13 Juli 2023

 13 Juli 2023



Matius 7:7-11

Hal pengabulan doa

7:7 "Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. 7:8 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. 7:9 Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, 7:10 atau memberi ular, jika ia meminta ikan? 7:11 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya."

Dalam kehidupan seseorang, biasanya mempunyai 3 kebutuhan, yang ternyata sudah dijamin dengan janji Tuhan Yesus:

  1. Keinginannya dikabulkan Allah - Orang yang meminta, pasti menerima.
  2. Menemukan sesuatu yang sedang dicarinya - Orang yang mencari, pasti menemukan.
  3. Dibukakan pintu baginya untuk melangkah lebih maju - Orang yang mau mengetuk pintu, pasti akan dibukakan.
Dalam Hal itu Allah kita Tuhan Yesus Kristus, masih memberikan penegasan lagi:
  1. Seorang Ayah tidak akan memberi batu kepada anaknya yang meminta roti, atau memberi ular jika anaknya minta ikan  - apalagi Allah kita yang Maha Pengasih dan Penyayang?
  2. Sekalipun seseorang Penjahat, ia pun pasti memberi hal yang baik buat anak-anaknya -  apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.
Itulah inti dari Firman Tuhan di atas. Allah memberikan jaminan bahwa setiap orang yang berdoa, pastilah ia didengar oleh Allah. Melihat dari janji Tuhan Yesus di atas, maka bukan hanya didengar, doa kita pasti dikabulkan. Akan tetapi, pasti di balik itu ada suatu ketentuan yang juga diberikan oleh Allah mengenai pengabulan akan doa itu.

Yakobus 4:2-3

4:2 Kamu mengingini sesuatu, tetapi kamu tidak memperolehnya, lalu kamu membunuh; kamu iri hati, tetapi kamu tidak mencapai tujuanmu, lalu kamu bertengkar dan kamu berkelahi. Kamu tidak memperoleh apa-apa, karena kamu tidak berdoa. 4:3 Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu.

Jadi ada syaratnya keinginan kita dikabulkan Tuhan:

  1. Berdoalah dalam kesungguhan hati - Jangan cuma punya keinginan, doakan dengan kesungguhan hati. Allah mendengar doa yang dipanjatkan orang yang hidupnya benar dan bersungguh sungguh.
  2. Hiduplah kudus dan benar - Perhatikan isi doa kita, jangan sampai isinya yang kita minta itu akan kita habiskan untuk memuaskan hawa nafsu kita.
Renungan:

  1. KASUS 1 - Seseorang memiliki keinginan untuk bisa menjadi orang kaya. Salahkan keinginan itu? Tidak. Jika...keinginan nya itu bertujuan untuk hal yang baik. Akan tetapi hingga ia dewasa dan menuju lansia, ia tetap saja sama keadaannya. Ia sedih dan kecewa pada Tuhan. Apa yang salah? Apakah nasib? Apakah garis tangan?
  2. KASUS 2 - Seseorang yang taat pada Tuhan dan saleh, melayani Tuhan di Gereja dengan giat sebagai Bendahara Gereja. Akan tetapi sesuatu hal terjadi, ia dituduh menggelapkan persembahan jemaat, ada sejumlah transaksi yang tidak cocok dengan pembukuannya. Ini adalah suatu keteledoran, bukan kesengajaan yang dilakukannya. Akan tetapi ia diusir dari Gereja, atas sidang rapat Gereja. Hatinya hancur dan tidak mau lagi percaya pada Yesus. Apa yang salah? Apa yang keliru dalam hal ini?
  3. KASUS 3 - Seorang ibu tunggal yang memiliki anak laki-laki remaja, tiba-tiba menemukan sebungkus rokok di saku belakang celana anaknya, sewaktu ia mau mencuci baju. Betapa terkejut dan sedih hati ibu itu. Akan tetapi ia hanya mendiamkan saja. Ternyata anaknya pun juga biasa saja. Setiap hari bajunya bau rokok, dan lama kelamaan berbau minuman keras juga. Ia sangat sedih dan takut jika suatu hari anaknya akan terjerumus semakin dalam dan tidak tertolong. Ternyata apa yang ia khawatirkan sungguh terjadi, ia ditelepon pihak kepolisian, katanya anaknya ditahan polisi, karena kasus kepemilikan dan peredaran Narkoba. Betapa ibu ini melihat hari depannya runtuh di depan matanya. Anaknya satu-satunya harapan yang ia gantungkan, ternyata sudah menemui jalan buntu. Jadi apa lagi yang salah dalam kasus di atas? Mengapa ibu itu harus mengalami kesialan, demi kesialan dalam hidupnya?
Amin.

0 comments:

Posting Komentar