18 Juli 2023
Ku tidak takut sebab Engkau sertaku
Matius 14:22-32
Yesus berjalan di atas air
14:22 Sesudah itu Yesus segera memerintahkan murid-murid-Nya naik ke perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara itu Ia menyuruh orang banyak pulang. 14:23 Dan setelah orang banyak itu disuruh-Nya pulang, Yesus naik ke atas bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia sendirian di situ. 14:24 Perahu murid-murid-Nya sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal. 14:25 Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. 14:26 Ketika murid-murid-Nya melihat Dia berjalan di atas air, mereka terkejut dan berseru: "Itu hantu!", lalu berteriak-teriak karena takut. 14:27 Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: "Tenanglah! Aku ini, jangan takut!" 14:28 Lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: "Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air." 14:29 Kata Yesus: "Datanglah!" Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. 14:30 Tetapi ketika dirasanya tiupan angin, takutlah ia dan mulai tenggelam lalu berteriak: "Tuhan, tolonglah aku!" 14:31 Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata: "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?" 14:32 Lalu mereka naik ke perahu dan anginpun redalah.
Dari ayat bacaan di atas, dapat kita ambil beberapa pelajaran baik bagi kita:
1. Tuhan Yesus Peduli Pada Umat-Nya
- Ay.22 Tuhan Yesus adalah Pribadi yang sangat terkenal dan dihormati, lebih dari 5.000 orang sebelumnya duduk diam mendengarkan ajaran-Nya. Alangkah wajar jika Ia terlebih dahulu meninggalkan tempat dan murid-murid-Nya lah yang menutup acara. Akan tetapi kita saksikan betapa berbedanya Tuhan Allah kita itu: Ia justru mengantar orang banyak itu pulang setelah memberi mereka makan kenyang.
- Tuhan Yesus pun tidak mau menyusahkan murid-murid-Nya dan menyuruh mereka pergi naik kapal, agar mereka bisa beristirahat.
2. Tuhan Yesus tidak lupa bersyukur kepada Allah Bapa di Surga
- Tuhan Yesus menunggu sampai orang banyak itu semuanya meninggalkan tempat itu, barulah ia naik ke bukit untuk berdoa. Alangkah wajar jika Ia kelelahan dan mungkin mencari tempat untuk beristirahat dan memulai kembali perjalanan-Nya keesokan harinya, mengingat hari sudah malam.
- Tuhan Yesus memberi contoh pada pembaca firman Tuhan ini, bahwa wajib memanjatkan syukur kepada Tuhan setelah Tuhan mengaruniakan pekerjaan besar dan membuatnya berhasil. Ia mengajar untuk tahu terimakasih.
- Dikatakan bahwa "Ia sendirian di situ". Tuhan Yesus sangat mengetahui, bahwa Allah Bapa di Surga melihat dan mendengar doa yang dipanjatkan di tempat yang tersembunyi. Ia tidak berdoa di depan orang banyak, melainkan menunggu hingga sudah tidak orang lagi sama sekali. Artinya, Tuhan Yesus sangat mendambakan keintiman dengan Allah, di mana hanya Ia dan Bapa-Nya saja yang ada di situ. Hal inilah yang harus kita teladani, bahwa mengadakan waktu khusus untuk berdoa, di mana hanya ada kita dan Tuhan Yesus yang adalah Bapa kita saja.
3. Tuhan Yesus mengawasi umat-Nya yang dikasihi-Nya
- Tuhan Yesus naik ke bukit, ternyata tidak hanya untuk menghadap Allah Bapa di Surga dalam doa, tetapi juga untuk memantau keadaan para murid-Nya yang naik perahu.
- Ternyata tidak diduga-duga, terjadi musibah, yaitu perahu mereka diombang-ambingkan badai. Murid-murid-Nya sangat ketakutan karena badai tersebut. Lalu ia bergegas turun dan menyusul mereka ke laut. Tapi...mau naik apa?
- Inilah kesempatan bagi Tuhan Yesus untuk mengingatkan kembali pada murid-murid-Nya, bahwa Ia tidak pernah membiarkan mereka, melainkan selalu memperhatikan mereka, di mana pun dan kapan pun.
- Perhatikan para murid yang ketakutan itu, Inilah sifat dasar manusia, padahal baru saja mereka melihat Mukjizat yang diadakan oleh Tuhan Yesus, yaitu memberi makan 5.000 orang laki-laki, dengan modal lima potong roti dan dua ekor ikan, menjadi kenyang seluruhnya dan masih sisa 12 bakul. Sekejap saja mereka sudah lupa dan tidak beriman lagi.
4. Tuhan Yesus menyusul mereka dengan berjalan di atas air
- Apa tidak bisa Ia menciptakan perahu dengan jentikan jari? Apa tidak bisa Ia hentikan badai itu dari jarak jauh? Mengapa harus berjalan di atas air? Apa Tuhan Yesus mau pamer kekuatan? Bukan...bukan itu. Tuhan Yesus mau mengajar pada murid-murid-Nya bahwa hukum alam tidak berkuasa atas-Nya. Ia bisa mengatasi segala kemustahilan di alam semesta ini.
- Satu hal ajaib lagi, yaitu diketahui bahwa perahu mereka sudah berlayar beberapa mil jauhnya. Jadi, logikanya berapa jam kemudian, baru Tuhan Yesus bisa menyusul mereka di laut, apalagi Tuhan Yesus memulainya dari atas bukit, bukan dari tepi pantai.
- Hal berikutnya yang tidak terduga, adalah bahwa reaksi mereka, begitu melihat Tuhan Yesus berjalan menyusul mereka di atas air, mereka serentak mengira itu adalah Hantu. Bayangkan!! Pikiran mereka langsung berasosiasi bahwa yang bisa melakukan itu hanyalah Hantu! Yah begitulah pikiran manusia yang sederhana.
- Apa yang sudah menjadi paradigma dari kecil, itulah yang terus dibawa. Mereka tidak sadar bahwa Guru yang adalah Allah sendiri juga sanggup melakukan itu.
- "Tenanglah! Aku ini, jangan takut" Tuhan Yesus berusaha menenangkan murid-murid-Nya.
- Apakah dengan perkataan itu mereka langsung percaya dan hilang takutnya? Tidak!! Coba lihat siapa yang paling tidak percaya? iya betul... Petrus!! Orang yang sesungguhnya paling militan dan paling berani di antara para murid Yesus, ternyata yang paling tidak percaya bahwa itu betul Tuhan-nya dan Juruselamat-nya.
- Seringkali kita sendiri juga begitu dalam kehidupan ini. Dalam menghadapi ketakutan atau masalah yang berat, kita bisa kehilangan iman kita kepada Tuhan. Iman itu tertutup oleh kekhawatiran, dan ketakutan. Mata hati kita menjadi tertutup dan tidak bisa melihat Allah yang kita cintai berada di depan kita. Hal ini harus kita sadari dan kita waspadai. Pada saat keadaan semua serba baik, binalah hubungan baik dengan Tuhan, Kenalilah segalah hal tentang-Nya, sehingga kita terlatih untuk bisa langsung mengenali-Nya di saat kita sedang dalam keadaan terjepit.
- Petrus meminta konfirmasi atas keberadaan Yesus yang asli, dengan cara meminta-Nya membuat ia bisa berjalan di atas air. Tentu itu adalah hal yang sangan mudah dipenuni-Nya, asalkan Petrus memiliki iman kepada-Nya. Inilah yang menjadi masalah, dari awalnya ia sudah mulai kehilangan imannya, sehingga waktu ia merasakan tiupan angin yang dingin dan siraman air laut di badan dan wajahnya, maka ia mulai ketakutan.
- Satu tindakan Petrus yang sangat tepat, adalah ketika ia berseru, "Tuhan, tolonglah aku!" Tanpa jeda lagi Tuhan mengulurkan tangan-Nya menolong Petrus. Petrus sudah pasti selamat. Akan tetapi Tuhan Yesus menegurnya, "Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?"
- Ini terjadi juga bagi kita, kita mungkin merasa bahwa kita ini sudah lama jadi orang Kristen, sudah lama jadi majelis gereja, volunteer, atau bahkan kita mungkin merasa sudah dekat sekali dengan Tuhan Yesus.
- Sama seperti Petrus, mungkin beberapa jam yang lalu, ia masih sangat percaya diri, yakin bahwa ada Tuhan yang menjamin hidupnya. Akan tetapi begitu cepat keadaan berubah, semua seperti lepas kendali. Di saat itulah Tuhan Yesus mau kita bukan sekedar percaya bahwa Yesus itu Tuhan, tetapi juga mempercayakan hidup kita kepada-Nya, sekalipun di saat kita tidak melihat-Nya dengan mata kepala kita. Mata Tuhan ternyata tidak pernah sekalipun lepas dari kita. Ia selalu siap menolong kita.
- Inilah hebatnya Allah kita, ia pasti akan mengakhiri segala yang ia mulai, dengan suatu hal yang indah pada waktu-Nya. Ketika Tuhan Yesus masuk ke dalam Perahu, badai hebat tadi langsung reda. Tuhan Yesus mau membuktikan bahwa Ia penguasa Alam Semesta ini, tidak ada kuasa di bawah kolong langit ini yang lebih besar daripada-Nya.
- Jadi mulai dari saat ini undanglah Yesus selalu berada di dalam perahu kita. ke mana pun dan di mana pun kita berada. Kita melihat atau tidak bisa melihat-Nya, kita ini berada dalam pengawasan Tuhan. Percayalah bahwa Allah akan menolong kita tepat pada waktunya.
Yesaya 41:10
janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab Aku ini Allahmu; Aku akan meneguhkan, bahkan akan menolong engkau; Aku akan memegang engkau dengan tangan kanan-Ku yang membawa kemenangan.
1 Yohanes 4:18
Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih.
Amin.
0 comments:
Posting Komentar