24 Oktober 2022

23 Oktober 2022

Jangan melupakan Tuhan dalam perencanaan

Lukas 14:28-32 (TB)
28 Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran biayanya, kalau-kalau cukup uangnya untuk menyelesaikan pekerjaan itu? 29 Supaya jikalau ia sudah meletakkan dasarnya dan tidak dapat menyelesaikannya, jangan-jangan semua orang yang melihatnya, mengejek dia, 30 sambil berkata: Orang itu mulai mendirikan, tetapi ia tidak sanggup menyelesaikannya. 

31 Atau, raja manakah yang kalau mau pergi berperang melawan raja lain tidak duduk dahulu untuk mempertimbangkan, apakah dengan sepuluh ribu orang ia sanggup menghadapi lawan yang mendatanginya dengan dua puluh ribu orang? 32 Jikalau tidak, ia akan mengirim utusan selama musuh itu masih jauh untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Yakobus 4:13-17 (TB)

13 Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung", 14 sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap. 

15 Sebenarnya kamu harus berkata: "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." 16 Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah. 

17 Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa. 

Dalam dunia pekerjaan, bisnis, marketplace, professional, politik, sport, atau apapun aktivitas yang kita ikuti, semuanya harus diawali dengan suatu Persiapan yang matang.

"Gagal merencana berarti merencanakan untuk gagal"

Ayat bacaan di atas, menggambarkan suatu contoh seseorang yang sedang memulai Perdagangannya untuk mencari untung. Perkataan orang itu ternyata dianggap keliru. Seseorang harus selalu mengatakan, "Jika Tuhan Menghendaki..." di awal pekerjaannya.

Perencanaan yang baik harus didasari atas beberapa hal sebagai berikut:

1. Berdoa minta petunjuk Tuhan dalam merencanakan

  • Seseorang yang memulai dengan doa, itu berarti sudah berada di jalur jalan yang benar. 
  • Nantikan jawaban Tuhan dengan mengucap syukur atas petunjuk yang sudah diberikan-Nya, walaupun belum dinyatakan kepada kita.
  • Bacalah firman Tuhan yang menjadi senjata buat setiap orang dalam melawan kuasa kegelapan.
  • Pujilah Tuhan atas segala perkara dahsyat yang sudah diperbuat-Nya.

2. Membuat perhitungan akan segala risiko yang mungkin terjadi selama pekerjaan kita lakukan

  • Pekerjaan selalu mengandung risiko. Ada yang berdampak kecil dan berdampak besar. Ada yang sering terjadi ada yang jarang terjadi.

  • Risiko-risiko yang mungkin terjadi ini harus kita bawa kepada Tuhan, agar Ia yang mengelola sehingga tidak menimbulkan kerugian.

3. Memikirkan mana aktivitas kita yang merupakan "Jalur Kritis" yang tidak boleh ditunda dalam pekerjaan kita

  • Setiap Pekerjaan terdiri dari banyak aktivitas, yang di antaranya ada yang merupakan "jalur kritis", yaitu aktivitas yang tidak boleh ditunda atau terlambat. Jika terjadi penundaan atau keterlambatan mulai/selesai pasti akan menyebabkan seluruh rangkaian pekerjaan, akan terlambat.
  • Jalur Kritis itu harus di jaga dan dijadikan prioritas fokus kita. Mohonlah kepada Tuhan agar disingkirkan segala hal yang bisa menjadi Distraksi perhatian kita sehingga tidak fokus pada hal yang menjadi prioritas itu.
  • Prediksi segala hal yang bisa menjadi penghalang bagi Jalur Kritis, setelah itu Mintalah Hikmat Tuhan supaya bisa mencari solusi atas permasalahan yang bisa timbul itu.

4. Tetapkan standar minimum kualitas hasil pekerjaan kita

  • Buatlah suatu gambaran/deskripsi ideal mengenai hasil dari setiap aktivitas yang dilaksanakan selama kita melakukan pekerjaan yang kita rencanakan itu. 
  • Mintalah kepada Tuhan agar diberi pengetahuan dan hikmat dalam menetapkan standar minimum penyerahan hasil tersebut. Bertindaklah tegas dalam membuat aturan-aturan, serta menetapkan sanksi terhadap setiap pelanggarannya.
  • Kita diciptakan untuk melakukan perbuatan baik bagi orang lain, bukan sekedar melakukan sesuatu sekedarnya. Jadi sesungguhnya kehendak Allah, ialah bahwa hasil pekerjaan kita harus yang paling baik yang bisa kita hasilkan, tidak boleh setengah-setengah. 

5. Mencari keuntungan bersama bukan keuntungan diri sendiri

  • Allah kita mau kita bisa bersinergi dengan lawan bisnis kita, bukan berkompetisi. Saling merangkul dan berjuang bagi suatu tujuan yang lebih besar, yaitu meraih sukses bersama. Win-win, bukan win-lose.
  • Jadikan lah kasih sebagai standar kita berinteraksi dengan mitra kerja dan lawan bisnis kita, sehingga tercipta budaya saling mempercayai dan bisa dipercaya.
  • Ciptakan suasana bekerja yang saling mengasihi dan saling mendukung satu sama lainnya, sehingga kekurangan yang satu ditutupi oleh kelebihan yang lainnya
Kolose 3:22-24 (TB)
22 Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus hati karena takut akan Tuhan. 23 Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia. 24 Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus adalah tuan dan kamu hamba-Nya.

Kesimpulan:
Lakukanlah perencanaan yang matang berdasarkan Hikmat Allah, bukan berdasarkan Hikmat manusia, karena Allah lah yang akan meluruskan jalan kita di depan, bukan manusia.

 

0 comments:

Posting Komentar