15 Juni 2023
Memberi lebih banyak
Kita bisa memberi tanpa cinta, tapi tidak bisa mencintai tanpa memberi. memberi cinta kita dengan berkorban, bukan hanya dalam perkataan tapi dengan perbuatan nyata.
Kristus sudah mati membuktikan cinta-Nya buat kita umat manusia ciptaan-Nya.
Program Ke
Memberi lebih banyak
Matematika Tuhan dalam kaitan persembahan, tidak bisa sama dengan matematika duniawi. Allah melihat hati seseorang dalam memberi persembahan buat-Nya.
Lukas 21:1-4
Persembahan seorang janda miskin
21:1 Ketika Yesus mengangkat muka-Nya, Ia melihat orang-orang kaya memasukkan persembahan mereka ke dalam peti persembahan. 21:2 Ia melihat juga seorang janda miskin memasukkan dua peser ke dalam peti itu. 21:3 Lalu Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang itu. 21:4 Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya."
Upah orang bekerja satu hari = 1 Dinar = 128 Peser
Asumsi zaman sekarang, 1 Dinar = Rp200rb
1 Peser = Rp1.500 --> 2 Peser = Rp3.000
Jadi Janda miskin itu memberi persembahan hanya Rp3.000, yang adalah seluruh penghasilannya hari itu.
Mengapa Tuhan Yesus memuji Janda itu:
1. Memberi dengan cinta
Janda miskin itu bisa jadi tidak makan setelah memberi persembahan itu, tetapi ia beri dengan motivasi yang murni, yaitu karena cintanya pada Tuhan.
Kita bisa saja memberi Tuhan persembahan, dengan nilai yang besar sekali, tetapi jika motivasinya tidak untuk kemuliaan Tuhan, maka itu sia-sia.
2. Memberi dalam kekurangannya
Janda itu memberi bukan karena punya uang, dalam kelebihannya. Bukan juga motivasi untuk dilihat orang lain. Ia memberi karena cinta. Upahnya cuma Rp3.000 sehari dan itu diserahkan kepada Tuhan. bayangkan pengorbanannya!
3. Memberi dengan ketulusan hati
Janda itu memberi dengan ketulusan hati dan tidak berharap sesuatu dari Allah. ia hanya mau memberi buat Allahnya. Motivasinya tulus, melakukan apapun buat Tuhan karena ketulusan hatinya.
Amin
0 comments:
Posting Komentar