08 Oktober 2022

08 Oktober 2022

Berdukacita
Salah satu rencana rancangan bahkan kerinduan Iblis adalah kehilangan sukacita alias dukacita. Orangtua, Anak, Istri Suami, atasan, bawahan dsb. Iblis taruh juga dalam pelayanan. Orang mulai malas melayani. Hidup penuh bersungut sungut. Dokter, Insinyur, Pengacara dsb hidup berdukacita. 



Orang yang berdukacita akan mengalami:

1. Sulit Kreatif

Orang yang hidup bersukacita, cenderung idenya banyak. Oleh karena itu, hidup ini harus bersukacita sehingga bisa dipenuhi ide-ide kreatif. 
Dalam berbisnis harus kreatif agar bisa survive. Ibu rumah tangga saja harus punya daya kreativitas yang tinggi, agar suasana rumah menyenangkan. 
Iblis tujuan utamanya menghilangkan sukacita, yang adalah syarat utama Kreativitas.

2. Sulit bersyukur

Orang yang dikuasai dukacita apa saja bisa buat dia kesal. Bahkan berkat Tuhan pun sulit untuk ia syukuri. Dukacita yang berlarut-larut membuat seseorang selalu complain, tidak bisa melihat sisi baik dari apapun. Ini demotivasi yang diinginkan iblis. 

3. Merasa Tertekan

Seorang yang kehilangan sukacitanya, hidupnya akan merasa tertekan. Jika seseorang tertekan, maka ia akan sulit fokus pada apa saja yang ia lakukan, sehingga langkahnya banyak keliru dan ujungnya akan hidup penuh kekhawatiran terus-menerus. Iblis lah yang membuat seseorang merasa tertekan, ia intimidasi, ia buat posisinya terjepit dsb.

4. Sulit beriman

Iman adalah suatu modal utama dalam bersukacita. Orang yang beriman tidak terpengaruh oleh kegagalan, tidak terpengaruh oleh kehidupan yang buruk. Mengapa demikian? Kristuslah satu-satunya sumber sukacita abadi dalam kehidupannya.
Jadi jika seseorang itu percaya dalam hatinya bahwa Kristus sudah memerdekakan hidupnya dari maut, maka ia senantiasa akan hidup bersukacita, karena ia memiliki pengharapan yang tidak mengecewakan. 

Hari ini harinya Tuhan bag ke 8 
Program ke 

"Berdukacita" 

Berdukacita adalah situasi di mana seseorang kecewa, karena Realisasi tidak sesuai dengan Rencana. Ia bisa bersukacita, jika rencananya bisa terealisasi dengan sukses. Ia lupa, bahwa sukacita bukan hasil dari keberhasilan. Sukacita bisa menghasilkan keberhasilan.
Sukacita itu asalnya dari Tuhan bukan dari diri kita sendiri. Mau orang itu sukses atau gagal, jika harapannya diletakkan pada Tuhan, maka hidupnya akan selalu bersukacita. 
Ia tidak pernah mengeluh karena pekerjaannya yang berat, ia tahunya hanya bersyukur masih punya pekerjaan. Ia tidak akan bertengkar dengan orang lain, karena ia tahu orang sukses itu bukan karena usahanya, melainkan pemberian Tuhan. Ia sadar bahwa sukacita itu kunci sukses melaksanakan segala perkara. 

Kejadian 42:35-38 (TB)
35 Ketika mereka mengosongkan karungnya, tampaklah ada pundi-pundi uang masing-masing dalam karungnya; dan ketika mereka beserta ayah mereka melihat pundi-pundi uang itu, ketakutanlah mereka.
36 Dan Yakub, ayah mereka, berkata kepadanya: "Kamu membuat aku kehilangan anak-anakku: Yusuf tidak ada lagi, dan Simeon tidak ada lagi, sekarang Benyamin pun hendak kamu bawa juga. Aku inilah yang menanggung segala-galanya itu!" 
37 Lalu berkatalah Ruben kepada ayahnya: "Kedua anakku laki-laki boleh engkau bunuh, jika ia tidak kubawa kepadamu; serahkanlah dia ke dalam tanganku, maka dia akan kubawa kembali kepadamu."
38 Tetapi jawabnya: "Anakku itu tidak akan pergi ke sana bersama-sama dengan kamu, sebab kakaknya telah mati dan hanya dialah yang tinggal; jika dia ditimpa kecelakaan di jalan yang akan kamu tempuh, maka tentulah kamu akan menyebabkan aku yang ubanan ini turun ke dunia orang mati karena dukacita."

Dari topik bacaan di atas, kita ketahui bahwa Yakub khawatir.  Yakub bisa mati karena dukacita kalau kehilangan lagi anaknya. Ia sesungguhnya sudah tidak percaya lagi pada anak-anaknya. 

Dalam kehidupan kita pun demikian, di tengah masalah sekalipun kita tidak mau hidup berdukacita. Kita mau masalah terjadi tapi sukacita harus tetap ada.

Bagaimana bebas dari dukacita dan mendapat sukacita illahi:

1. Mengetahui Rancangan Allah yang Indah

Roma 8:28 (TB)  Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.

Yeremia 29:11-14 (TB)
11 Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
12 Dan apabila kamu berseru dan datang untuk berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mendengarkan kamu; 
13 apabila kamu mencari Aku, kamu akan menemukan Aku; apabila kamu menanyakan Aku dengan segenap hati,  
14 Aku akan memberi kamu menemukan Aku, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan memulihkan keadaanmu dan akan mengumpulkan kamu dari antara segala bangsa dan dari segala tempat ke mana kamu telah Kucerai-beraikan, demikianlah firman TUHAN, dan Aku akan mengembalikan kamu ke tempat yang dari mana Aku telah membuang kamu. — 

2. Memandang Salib Kristus 

Pandanglah Salib Kristus, di salib itu ada kepastian bahwa Kristus sudah selesaikan semuanya. Segala dosa kita, penyakit kita, masalah kita, segala penderitaan kita, sudah ditanggungnya. 
Di salib itu ada Janji Allah bahwa Ia memberikan hanya yang terbaik buat kita. 

3. Sadar akan pemeliharaan Allah bagi kita

Dalam menjalani kehidupan ini, Allah menjaga kita senantiasa. Baik melewati padang rumput hijau yang indah dan tenteram, maupun melewati danau dengan badai yang penuh kengerian, Allah tetap ada di dekat kita. Allah beserta dengan kita. "Immanuel".

4. Kita tolak segala beban yang diberikan iblis

Iblis memusuhi Allah dengan cara membuat Tuhan sedih. Jika kita yang bersukacita bisa dicuri sukacitanya, maka iblis akan senang. Jadi sasaran pertama adalah kita harus berbeban berat dalam hidup, sehingga sulit untuk bersukacita. 
Sadari kondisi ini, bukan darah dan daging lawan kita, iblis lah lawan kita. Oleh karena itu tunduklah kepada Allah, dan tolaklah segala upaya penjajahan iblis dalam hidup kita. 
Bersukacita lah senantiasa dengan menjaga kehidupan kita bersih dan hiduplah melekat pada Allah. 

Amin. 

0 comments:

Posting Komentar