introspeksi terlebih dahulu, bagaimana kehidupan kita dengan Tuhan? Apakah dalam keadaan baik, kita hidup benar dan kudus di hadapan Allah? Jika kehidupan kita sudah seperti itu dan kita tetap dalam keadaan kita yang serba kekurangan, cobalah berdoa dan memohon, serta menyerahkan segalanya dalam kehendak-Nya. 

Percayalah bahwa Allah mengetahui segala penderitaan kita:

Mazmur 56:8

Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan? 

Allah tidak akan pernah membiarkan kita, Ia tidak pernah meninggalkan kita. Semuanya yang terjadi, bisa jadi untuk mendewasakan kita. Percayalah pertolongan Allah segera datang.

Amin. 

0 comments:

Posting Komentar