29 Mei 2023

29 Mei 2023



"Mengatasi persoalan kehidupan"

1 Samuel 17:26

26 Lalu berkatalah Daud kepada orang-orang yang berdiri di dekatnya: "Apakah yang akan dilakukan kepada orang yang mengalahkan orang Filistin itu dan yang menghindarkan cemooh dari Israel? Siapakah orang Filistin yang tak bersunat ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?"

Petikan Ayat di atas hanyalah satu bagian dari perikop bacaan tentang bagaimana Daud mempertanyakan mengapa tidak ada orang yang melawan Goliath, seorang raksasa Filistin, yang menghina Bangsa Israel yaitu Barisan daripada Allah yang hidup. 

Perhatikan bagaimana kakak Daud yang marah karena mendengar perkataan Daud tersebut.

1 Samuel 17:28

28 Ketika Eliab, kakaknya yang tertua, mendengar perkataan Daud kepada orang-orang itu, bangkitlah amarah Eliab kepada Daud sambil berkata: "Mengapa engkau datang? Dan pada siapakah kautinggalkan kambing domba yang dua tiga ekor itu di padang gurun? Aku kenal sifat pemberanimu dan kejahatan hatimu: engkau datang ke mari dengan maksud melihat pertempuran."

Ucapan kakak Daud itu, menggambarkan perasaan dari seluruh bangsa Israel waktu itu. Mereka semua merasa ketakutan dan hilang harapan. Artinya apa? Tidak satu pun dari tentara itu, termasuk raja Saul yang percaya pada kekuatan Allah. Mereka semua tahu Allah itu ada, tetapi tidak percaya bahwa Allah itu ada sungguhan dan berkuasa. Betapa menyedihkan bukan?

Sesungguhnya hal ini juga terjadi pada orang Kristen kebanyakan. Rajin datang ke Gereja, bahkan sudah melayani Tuhan di Gereja, sudah mempunyai jam doa rutin di rumah. Akan tetapi suatu ketika ia mengalami sakit penyakit parah, mengalami ditipu orang, kecelakaan, mengalami musibah, di-PHK, dsb. Hal yang pertama yang diingat adalah akibat dari kejadian yang dialaminya, efek dari kejadian itu, kerugiannya, dan berusaha mencari pertolongan dari saudaranya, koneksi dsb. 

Sangat sedikit yang langsung tersungkur di kaki Yesus memohon ampun atas dosanya, mengucap syukur atas kesusahan yang dialaminya, memohon diringankan dari penderitaannya, bahkan yang meminta pertolongan Tuhan. Kebanyakan adalah telepon Pendetanya, mohon didoakan. Ini kebiasaan yang aneh. Menjadikan Pendeta sebagai orang yang sakral dan punya derajat lebih tinggi daripada orang lain. 

Yeremia 17:5

Beginilah firman TUHAN: "Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Inilah firman yang diucapkan TUHAN, bahwa Ia tidak mau seorangpun mengandalkan yang lain selain-Nya. 

2 Samuel 22:7

Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.

Nabi Samuel menulis dalam kitabnya, bahwa jika seseorang dalam kesesatan hendaknya ia berseru kepada Tuhan. Ia akan mendengar suaranya dan teriaknya masuk ke telinga-Nya.

Akan tetapi mungkin banyak orang juga akan menjawab, "Kami sudah berteriak kepada Allah, sudah menangis berhari-hari, tetapi Tuhan tetap tidak menjawab kami."

Tunggu dulu.... menghadapi masalah, berseru berkali-kali kepada Tuhan, tetapi tidak mendapat jawaban? Mungkin ada yang salah di sini...

Coba perhatikan ayat di bawah ini:

Yesaya 59:1-2

Dosa adalah penghambat keselamatan

59:1 Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; 59:2 tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.

Banyak orang yang tidak sadar akan perbuatannya yang jahat. Sama seperti kisah raja Saul yang membuat murka Tuhan waktu ia diperintahkan memusnahkan seluruh Kerajaan yang diserangnya. Ia malahan menyisihkan orang orang perempuan dan anak-anak, ternaknya, bahkan rajanya pun tidak langsung dibunuh. 

Inilah kebodohan. Mendengar firman Tuhan, tidak langsung dilaksanakan, tetapi dianalisis, dicerna dulu, di pikir dulu, dan akhirnya diputuskan sesuai kehendak hatinya. Akhirnya malah tidak sesuai dengan firman Tuhan. Raja Saul kehilangan urapan Roh Tuhan dalam dirinya, sehingga ia dikuasai Roh jahat, karena perbuatannya itu.

Tuhan itu dekat pada umatnya, tidak pernah membangkit-bangkit, tetapi kuncinya, bereskan dulu segala dosa kita. Sadari kita berdosa, sesali perbuatan itu, bertekad untuk mengubah, perbaiki sikap kita, minta ampun pada Tuhan, berjanji tidak mengulangi perbuatan itu dengan tulus hati.

1 Yoh 1:9

9 Jika kita mengaku dosa kita 1 , maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jadi demi kebangkitan kita dari keterpurukan kita, atau menang terhadap ancaman apapun: rendahkan diri di hadapan Allah dan berserulah kepada-Nya. Maka Allah akan bertindak. 

Amin.

0 comments:

Posting Komentar