08 Oktober 2023

08 Oktober 2023



Simplicity in Clarity - Kesederhanaan dalam Kejelasan 

Kuliah Filsafat itu berat dan kompleks, sementara kuliah Theologia, adalah lebih menyenangkan. 

Mempersiapkan khotbah di Gereja itu persiapan 10% dan sisanya urapan Roh Kudus. Firman Tuhan diberitakan bukan dengan kepandaian manusia, tetapi dengan Kuasa Tuhan. 

Clarity: Memiliki kejelasan untuk melihat keaslian nilai dari suatu Pribadi. 

Illustrasi: Jeruk peras memiliki karakter masing-masing. Jeruk peras yg paling Primadona adalah Jeruk Pontianak, berbeda dengan Jeruk Medan. Jadi harganya juga berbeda-beda. Ciri fisik buah jeruk itu juga punya ciri khusus yang khas. 

Dari Peti Jeruk berbeda-beda. Jeruk Pontianak, isinya berbeda kemasan berapa Kg. dari Jeruk Jawa. Lama kelamaan berbeda-beda bisa kita bedakan. 

Illustrasi ini menggambarkan pengenalan kita akan Tuhan Yesus. Semakin lama kita semakin mengerti Allah berkehebdak apa. 

Matius 6:33 

Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Firman Allah itu sederhana, pelajari tentang Kerajaan Allah dan Kebenarannya, setelah itu segala pengetahuan dan berkat-Nya akan ditambah kepada kita. 

Matius 6:26-35

Jangan mengandalkan segala harta benda yang ada pada kita untuk membuat kita tenang hati, sebab kalau harta itu diambil, maka kita akan hancur juga. Gantungkan harapan kita hanya pada Tuhan Yesus Kristus saja, maka segalanya dijamin oleh-Nya.

1. Apa yang sederhana? Pencarianmu yang terpenting. 

2. Apa yang sederhana? Pencarian dunia yang tidak ada habisnya. 

Ada pandangan yang keliru dari seseorang, terkait dengan seks bebas. Ada yang merasa itu sah saja, kan sudah dewasa. Orang di Gereja sudah melayani, tetapi masih punya pandangan seperti itu. 

Inilah pikiran yang sederhana: Jagalah kekudusan!!

Matius 6:26 (TB) 

Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?

Bisakah kita berfikir sederhana? Seringkali bukan tidak bisa, tetapi tidak mau. Kita lebih senang berfikir yang masuk logika. Padahal Allah cara bekerjanya sederhana. 

Gaya hidup kita juga terkadang mau cara hidup yg mewah. Kita tidak suka hidup sederhana, namun tidak sadar pengeluaran kita sangat besar, padahal penghasilan tidak besar. Ini bahaya. 

Illustrasi: Ps. Landong tidak mau punya kartu kredit. Hidup sederhana, semua bayar cash. Kalau emergency kita perlu... Apa betul? Mulai saat ini juga kurangi pengeluaran dengan cara hidup yang sederhana. Jangan melampaui kemampuan kita. 

Apa persamaan kita dengan burung di udara? Sama-sama ciptaan Allah. Kalau burung yang 'sederhana' saja, Allah itu memelihara, apa lagi kita yang sedemikian 'kompleks' nya. Allah menganggap hidup kita ini berharga, maka kita pasti dipelihara. 

Terkadang kita masih menganggap kita ini berjuang sendirian di dunia. Kita mengandalkan penghasilan, jabatan, uang tabungan, relasi, orangtua dsb, baru hidup bisa tenang, tanpa mengingat sesungguhnya Allah yang memelihara kita. 

Saat ini apakah mata kita sudah jelas melihat, bahwa Allah memandang kita dengan penuh kasih dan sayang. Ia mencukupi dan menjaga kita selama kita hidup. 

Terkadang Allah memang mengizinkan perjalanan hidup kita melalui 'Lembah Kekelaman'. Perjalanan yang tidak menyenangkan. Kehidupan yang sulit, menyedihkan, tekanan hidup, dsb, bisa saja diizinkan terjadi untuk melatih kita mengandalkan Tuhan semata. Jadi bergantunglah dan tinggallah di dalam Tuhan setiap saat, sehingga kita tidak perlu diajar Tuhan seperti itu. 

Kejelasan mengenai bagaimana kita bisa bergantung dan percaya kepada-Nya setiap hari.

Clarity on how to be dependance and trust God everyday. 

Doa Bapa Kami: "Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya". 

Amin. 

2. Clarity in your anxiety

Kejelasan dalam kekhawatiranmu. 

Matius 6:27

Tuhan mau kita sadar bahwa segala kekhawatiran kita, tidak akan memperpanjang kehidupan kita.

Apa saja yang kita khawatirkan, sesungguhnya sudah selesai di masa depan. Allah kita sudah ada di Masa depan. Ia siap menyatakan solusinya bagi kita. Jadi fokus kita jangan pada masalah kita, tetapi fokus lah pada Allah yang siap memberi solusi buat permasalahan kita. 

Siklus ini bisa kita putus:

1. Sumber khawatir 
2. Menghindar
3. Kelegaan sementara
4. Kegelisahan jangka panjang
5. Depresi - - > Kembali ke nomor 1 lagi.

Amin. 

0 comments:

Posting Komentar