Dukacita
Rancangan iblis adalah Dukacita
Seluruh keluarga berdukacita akibat ulah masing-masing anggota keluarga.
Bekerja di kantor hanya complain dan menyalahkan.
Melayani Tuhan di Gereja juga isinya kekecewaan dan kedukaan. saling menyalahkan.
Berdukacita:
1. Tidak kreatif
Kalau berdukacita, punya motivasi saja tidak, apalagi kreatif.
Ibu rumah tangga, pendapatan kurang, akhirnya anak-anak tidak mau makan di rumah. Tidak senang tinggal di rumah.
2. Sulit bersyukur
Ujung-ujungnya kalau berdukacita, selalu bersungut-sungut, complain.
3. Merasa tertekan
Kata-katanya banyak menyakitkan orang lain. Alkitab ingatkan, di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.
Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, tapi sesungguhnya masih banyak yang belum merdeka, karena banyak orang yang berutang pada kuasa kegelapan. Pejabat yang mau naik jabatan, pergi ke dukun dan kuburan. Para normal adalah wakil iblis membuat orang membayar tumbal.
Orang percaya harus percaya bahwa Kristus lah jawaban sejati.
4. Sulit beriman
Orang benar akan hidup oleh iman, tetapi orang yang dirundung kesedihan, akan hilang iman kepada Tuhan. Mulai meragukan apakah doanya didengar Allah.
Hari ini harinya Tuhan bag
Program Ke
"Dukacita"
Sukacita yang diberikan Tuhan itu asalnya dari luar diri kita, bukan produk diri kita. Kedagingan kita selalu merancangkan dukacita. Kristus sudah mati buat mengangkat segala beban di pundak manusia yang menderita. Jadi kalau kita sudah dimerdekakan, maka kita benar-benar merdeka.
Kejadian 42:35-38
42:35 Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka. 42:36 Dan Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyaminpun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" 42:37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu." 42:38 Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita."
Dukacita bisa menyebabkan kematian.
Dukacita bisa merusak seluruh karya besar Allah dalam hidup kita. Lepaskan diri dari jajahan iblis.
Bagaimana jika kita dililit dan dijerat dukacita:
1. Kita sadari rancangan Allah dalam hidup kita
Sadari ada Rancangan indah dalam kehidupan kita. Rancangan Tuhan adalah kita bisa bersukacita di dalam Dia yang memberikan kelimpahan dari Surga. Allah mau jadikan kita tentara-tentara-Nya yang gagah Perkasa dalam memberitakan Kabar Baik Allah bagi semua orang di dunia ini. Jadi bangkitlah, berdirilah tegak, pandanglah Salib Kristus yang terang benderang. Jangan pernah pandang masalah kita lebih besar daripada yang seharusnya. Serahkan semua masalah dan persoalan kita kepada Allah di hadapan Hadirat-Nya.
Yeremia 29:11
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
2. Pandang Salib Kristus
Ada kepastian bahwa Kristus akan senantiasa akan memberikan yang terbaik buat kita.
Jangan percaya pada kedagingan yang menyeret kita pada kesedihan. Pandang Kristus saja yang membawa kebahagiaan sejati.
3. Rasakan pemeliharaan Tuhan dalam kehidupan kita
Tidak ada lawan yang bisa berkuasa atas kita jika Tuhan menjaga kita
4. Kita tidak mau dibebani oleh penjajahan iblis
Iblis masih mau mengikat kita kedua kalinya. Tidak ada iblis yang memberikan hal yang manis. Mungkin di depan manis, tapi di belakangnya selalu penyesalan.
Lepaskan diri dari ikatan iblis dengan pimpinan Roh Kudus yang menjaga kita.
Datang kepada Allah dengan penuh harapan.
Amin
0 comments:
Posting Komentar