30 Januari 2023
Terdesak
Iblis ingin Manusia merasa terjepit dan terdesak. Jika kita terpancing panik dan bingung, maka masalah terjadi setelah itu.
1. Manusia cenderung mudah berkhianat
- Berpikiran pendek, sempit, mudah berkhianat. Padahal waktu tenang, santai ia bisa setia. Pada saat terjepit ia berkhianat, terhadap keluarganya, kantornya, gerejanya. Ia bisa punya alasan tidak mempertahankan kebenarannya. Ia menabrak hukum moral dalam hidupnya, merasa wajar berkhianat.
2. Mudah menghalalkan segala cara
- Ia merasa punya alasan untuk narkoba, judi, seks bebas, karena ia keluarga broken home. Ia cenderung menghalalkan segala cara.
3. Ia terus mengambil keputusan yang salah
- Ia sangat dipengaruhi situasi sekitarnya.
4. Manusia mudah kompromi terhadap dosa.
- Prinsip hidup, moral, firman Tuhan mulai diabaikan, ketika terjepit dan terdesak.
- Sesungguhnya Allah siap memberikan jalan keluar, tidak pernah terjepit dan terdesak. Asalkan kita mencari-Nya dan berserah.
Hari ini harinya Tuhan bag ke-8
Program Ke
"Terdesak"
II Tawarikh 28:16-27
28:16 Pada waktu itu raja Ahas menyuruh utusan kepada raja negeri Asyur untuk memohon bantuan. 28:17 Karena orang Edom telah datang pula dan mengalahkan Yehuda serta mengangkut tawanan-tawanan. 28:18 Orang-orang Filistin juga telah menyerbu kota-kota di Daerah Bukit dan di Tanah Negeb Yehuda. Merekapun merebut Bet-Semes, Ayalon, Gederot, Sokho dengan segala anak kotanya, Timna dengan segala anak kotanya dan Gomzo dengan segala anak kotanya, dan menetap di kota-kota itu. 28:19 Demikianlah TUHAN merendahkan Yehuda oleh karena Ahas, raja Israel itu, membiarkan kebiadaban berlaku di Yehuda dan berubah setia kepada TUHAN. 28:20 Maka datanglah Tilgat-Pilneser, raja negeri Asyur, kepadanya, hanya bukan membantu dia, melainkan menyesakkannya. 28:21 Walaupun Ahas merampas barang-barang dari rumah TUHAN, dari rumah raja dan dari rumah-rumah para pemimpin dan menyerahkan semua itu kepada raja negeri Asyur, namun perbuatannya itu tidak menguntungkan dia. 28:22 Dalam keadaan terdesak itu raja Ahas ini, malah semakin berubah setia terhadap TUHAN. 28:23 Ia mempersembahkan korban kepada para allah orang Damsyik yang telah mengalahkan dia. Pikirnya: "Yang membantu raja-raja orang Aram adalah para allah mereka; kepada merekalah aku akan mempersembahkan korban, supaya mereka membantu aku juga." Tetapi allah-allah itulah yang menjadi sebab keruntuhan bagi dia dan bersama-sama dengan dia bagi seluruh Israel. 28:24 Ahas mengumpulkan perkakas-perkakas rumah Allah dan menghancurkannya. Ia menutup pintu rumah TUHAN, lalu membuat mezbah-mezbah bagi dirinya di segenap penjuru Yerusalem. 28:25 Di tiap-tiap kota di Yehuda ia membuat bukit-bukit pengorbanan untuk membakar korban bagi allah lain. Dengan demikian ia menyakiti hati TUHAN, Allah nenek moyangnya. 28:26 Selebihnya dari riwayatnya dan seluruh tingkah langkahnya, dari awal sampai akhir, sesungguhnya semuanya itu tertulis dalam kitab raja-raja Yehuda dan Israel. 28:27 Kemudian Ahas mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangnya, dan dikuburkan di dalam kota, di Yerusalem; tetapi ia tidak dibawa ke pekuburan raja-raja Israel. Maka Hizkia, anaknya, menjadi raja menggantikan dia.
Raja Ahas terdesak malah berubah setia dan menyakiti hati TUHAN dengan tindakannya yang menyembah berhala. Akhirnya ia diserang oleh orang Filistin.
Apa sikap kita pada waktu terdesak:
1. Diam dan berdoa
- Jangan banyak bicara, jangan sibuk sendiri, jangan panik.
- Introspeksi diri, carilah kesalahan diri kita sendiri.
- Datang kepada Allah, mintalah ampun atas kesalahan kita.
- Diamlah dan berdoa - mintalah kebijaksanaan Allah.
- Gantungkan harapan kita.
2. Cari kehendak Allah
- Cari makna dari kejadian yang kita alami itu. Bisa jadi itu cara Tuhan mendewasakan kita dan membawa kita kepada kemuliaan Allah.
3. Bangun Iman kita di dalam Firman Tuhan
- Buang segala pikiran negatif. Taklukkan pikiran kita untuk memikirkan yang indah, yang benar, yang manis dan memuliakan Allah.
4. Sabar dan berserah
- Kita tidak bisa berbuat apa-apa, hanya kita sabar dan berserah kepada Kuasa Allah.
- Ingatlah kisah Yusuf waktu ia dituduh dan difitnah istri Potifar. Ia tidak protes dan tidak panik. Ia sabar dan berserah walaupun harus dipenjara.
- Mari kita sadari ada Tuhan Gunung Batu kita yang tidak akan goyah. Ia tinggal tetap di sisi kita, jadi buat apa kita takut. Allah Pembela kita.
Amin.
0 comments:
Posting Komentar