19 September 2022
Serangan terbesar iblis terhadap sebuah keluarga, adalah membuat persoalan Mertua dengan Menantunya. Masalah mungkin biasa saja, tapi mertua menambah masalah sehingga besar. Inilah karya iblis menghancurkan keluarga.
Apa peranan mertua dalam menghancurkan keluarga anaknya:
1. Memisahkan cinta anak dan menantunya
Ibu mertua yang cemburu kepada menantunya. Ia mau anaknya tetap menghormati dan mencintai ibunya sama seperti waktu masih kecil, sehingga ia berkata bahwa istri anaknya itu tetap orang lain. Tidak ada mantan anak, yang bisa adalah mantan istri. Akhirnya malah mertua menjadi jahat dengan memisahkan cinta anak dan menantunya. Iblis lah yang sesungguhnya sedang bekerja.
2. Mertua turut campur atas keluarga anaknya
Mertua ikut mengatur-atur rumah tangga anaknya, mengubah semua yang sudah diatur oleh istri anaknya. Ini menyakiti hati menantunya. Bahkan Kritikan dan cemoohan yang keluar dari mulut mertua kepada anaknya, terus membuat istri menjadi membenci suaminya.
Orangtua yang sudah menikahkan anaknya, sudah tidak punya hak lagi dalam keluarga anaknya dan menantunya. Orangtua hanya boleh menjadi pembimbing sebagai pengarah, jika diperlukan.
3. Mertua memanas-manasi suasana
Misalnya kandungan menantunya lemah, sulit punya anak, mertua malahan memanas-manasi suasana keluarga anaknya, agar anaknya menceraikan saja mumpung masih muda. Ini kan seperti orang kerasukan setan. Orang sudah sedih malahan ditambahi lagi dengan kesedihan lainnya.
4. Mertua menuntut perhatian anaknya, termasuk menuntut keuangan
Keluarga anak dan menantu dituntut harus memperhatikan lebih orangtuanya, anak jadi tidak punya lagi privacy, karena semuanya diatur oleh mertuanya.
Sesungguhnya orangtua boleh saja memperhatikan keluarga anaknya, tapi tidak boleh ikut campur, apalagi memberati keluarga anaknya.
Hari ini harinya Tuhan bag ke 8
Program ke
Keluaran 4:18-23 (TB)
18 Lalu Musa kembali kepada mertuanya Yitro serta berkata kepadanya: "Izinkanlah kiranya aku kembali kepada saudara-saudaraku, yang ada di Mesir, untuk melihat apakah mereka masih hidup." Yitro berkata kepada Musa: *"Pergilah dengan selamat."*
19 Adapun TUHAN sudah berfirman kepada Musa di Midian: "Kembalilah ke Mesir, sebab semua orang yang ingin mencabut nyawamu telah mati."
20 Kemudian Musa mengajak isteri dan anak-anaknya lelaki, lalu menaikkan mereka ke atas keledai dan ia kembali ke tanah Mesir; dan tongkat Allah itu dipegangnya di tangannya.
21 Firman TUHAN kepada Musa: "Pada waktu engkau hendak kembali ini ke Mesir, ingatlah, supaya segala mujizat yang telah Kuserahkan ke dalam tanganmu, kauperbuat di depan Firaun. Tetapi Aku akan mengeraskan hatinya, sehingga ia tidak membiarkan bangsa itu pergi.
22 Maka engkau harus berkata kepada Firaun: Beginilah firman TUHAN: Israel ialah anak-Ku, anak-Ku yang sulung;
23 sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi, supaya ia beribadah kepada-Ku; tetapi jika engkau menolak membiarkannya pergi, maka Aku akan membunuh anakmu, anakmu yang sulung."
Dari bacaan di atas, bisa kita lihat bahwa sesuai perintah Allah, Musa berniat membawa istrinya, yaitu anak dari Yitro, untuk kembali ke Mesir. Yitro tidak menjadi khawatir dan tetap merelakan Musa pergi, bahkan mendoakan mereka.
Inilah hubungan yang baik antara Mertua dengan Menantunya.
Bagaimana hubungan yang indah antara mertua dan menantunya:
1. Mertua memberi tuntunan dan bimbingan, Jika diminta saja
Kalau ada kekhawatiran terhadap sesuatu di dalam keluarga anaknya, bukan ikut campur, tetapi seharusnya mendoakan saja.
2. Komunikasi antara Mertua dan menantu harus saling terbuka dan manis
Biarlah ada hubungan yang harmonis antara mertua dengan menantunya. Jangan ada prasangka atau praduga yang terjadi di antara keduanya. Komunikasi harus berjalan dengan terbuka dan manis.
3. Mertua tidak boleh membedakan anak dengan menantunya
Menantu tidak beda dengan anaknya, pada waktu sudah menikah. Apa yang sudah dipersatukan Tuhan tidak boleh dipisahkan manusia.
4. Mertua harus menyejukkan dan menenteramkan keluarga anaknya
Mertua harus membawa damai bagi keluarga anaknya. Orang yang membawa Damai, layak disebut sebagai anak Allah. Biarlah keluarga anaknya menjadi sukacita dan Damai.
Amin
0 comments:
Posting Komentar