29 Oktober 2023

 29 Oktober 2023

Simplicity in Identity 

Kita sebagai bangsa Indonesia bangga menjadi Warga negara Indonesia. Segala Pemilihan Umum yang diadakan jangan sampai Golput, jika Golput maka kita menyerahkan suara kita kepada orang yang tidak sama dengan kita.

Identitas = Tanda-tanda yang melekat pada seseorang. Ciri seseorang membawa pandangan orang terhadapnya. 

Kita memuji dan menyembah Tuhan harus membawa Identitas kita yaitu identitas sebagai orang percaya. 

Identitas yang kompleks = Identitas Online, Sosial, Psikologis, Kebudayaan dan Gender.

Generasi muda mencari identitas yang jelas. Orangtua punya peran menjadi pendamping anak kita dalam membimbingnya mencari identitas yang jelas, khususnya identitas rohani. Orangtua wajib memberikan teladan yang jelas terkait identitas kerohanian.

Tidak mungkin orangtua berikan nasihat tentang identitas yang baik dan benar, tanpa berikan contoh teladan yang nyata. Anak itu menyaksikan jelas contoh dari apa yang diucapkan orangtua nya. Anak itu tidak akan mematuhi ucapan orangtua yang tidak sama dengan ucapannya sendiri.

IFGF berprinsip menolak ajaran atau paham LGBTQ, tetapi jika ada orang yang datang berbakti kita kasihi sama. Itu yang harus kita waspadai. Jangan salahkan siapapun tentang penganut LGBTQ, tetapi masalahkan orang yang tidak mengasihi nya dengan Kasih Kristus. 

Kristus datang ke dunia dan berkumpul dengan orang "berdosa". Kristus merangkul semuanya dengan penuh kasih.

Saya adalah:

  1. Apa yang saya punya
  2. Apa yang saya kerjakan
  3. Dari mana kita berasal 
Krisis identitas muncul jika kita tidak diterima oleh lingkungan kita. Identitas yang Tuhan berikan adalah sederhana. 
Spiritual Identity adalah identitas yang Tuhan Tempatkan dalam diri kita. Tempatkan Kristus dalam diri kita, yakinkan diri kita adalah Warga Kerjaan Surga. Kita tidak perlu malu dan rendah diri jika kita bertemu  dengan orang yang menganggap rendah kita.
Jangan kita menempatkan identitas kita menurut penilaian orang lain. Kita ini diciptakan Sempurna, sesuai Gambar dan Rupa Allah. 
Jangan mau dimanipulasi oleh Iblis, ia membuat kita seolah-olah kita ini tidak berharga. 

Matius 6:31-34 (TB)
31 Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? 32 Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. 33 Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. 34 Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."

Carilah dahulu Kerajaan Allah, jangan cari kebutuhan kita. Lihat apa yang Tuhan sudah sediakan dalam Kerajaan Allah. Setelah kita menemukan Kerajaan Allah, kita tidak lagi memprioritaskan kebutuhan diri sendiri. Carilah kegirangan dan kesukaan dalam Kerajaan Allah. 

Gereja sibuk atau seolah-olah sibuk, padahal tidak. Yaitu Gereja sibuk mengerjakan urusan diri sendiri, padahal belum mencari Kerajaan Allah. Gereja harus berfokus mengajarkan jemaat untuk terus mencari Kerajaan Allah. 

Tuhan Yesus dijadikan hakim untuk menghukum wanita yang berbuat zinah. Tuhan Yesus tidak menghukum wanita itu, karena Allah sendiri tidak menghukumnya melainkan mengampuninya. 

Tuhan Yesus juga ketemu orang yang lumpuh sebelah tangan. Tuhan Yesus menyembuhkannya di hari Sabat. Imam-imam marah. Kasih Allah, ada di atas segalanya. Ia mengasihi orang yang baik maupun yang jahat. 

"Yesus Menerobos batasan sosial ketika manusia berusaha membuat batasan sosial" 

Mazmur 100:3 (TB) 

Ketahuilah, bahwa TUHANlah Allah; Dialah yang menjadikan kita dan punya Dialah kita, umat-Nya dan kawanan domba gembalaan-Nya. 

Kalau kita perhatikan Domba, ia hanya mendengar suara Gembalanya. 
Domba yang punya bulu sudah terlalu tebal, ia ditarik Gembalanya untuk dicukur bulunya, ia tidak melawan. Ia tahu tujuan Gembalanya, yaitu menjadi lebih ringan lagi tubuhnya. 
Manusia juga sama, kita di gunting oleh Tuhan supaya hidup kita sederhana. 

2. Persediaan Tuhan

Ia mau kita mengerti bahwa Allah memberikan Persediaan yang cukup bagi kita. 

Tempatkan Yesus di tempat terdepan, yang pertama. 

Apa yang sedap di dengar itu saja yang kita pikirkan.

Allah mau kita, "bersyukur saja". Ini yang membuat kita punya identitas rohani yang jelas, apapun masalah yang kita hadapi, kita punya Persediaan yang cukup. 

"Simplicity in Identity" menjadi jelas, ketika kita tahu, siapa yang berjanji pada kita. 

Amin. 

0 comments:

Posting Komentar