05 Agustus 2023

5 Agustus 2023

Iman yang berasal dari Takut akan Tuhan 

Kejadian 22:1-14

Kepercayaan Abraham diuji
22:1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu." 22:3 Keesokan harinya pagi-pagi bangunlah Abraham, ia memasang pelana keledainya dan memanggil dua orang bujangnya beserta Ishak, anaknya; ia membelah juga kayu untuk korban bakaran itu, lalu berangkatlah ia dan pergi ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 22:4 Ketika pada hari ketiga Abraham melayangkan pandangnya, kelihatanlah kepadanya tempat itu dari jauh. 22:5 Kata Abraham kepada kedua bujangnya itu: "Tinggallah kamu di sini dengan keledai ini; aku beserta anak ini akan pergi ke sana; kami akan sembahyang, sesudah itu kami kembali kepadamu." 22:6 Lalu Abraham mengambil kayu untuk korban bakaran itu dan memikulkannya ke atas bahu Ishak, anaknya, sedang di tangannya dibawanya api dan pisau. Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:7 Lalu berkatalah Ishak kepada Abraham, ayahnya: "Bapa." Sahut Abraham: "Ya, anakku." Bertanyalah ia: "Di sini sudah ada api dan kayu, tetapi di manakah anak domba untuk korban bakaran itu?" 22:8 Sahut Abraham: "Allah yang akan menyediakan anak domba untuk korban bakaran bagi-Nya, anakku." Demikianlah keduanya berjalan bersama-sama. 22:9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. Lalu Abraham mendirikan mezbah di situ, disusunnyalah kayu, diikatnya Ishak, anaknya itu, dan diletakkannya di mezbah itu, di atas kayu api. 22:10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya. 22:11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan." 22:12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku." 22:13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 22:14 Dan Abraham menamai tempat itu: "TUHAN menyediakan"; sebab itu sampai sekarang dikatakan orang: "Di atas gunung TUHAN, akan disediakan." 

Perasaan Abraham:

1. Waktu Ia mengatakan bujangnya disuruh menunggu, 

Abraham mengatakan kepada bujangnya, "....kami akan kembali kepadamu" - Abraham mengatakan "kami" akan kembali, artinya ia beriman bahwa Allah pasti akan menyediakan domba kurbannya, selesai mempersembahkan domba kurban, mereka akan kembali ke bujangnya. 

Yakin sekali bahwa Abraham ada sedihnya juga, tetapi Ia takut akan Allah dan tidak mengutamakan dirinya. Inilah sifat orang yang takut akan Tuhan, Ia tidak takut kehilangan apapun. 

Bagaimana bisa begitu beriman? Abraham hidup bergaul dengan Allah dan ia kenal Tuhannya itu. Ia kenal betul sifat Tuhan. Inilah perilaku yang harus kita pelajari dari Abraham. 

2. Waktu Ishak bertanya di mana domba sembelihan

Abraham dengan tegas menjawab Ishak, "Allah yang akan menyediakan domba korban bakaran". Dengan mengatakan seperti itu, Abraham memprokalamasikan imannya kepada dunia, bahwa hidupnya 100% adalah milik Allah. Bayangkan anaknya itu ditunggu setelah 75 tahun tidak punya anak, menunggunya 25 tahun lagi. Itupun diusia 100 tahun. Segala sesuatu itu sangat memungkinkan Abraham mengasihi Ishak lebih dari apapun di dunia ini. 

Ibrani 11:17-19

11:17 Karena iman maka Abraham, tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal, 11:18 walaupun kepadanya telah dikatakan: "Keturunan yang berasal dari Ishaklah yang akan disebut keturunanmu." 11:19 Karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali. 

Abraham betul terbukti dan teruji bahwa Ia mengasihi Allahnya lebih daripada apapun. Hal inilah yang menjadi tujuan kita. Bahwa kita tidak boleh mengasihi apapun di dalam dunia ini, tetapi hanya kepada Tuhan saja.

Amin.

0 comments:

Posting Komentar