11 September 2022

11 September 2022


Merayakan Tuhan itu wujudnya:

1. Saling Melayani - setelah diselamatkan dari dosa yang membawa maut, sesoeang harus melayani satu sama lainnya. Berkorban demi orang lain, itu wujud perubahan hidup kita. Jika sudah diselamatkan tapi tidak mau melayani, namanya tidak tahu terimakasih. 

2. Menjaga kekudusan - Orang Percaya harus melayani Tuhan dan mendekat pada Tuhan. Syarat mendekat Tuhan adalah hidup dalam kekudusan. Tidak ada orang yang bisa mendekat kepada Tuhan, jika tidak kudus. Jika tidak bisa mendekat kepada Tuhan, maka iblis lah yang akan mendekat. 

3. Schedule - Setiap umat Tuhan yang sudah ditebus, harus mengatur waktunya untuk bisa berkumpul di dalam persekutuan keluarga anak-anak Tuhan. Demikian juga dengan keluarga inti, maka setiap orang harus bisa mengatur waktunya dengan baik. Jangan sampai, giat melayani di luar rumah, tapi tidak pernah punya waktu untuk bercengkerama dengan keluarga. 

Bagaimana melayani Tuhan:
Mat 20 - Para murid Yesus berebut posisi tertinggi. 
Yang terbesar adalah pelayan yang lain. Pelayanan harus masuk ke semua area. 
Ada yang di Gereja Khotbah, di rumah tidak mau melayani. Padahal Tuhan Yesus datang ke dunia masih mau melayani manusia, masakan kita tidak mau melayani?

Melayani adalah Perayaan

Kisah Para Rasul 16:27-34 (TB)
27 Ketika kepala penjara itu terjaga dari tidurnya dan melihat pintu-pintu penjara terbuka, ia menghunus pedangnya hendak membunuh diri, karena ia menyangka, bahwa orang-orang hukuman itu telah melarikan diri.
28 Tetapi Paulus berseru dengan suara nyaring, katanya: "Jangan celakakan dirimu, sebab kami semuanya masih ada di sini!"
29 Kepala penjara itu menyuruh membawa suluh, lalu berlari masuk dan dengan gemetar tersungkurlah ia di depan Paulus dan Silas.
30 Ia mengantar mereka ke luar, sambil berkata: "Tuan-tuan, apakah yang harus aku perbuat, supaya aku selamat?" 
31 Jawab mereka: "Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu." 
32 Lalu mereka memberitakan firman Tuhan kepadanya dan kepada semua orang yang ada di rumahnya. 
33 Pada jam itu juga kepala penjara itu membawa mereka dan membasuh bilur mereka. Seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis.
34 Lalu ia membawa mereka ke rumahnya dan menghidangkan makanan kepada mereka. Dan ia sangat bergembira, bahwa ia dan seisi rumahnya telah menjadi percaya kepada Allah.

Ada suatu kegirangan di keluarga kepala penjara, ia mendapat keselamatan dari Tuhan. Ia dan seisi rumahnya diselamatkan-Nya. Tindakan kegembiraan itu, diwujudkannya dengan melayani sesamanya (ay. 33).

Kesaksian:
Ada martir orang yang dibunuh di daerah Padang Sumatera Barat, sebagai pemberita injil. Mengerikan memang. Tapi melayani Tuhan bisa sampai begitu, harus mengalami perjumpaan pribadi dengan Yesus. 

Paulus dan Silas di Filipi. Filipi adalah kota yg banyak perantaunya. Orang-orang itu sangat terbuka pemikirannya. Timotius pun belum disunat, karena ia keturunan Yunani. Ia perlu disunat karena supaya ia bisa diterima di semua tempat. 

Ada kejadian yang mengubah hidup kepala penjara:
1. Gempa
2. Perjumpaan
3. Perubahan hidup

Satu keluarga kepala penjara itu diubah kan menjadi orang percaya. Itu karena ia mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan secara pribadi. 

Banyak juga orang yang melayani Tuhan tapi tidak berjumpa dengan Tuhan, namun lama kelamaan akan mundur. Perjumpaan dengan Kristus mutlak perlu dalam kehidupan seseorang. Kita tidak bisa mengubahkan hidup orang lain. Kita hanya bisa mendoakannya. 

Kelembutan hati juga adalah suatu sisi baru dari seseorang yang berjumpa dengan Tuhan secara pribadi. Orang yang mengasihi Tuhan, hatinya pasti lemah lembut. Lemah lembut berbeda dengan tidak tegas atau lemah. Lemah lembut itu sesungguhnya punya kuasa penuh untuk menyerang tapi tidak dilakukan.
Musa di hadapan Allah adalah orang yang lemah lembut. Tidak ada orang yang lebih lemah lembut dari Musa. Namun Musa di awalnya adalah orang yang keras juga. Perlu 40 tahun melembutkan hati Musa. Bangsa Israel banyak kali menghina dan menghujat Musa, tapi pada akhirnya ia menjadi lemah lembut juga.

Kadang-kadang kita mengalami krisis yang terjadi dalam keseharian kita. Masalah, problem, musibah, bencana, kerugian dsb, akibatkan kita menjadi orang yang sangat berhati-hati dan cenderung kompromi dengan cara-cara yang menyimpang dari kebenaran.

Mengalami perjumpaan dengan Tuhan mengubah kehidupan seseorang. Tuhan bisa menjadikan kita umat-Nya yang dahsyat. Jangan melayani Tuhan karena kebiasaan tapi melayani karena merayakan Yesus yang diam di dalam kita. Kita bersyukur karena pekerjaan ajaib yang terjadi di dalam hidup kita. 

Amin. 




0 comments:

Posting Komentar