01 Juni 2023

01 Juni 2023



Memberi Persembahan 

Orang bisa memberi tanpa cinta, tetapi orang tidak bisa mencintai tanpa memberi.

Cinta dan pemberian itu berjalan bersama-sama. Tuhan Yesus itu mencintai kita dengan memberikan hidup kita. Sebaliknya, jika kita mengaku cinta Yesus, apa yang sudah kita berikan buat Yesus?

Hari ini harinya Tuhan bag ke-8 
Program Ke 
"Memberi Persembahan"

Persembahan itu dipikir selalu uang. Padahal asal katanya "Sembah". Persembahan sejati, itu berasal dari memberikan hidup kita seluruhnya, termasuk waktu, uang, tubuh kita dan seluruhnya.

Markus 12:41-44 

1. Setiap orang wajib memberi persembahan
  • Janda miskin itu mempersembahkan yang terbaik dari hidupnya. Uang itu segalanya bagi keluarganya, tetapi ia memberikan itu buat Tuhan. 
  • Fasilitas, uang, waktu, Tenaga dan pikiran kita berikan sebagai persembahan buat Tuhan.
  • Itu adalah tanda bahwa kita bergantung sepenuhnya pada Allah. Hati kita tidak boleh terikat pada dunia dan segala yang ada di dalamnya. 
  • Abraham diajar sangat keras, yaitu Tuhan meminta anaknya yang tunggal. Ia rela memberikan yang paling disayanginya. Itu membuktikan Abraham mencintai Tuhan lebih dari segala-galanya. Ishak adalah bukti cinta Abraham buat Tuhan, Allah memberkati Ishak.
2. Persembahan kita harus keluar dari hati.
  • Tuhan tidak menyalahkan kalau seseorang memberi uang lebih. Tetapi masalahnya adalah memberinya dengan kerelaan atau tidak. Juga orang yang memberi dengan hati yang tulus ikhlas Tuhan senang.
  • Tuhan menganggap orang yang memberi dengan kesombongan, atau perhitungan, maka persembahan itu tidak layak.
3. Besarnya persembahan itu tidak tergantung dari jumlah
  • Ibu janda miskin memberi lebih besar daripada orang kaya yang mempersembahkan jumlah uang yang sangat banyak. Mengapa? Hati yang memberi itu terlihat dari pengorbanannya. Ibu janda itu mempersembahkan seluruh penghasilannya, sementara orang kaya itu memberi dari uang lebih dan tidak merasa rugi memberi itu.
  • Persembahan bukan sumbangan, tetapi adalah menyembah. 
Amin.

0 comments:

Posting Komentar